Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 | Mabuk
Saat pisau ingin dilayangkan ke wajah Rio. Rio terhentak menggenggam laju tangan tangan Fina dengan cengkraman super kuat. Membuat tangan satunya yang di samping celana mengepal keras.
"FINA!!" Bentak Rio tajam
Rio memberi gestur kasar pada genggaman tangan nya. hingga pisau yang di pegang Fina terjatuh ke lantai.
"Lu mulai berani kasar ya sama gue" Bentak balik Fina Menatap Rio dengan menindas.
Rahang Rio mengeras membalas tatapan Fina dengan hawa membunuh dalam diri mafia nya.
Pak Ahmad yang di bawah terhentak berlari setelah ada keributan besar menimpa kedua anaknya. Di buntuti oleh Bu Sulastri dan teman polisinya.
"Kalian berdua CUKUP!!" Pak Ahmad murka dengan menampar pipi Rio keras dan membentak Fina untuk kembali ke kamarnya.
Fina membalik kesal dan masuk dengan gebrakan pintu yang keras sampai menggema.
Anisa tiba-tiba di telepon Refina untuk menemani nya seharian penuh. "Oke bestie" Ucap singkat dari Anisa yang menyetujui.
Fina langsung mematikan telepon nya untuk pergi tidur dan melupakan kejadian hari ini.
Di sekolah Anisa izin ke Rio dengan membawa Refina seharian atas permintaan nya, Rio nampak tidak peduli. dia sedang dingin untuk menghindari Fina.
Terlihat saat di sekolah, Fina dan Rio seperti tidak saling mengenal dengan saling membuang muka saat berpapasan.
Rio kesal karena tidak diberi penjelasan apapun mengenai kondisi agresifnya Fina sama ibunya.
Fina kesal karena Rio tiba-tiba kasar padanya.
Anisa mengajak Rio dan Fina ke kantin bareng setelah mereka terlihat lagi tidak akur
"Up to you nis, tolong jaga bayi besar idiot itu untuk gue" Ketus Rio ke Anisa sebal.
"Eh anjing lu ya. Gue bukan bayi besar" Sahut Fina terhentak tak terima.
Anisa menggeleng kepala singkat membawa Fina ke kantin dengan menggandeng nya "CUKUP KALIAN, FIN LU IKUT GUE KE KANTIN"
Disini Rio memilih pergi ke atas rooftop dengan merokok santai sambil melihat gerak-gerik Anwar, melati dan Alvin yang sedang tertawa mencurigakan.
Ketiga orang itu menggosip dengan bisikan tentang berita Rio yang akan di tikam Fina semalam.
"Gila sih! ini gila! gue ga bakal keluar keringat banyak, berkat bantuannya" Anwar semringah senang.
Elma yang menyebar informasi itu. berkat Fina yang sudah kehilangan kendali nya. semalam Fina curhat panjang lebar melalui telepon nya.
Seluruh murid sekolah bahkan sampai tahu gosip itu saat Rio berjalan di ruang koridor sudah seperti artis dadakan yang menjadi pusat perhatian.
Di kantin. Fina yang sudah bersama Anisa Elma dan Nadia tiba-tiba mengajak mereka untuk pergi ke diskotik malam ini.
"Girls gimana? Kita party malam ini" Ucap Fina Menghalu sambil mengangkat gelas yang berisi es Good Day
"Nih bocah kayanya serius" Sahut Elma tajam
"Gue ikut" Tegas Anisa tiba-tiba
"Maaf ya Fin kayanya gue dirumah mau belajar bentar lagi kenaikan kelas" Nadia mengelak
"Gue juga ikut" Kata Elma
"Oke deal. Elma Anisa lu jemput gue nanti dirumah" Tegas Fina dengan senyum jahat nya
Saat malam harinya. Fina yang sehabis berdandan dia memakai outfit seksi nya. Dia keluar kamar sambil melewati Rio di sofa ruang tamu. dengan bergaya centil menyelipkan rambut di telinga sambil memakai kacamata hitamnya.
Rio menatap serius mengarah ke Refina. dia tidak merespon lebih dengan pakaian yang dipakai nya.
Biasanya Rio kepo dengan menanyakan bahkan memarahi nya. Sekarang dia tidak peduli dengan Fina mau kemana.
Elma Dan Anisa yang sudah menunggu di luar rumah. terlihat pakaian mereka tak kalah seksinya dari Refina.
"Are you ready girls!!" Fina memberi komando
"Ready!!" Jawab Anisa dan Elma serempak
Disana Rio yang bersantai sambil melihat film kesayangan nya di balik layar HP. tiba-tiba mendapatkan pesan WhatsApp dari Anisa.
"Tenang saja, Fina akan gue jaga sesuai kemauan mu di sekolah, kamu tetap tenang ya sayang, gue mau nitip pesan juga, selalu jaga perasaan Fina. jangan membuat nya marah lagi, Love you Rio ♡"
Rio mematikan ponsel nya. dia memilih untuk bermain game The Last Of US di console PS 5 kesayangan nya.
Di sisi lain Ketiga gadis itu sudah sampai di tempat club. tampak ruangan penuh dengan lampu disko berkelap kelip.
Suara musik DJ menggema keras di dalam ruangan, mengundang semua orang untuk menggoyangkan badan.
Di lantai dansa. Terlihat ada Tania, Alvin dan Melati yang asik berjoget bersama. Menikmati malam mereka sambil memegang alkohol dan rokok di tangannya.
Anisa menoleh ke arah Refina yang berada di sampingnya, dia sedang minum alkohol berdosis tinggi. yang di ikuti Elma ditengah nya.
BRUK!!
Gelas wine di hentak kasar. "Lagi!!" Kata Fina yang wajahnya sudah terlihat sayu.
"Sudah Fin lu sudah mabuk parah" Anisa menghentak tangan saat Fina mengambil botol alkohol yang akan di ambilnya.
"Belum" Fina menggelengkan kepala dengan tatapan buram dengan badan mulai terhuyung.
"Belum gimana lu sudah teler begitu" Jawab Anisa dengan meraih tubuhnya Fina.
"Lagiii!!" Rancau Elma yang ikut terhuyung.
"Ah kalian ini biasa minum God Day, sok-sokan ngajak minum bir" Omel Anisa sambil mengalungkan tangan kedua gadis itu pada lehernya dan pergi meninggalkan tempat club.
"Mana badan kalian berat-berat semua" Omel nya tajam
"Ahh aku mau terbang ke laut" Gumam Fina tidak jelas dengan pandangan kabur
"Terbang kelaut matamu!!" Jawab keras Anisa.
"Elma Fina Nisa" Tiba-tiba Alvin menghampiri Anisa dengan wajah panik nya.
"Vin tolong gu—" Ucapan Anisa terhenti ketika melihat Melati dan Tania ikut menghampiri nya.
"Biar gue bawa Refina pulang" Sahut Alvin tegas.
Anisa mengangguk singkat sambil membawa Fina ke dalam mobil hitam milik Alvin yang dibawanya.
"Thanks ya Vin" Ucap Anisa singkat.
Tania cuek tentang keberadaan Anisa. Tania memilih untuk masuk mobil bersama Melati dengan dingin saat melewati nya.
Anisa menoleh tajam dengan lirikan sinis nya dan dia mengalungkan kembali tangan Elma yang lagi terkapar ke lehernya. membawanya pulang ke rumah.
Di dalam mobil Alvin melihat wajah cantik nya Refina yang sedang tertidur pulas. Tak lama Fina bangun dan Menghalu parah ingin ke Brazil buat beli seblak ceker.
Melati ingin menjitak kepala Fina cuma di halang oleh Tania "Dah biarin aja Mel, dia mau bilang apa" Katanya tajam.
Refina menyaut "Hah apa, kamu mau ikut ke Dufan?" Katanya sambil menoleh linglung
"MINTA DI BIUS NI ANAK" Sentak Melati yang sudah kesal ingin meluapkan kekesalan nya.
"Sayang sudah sabar, gue tau lu nahan diri ada Refina di dalam mobil" Sentak Alvin yang ada disampingnya
Melati membalikan wajahnya ke depan. dengan menyandarkan pinggangnya ke pelana mobil. Sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Lu cemberut Nambah Cantik" Gombal Alvin ke Melati.
"Ck, buruan telinga gue sudah panas dengar omongan Fina yang ga jelas" Protes melati ga terima.
Mereka bertiga fokus terhening sambil menunggu kereta api lewat sedangkan Fina di dalam mobil melanjutkan omongan halu nya.
Saat melihat kereta api. "Ah itu ada manusia laba-laba lewat"
Saat Tania menyuruh Fina jangan berisik. "Hahahaha kamu mirip kuntilanak terbang"
Saat Fina melihat orang-orang yang ada di motor sambil menunggu kereta lewat "Orang pada mengantri bansos apa ya?, ah kalian aku juga mau ngambil beras"
Tania yang berada disampingnya menahan Fina saat ingin keluar mobil.
Fina Dengan pandangan kaburnya masih bergumam tidak jelas yang membuat Melati muak.
"DIAMMMM!!"
Saat sudah sampai Rumah Fina, Alvin menggendong Fina yang terkapar.
Melati dan Tania memilih untuk menunggunya di dalam mobil.
Pintu diketuk oleh Alvin dan dibuka kan oleh Rio. Mereka saling menatap tajam satu sama lain.
Alvin pergi tanpa berpamitan sedangkan Rio menggendong gadis itu dengan sabar karena omongan nya lagi kacau.
Refina tidak sadar karena yang membawanya itu Rio. Sambil dilepaskan sepatu nya oleh Rio, tiba-tiba Refina berbicara hal nyeleneh
"Papah kenapa si harus menikah sama keluarga hobi membunuh, tadi tuh ibu Lastri yang menceritakan semuanya ke Fina." Kata Fina sambil menggaruk kepalanya seperti monyet dan menoleh linglung dengan pandangan sayu.
Rio Terhentak tajam "Maaf" Jawab Rio yang masih terkontrol emosinya
"Fina juga minta maaf sudah buat papah emosi kemarin" Tiba-tiba Refina memeluk dan mencium pipi Rio yang masih terpengaruh alkohol dalam tubuhnya. Fina mengira Rio adalah papahnya.
Rio mengangguk singkat dengan senyuman. lalu membawa Refina masuk ke dalam kamarnya.
Saat sudah dikamar tiba-tiba Refina yang sudah kehilangan akal mencium bibir Rio dengan brutal "Ah ini nikmat" Dumam nya
Rio masih mengontrol hawa nafsu dan emosinya. "TIDUR!!" titahnya tegas.
Refina memejamkan matanya dan Rio berdecak kesal dengan apa yang dilakukan ibunya. "SUDAH DIBILANG MASALAH ITU DIRAHASIAKAN!!" Gumamnya kesal dengan Rahang mengeras.