Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna
Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.
Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?
kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.
Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
" Bukankah Ayah memberikan hukuman nya selama satu Minggu" ucap dokter Alamsyah tegas.
" Betul Yah..tapi saya sangat ingin bertemu Syifa,maaf karena saya sudah melanggar hukum dari Ayah" jawab Gerald pelan,dua pria beda generasi itu sedang berada di taman samping kediaman dokter Alamsyah.
" Mudah sekali bagi kamu melanggar janji dan meminta maaf ya, membuat saya ragu untuk melepaskan putri saya untuk bersama kamu, bagaimana jika ternyata nanti kamu menyakitinya,bisa jadi kamu akan membohongi nya dan meminta maaf saat ketahuan" ucap dokter Alamsyah tegas.
" Tolong beri saya kepercayaan untuk bersama putri Ayah,sebisa mungkin saya akan berusaha untuk membahagiakan istri saya, menjadikannya sebagai prioritas utama saya" jawab Gerald yakin.
" Saya pegang kata-kata kamu barusan,ingat.. Seorang laki-laki yang di pegang kata-kata nya, jadi jika suatu saat nanti ayah mendengar kamu menyakitinya maka ayah akan ambil dia kembali dari kamu,apapun caranya " ucap dokter Alamsyah.
" Sebisa mungkin saya akan berusaha untuk tidak membuat Ayah kecewa" jawab Gerald tegas, keduanya ngobrol dengan suasana sedikit tegang, layaknya sedang bernegosiasi dengan rekan kerja,dan Tak perlu di ragukan lagi sikap Gerald yang memang terkenal memiliki kemampuan dalam ber negosiasi.
" Masuk lah, sudah larut .. jangan sampai kamu tak di izinkan masuk kamar oleh Syifa" ucap dokter Alamsyah dengan nada dingin,namun terdengar sedikit meledek sang menantu.
" Ia Yah...saya izin ke dalam dan maaf jika saya membuat Ayah kecewa karena tidak menjalankan hukuman saya seperti apa yang Ayah tetapkan" ucap Gerald tenang.
" Hem... pergilah" ucap dokter Alamsyah dengan suara sedikit bergumam, interaksi keduanya tak luput dari perhatian bunda Almira, beliau memantau dari kejauhan sejak awal pria beda generasi itu berbicara.
Gerald meninggalkan taman, melangkah menuju tangga agar bisa mencapai kamar Syifa, walau merasa canggung dan sedikit berdebar, Gerald berusaha untuk tetap tenang, memang ini bukan pertama mereka berada dalam satu kamar,tapi yang membuat Gerald berdebar karena saat ini mereka sedang berada di kediaman kedua orang tua Syifa, Gerald takut jika Syifa akan menolak satu kamar dengan nya.
Tok tok tok
" Fa...kamu di dalam?" tanya Gerald dengan suara rendah,takut akan ada yang mendengar ucapan nya.
" Masuk aja kak..ga di kunci" jawab Syifa lembut dari dalam kamarnya.
Gerald menghembuskan nafas lega saat mendengar suara sang istri dari dalam, setelah merasa cukup tenang, Gerald memutuskan untuk segera masuk, menekan pelan handle pintu dan sedikit melongok kan kepalanya sebelum benar-benar masuk.
" Kok belum tidur?" tanya Gerald saat melihat Syifa yang terlihat sedang asyik dengan laptopnya seraya duduk di kursi meja belajar nya.
" Lagi beresin tugas ini, sedikit lagi" jawab Syifa lembut, matanya masih terlihat fokus pada layar laptop nya.
" Tugas apaan?" tanya Gerald, langkahnya mendekati Syifa.
"Ini lagi buat rekap nilai magang" jawab Syifa apa adanya.
" Butuh bantuan? emang siapa yang akan kasih kamu nilai di kantor?" tanya Gerald.
" Udah selesai kok,cuma tinggal di rapikan aja, untuk kami bertiga ya pak Ferdy yang akan memberikan kami nilai,kan mentor kami beliau " jawab Syifa.
" Sudah...besok aja di lanjutin lagi, sekarang istirahat " perintah Gerald tegas.
" Nanggung kak,kakak tidur duluan aja, kalau sudah ngantuk " jawab Syifa.
" Kamu mau tidur terpisah dengan saya ya?" tanya Gerald menuduh.
" Terserah kakak maunya gimana,Fa ngikut,tapi kalau untuk pisah kamar..maaf Fa ga bisa,Fa ga mau mengecewakan ayah sama bunda jika tau pernikahan kita ga seperti orang-orang " jawab Syifa pelan.
" Kamu yakin, terserah aku? " Tanya Gerald memastikan dan di jawab anggukan kepala oleh Syifa.
" Aku mau kita tidur seranjang layaknya pasangan suami istri lainnya,aku juga ingin kita ulangi kedekatan kita seperti dulu" jawab Gerald yakin.
" Maksudnya? emang kita dulu seperti apa? Biasa aja deh kayaknya " jawab Syifa polos.
" Kisah kita belum usai Nasyifa Zahira...aku ingin kita melanjutkan kisah kita " ucap Gerald tegas.
" Di antara kita ga pernah ada kisah spesial kak,kita ga lebih dari teman dulu, layaknya yang lain" jawab Syifa mempertegas hubungan mereka dahulu.
" Ok...itu artinya mulai malam ini akan kita ukir kisah diantara kita" putus Gerald tegas.
" Hah?" tanya Syifa polos.
" Udah.. jangan kebanyakan nanya, sekarang ayo tidur" ucap Gerald santai.
" Nanggung kak,ini tinggal di save aja kok" jawab Syifa seraya tangannya lincah menari di atas keyboard laptop nya.
" Five minutes" jawab Gerald tegas,tak menjawab.. Syifa hanya mengangguk patuh.
Sedangkan Gerald tampak berdecak geram,ia memutuskan untuk membersihkan wajah nya ke kamar mandi, hingga beberapa menit kemudian ia keluar dengan wajah yang terlihat lebih segar di sertai rambut bagian depan nya terlihat sedikit basah.
Gerald melangkah menuju sofa yang terdapat di dalam kamar Syifa,ia meraih sesuatu yang terdapat dalam paper bag,sore tadi ia meminta pada Dewa agar mengantarkan nya beberapa pakaian ganti dan juga pakaian formal untuk ia ke kantor,tak lupa beberapa pakaian Santai untuk tidur.
" Kakak bawa baju? Kok dari tadi ga kelihatan?" tanya Syifa heran,sejak tadi ia tidak begitu perhatian bahwa ada sebuah paper bag yang terletak di atas sofa kamar miliknya.
" Sore tadi Dewa yang antar" jawab Gerald santai.
" Oh..kok Fa ga tau ya" gumam Syifa pelan.
" Emang nya apa yang kamu tau tentang aku? Bukankah kamu memang ga pernah ingin tau apapun tentang aku" jawab Gerald terdengar sensi.
" Ada kok" bantah Syifa reflek.
" Apa?" tanya Gerald serius.
" Kakak Arogan dan pemaksa" jawab Syifa refleks, membuat ia cepat membekap mulutnya karena sudah berbicara tentang Gerald sesuai apa yang ada dalam pikiran nya.
" Apa? Coba ulangi lagi?" tanya Gerald dingin,mata tajam nya menyorot dalam ke wajah cantik Syifa.
" Ga apa-apa" jawab Syifa cepat,ia menarik cepat selimut menutupi tubuhnya hingga batas leher dan segera memejamkan matanya.
Gerald tersenyum simpul melihat tingkah kekanakan Syifa " Kenapa matanya terpejam? Minta aku cium ya?" goda Gerald dengan suara lembut tepat di telinga Syifa,tangan kekarnya merengkuh kuat tubuh ramping Syifa, membuat gadis cantik itu membeku.
" Kak" ucap Syifa lirih, rasanya ia tak mampu untuk berbicara, tenggorokan nya terasa tercekat saat tangan kekar Gerald bergerak menyentuh hijab instan yang ia pakai.
" Kita suami istri, pernikahan kita sah secara hukum dan Agama,lalu kenapa kamu masih memakai hijab saat hanya ada kita berdua seperti ini?" tanya Gerald lembut.
" I-itu karena Fa belum terbiasa dengan kakak " jawab Syifa gugup.
" Maka biasakan,aku mau saat hanya ada kita berdua kamu lepas hijab kamu" perintah Gerald tegas.
" Ta-tapi.."
" Kamu tau aku ga suka penolakan Nasyifa?" tanya Gerald dan Syifa terdiam" kamu paham kan maksud aku? Hem?" tanya Gerald dengan nada dingin.
" I-ia maaf " jawab Syifa lembut,tangan kanannya bergerak menuju kepala dan dengan perlahan walaupun sedikit ragu, Syifa menarik hijab instan yang ia pakai dan meletakkan nya di atas Nakas dan dengan refleks menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Deg...
Jantung Gerald seakan berhenti berdetak saat melihat rambut indah Syifa,rambut panjang yang terlihat begitu halus dan indah,aroma shampo menguar menciptakan ketenangan saat Gerald menghirup nya, sedangkan Syifa masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
' Subhanallah..dia begitu cantik Tuhan.. izinkan ia hanya menjadi milikku ' batin Gerald seraya terus menatap Syifa yang masih menutup wajahnya.
" Buka" perintah Gerald pelan.
" Apanya? Fa malu kak" tanya Syifa polos.
" Tangan kamu pindahin dari situ, emang mau buka apa lagi?" jawab Gerald.
" Malu " cicit Syifa pelan.
Tak berkata apapun, Gerald kembali meraih tubuh indah Syifa memeluk nya erat, puncak hidungnya terus menghirup aroma lembut dari rambut panjang Syifa, matanya terpejam menikmati betapa ia merasakan ketenangan luar biasa saat berada di posisi sedekat ini dengan sang istri.
" Tidurlah" putus Gerald lembut, sebelah tangan nya mengusap lembut punggung Syifa berusaha memberikan perasaan nyaman pada Syifa,agar gadis polos tak terlalu merasa tegang saat posisi mereka sedekat itu.
Tak menjawab, Gerald bisa merasakan anggukan kepala Syifa yang tengah menempel di dada bidangnya.
" Maaf.. karena keegoisan ku yang tak mau bertanya terlebih dahulu malah membuat kamu sedih dulu dan bahkan menyakiti perasaan kamu saat pertemuan pertama kita di kantor" pinta Gerald lembut.
Lagi-lagi Syifa hanya mengangguk, sebelah tangan nya refleks tergerak dan membalas pelukan Gerald, membuat Gerald tersenyum tipis.
Keduanya terdiam dalam pikiran masing-masing,entah apa yang sedang mereka pikirkan, dan akhirnya kedua insan muda itu tertidur hingga suara panggilan dari salah satu Masjid terdekat dengan kompleks perumahan kedua orang tua Syifa membangunkan nya.
Syifa mengerjap kan matanya mencoba menyesuaikan dengan cahaya temaram lampu kamarnya,ia mengangkat wajahnya menatap wajah tampan Gerald yang terlihat masih tertidur pulas, tangan nya masih erat memeluk pinggang ramping Syifa.
" Morning my wife" sapa Gerald dengan suara serak khas bangun tidur.
" Pa-pagi" jawab Syifa gugup,ia merasa sangat malu karena lagi-lagi tertangkap sedang menatap wajah tampan Gerald.
Cup
Gerald mengecup dalam kening Syifa dengan mata terpejam, membuat Syifa reflek ikut memejamkan matanya dan tangan nya juga reflek meremas kuat baju kaos Gerald bagian depan.
" I love you" bisik Gerald lembut di telinga Syifa, membuat Syifa semakin gugup.
" Fa-fa mau Shalat kak" ucap Syifa lirih seraya sedikit menggeliat berusaha untuk melepaskan diri dari dekapan sang suami.
" Jangan terlalu banyak gerak yank...kamu membangunkan nya" ucap Gerald lirih.
" Hah..si-siapa?" tanya Syifa polos, ia bingung seraya menatap sekeliling mencari sesuatu.
" Adik kecil ku" bisik Gerald pelan.
" Hah..di-dimana?" tanya Syifa polos,ia semakin bingung dengan jawaban Gerald.
" Ayo bangun,mau aku bantu mandi?" tanya Gerald dengan nada menggoda.
" Ga, Fa mandi sendiri aja" jawab Syifa polos.
" Oh.. Ok " angguk Gerald patuh, tangan nya perlahan melepas pinggang ramping sang istri.
Syifa langsung bergerak menuruni ranjang, tangan nya terampil sedikit merapikan rambut nya dengan jari dan membuat simpul berbentuk sanggul, sehingga menampakkan leher jenjangnya.
Susah payah Gerald menelan saliva nya saat melihat leher putih bersih syifa yang Ter ekspos jelas di depan matanya, syifa yang memakai baju tidur tak berkerah membuat lehernya terlihat begitu jelas,di tambah dengan bajunya yang berwarna biru muda yang terlihat sangat kontras dengan kulit putih bersih nya.
" Shiiit.." umpat Gerald dalam hati,ia merutuki dirinya sendiri yang seakan tak mampu menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya saat melihat Syifa,berbeda dengan saat ia melihat wanita lain yang bahkan terkadang berpenampilan sangat-sangat seksi bahkan vulgar,namun tak satupun dari mereka mampu membangkitkan sisi kelelakian nya.
Yang menjadi fokus nya dan membuyarkan paginya justru terlihat begitu santai, melangkah menuju kamar mandi dan keluar dengan wajah basah hingga terlihat berkali-kali lipat bertambah cantik bercahaya dan seksi pastinya.
" Cepat pakai perlengkapan ibadah kamu Fa" perintah Gerald tegas, dengan nada sedikit keras,membuat Syifa terkesiap.
" Kamu membuat pagi ku kacau" ucap Gerald lagi dengan nada sedikit mendesah.
Syifa sedikit mengernyit heran mendengar ucapan Gerald padanya,ia tak merasa melakukan apapun yang menggangu Gerald,tapi setelah nya ia memilih untuk tidak perduli,dan kembali melanjutkan tujuannya.
" Assalamualaikum warahmatullahi 2x" ucap Syifa lembut seraya melihat ke kiri dan kanan,baru setelahnya ia mengusapkan wajahnya dengan kedua tangannya setelah melantunkan beberapa Doa.
" Kakak ga Shalat?" tanya Syifa lembut setelah ia menyalami takzim tangan Gerald dan mengecupnya.
" Nanti" jawab Gerald asal dan Syifa mengangguk,ia tak ingin bertanya panjang lebar, karena memang tak di wajibkan bagi seorang istri memaksa suaminya untuk beribadah,semua tau bahwa dalam pernikahan suami lah yang membimbing istri, walaupun tak ada larangan bagi istri menasehati suami jika itu untuk kebaikan,namun jika berakibat menimbulkan keributan maka sebaiknya diamkan.
" Kakak mau minum sesuatu?" tanya Syifa pada Gerald setelah ia merapikan perlengkapan ibadah nya dan menyimpannya pada tempatnya.
" Nanti saja,aku mandi dulu" jawab Gerald.
Lagi-lagi Syifa hanya mengangguk patuh, tangan nya cekatan merapikan ranjang setelah Gerald meninggalkan kamar tersebut,dan baru Syifa sadari bahwa asisten pribadi sang tuan muda yang ada di rumah tersebut.
Syifa turun menuju lantai dasar setelah memberanikan diri untuk membuka paper bag yang berisikan pakaian sang suami,Syifa meletakkan pakaian Gerald di atas ranjang lengkap dengan dasi,jas dan bahkan pakai dalam walaupun dengan perasaan tak menentu.