“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menulutmu ciapa yang kalah ?
“Siapa kalian, kenapa datang ke rumah kami ! “ seru Mami Tea marah.
“Saya datang kesini untuk mengantar Alaska pulang ! “ sahut Daddy Chandra datar.
“Ooo jadi kamu ayah dari wanita jahat itu ya ! Kalian butuh uang berapa ! Saya bayar ! “ ucap Mami Tea angkuh.
Sementara Araska memeluk erat putranya dengan hangat.
“Maaf, uang kami terlalu banyak untuk menerima uangmu itu. Tapi kita bisa selesaikan ini di pengadilan ! “
“Loh, nggak bisa gitu dong ! Kan anak situ yang bawa cucu kami pergi, “ kata Mami Tea tak terima.
Araska dan asistennya menatap Daddy Chandra dengan tatapan berbeda. Araska seperti merasa tidak asing dengan pria paruh baya di hadapannya.
Arasyi dan Marissa hanya diam menatap Daddy Chandra yang masih sempat adu mulut dengan sosok wanita tua.
“Menulutmu yang kalah siapa ? “ bisik Marissa.
“Menulut Laci ci, daddy yang menang. Coalna daddy kalau malah macam buaya. Ganasss naaa, “ balas Arasyi.
“Kok ganas ? Buaya itu makhluk paling nalsis di muka bumi, kata nenek”
Arasyi menggarukkan kepalanya bingung dengan ucapan dirinya dan sepupunya itu.
“Putriku melakukan itu ada alasannya, nyonya ! Dan putriku juga tidak mungkin membawa Alaska pergi tanpa alasan. Coba kalian tanyakan sama anaknya, alasan kenapa dia memilih pergi bersama putriku ! “ tegas Daddy Chandra membuat Cessie dan Mami Tea panik.
“Nga–ngapain, pa–stinya putrimu sudah mencuci otak cucuku. Ya, cucuku ! “ ucap Mami Tea gugup.
Kedua anak dan ibu itu saling mengkode, hal itu membuat Araska curiga.
“Katakan pada papi sayang, apa yang membuatmu ikut bersama wanita itu ? “ tanya Araska kepada putranya dengan lembut.
Alaska mengangkat kepalanya dan menatap mata tajam sang papi. Kemudian, dia menoleh ke arah dimana onti dan neneknya berada dengan tatapan takut.
Lalu kembali menatap Daddy Chandra dan kedua anak yang seumuran dirinya. Setelah itu, tatapannya kembali menatap sang papi dengan ragu.
“Katakan saja, jangan takut. Ada papi disini, “
“Papi… —, “
“Cepet ngomongna, dah kelam kaki Icaaa beldili nda diculuh duduk.. “ celetuk Marissa kesal.
Dia sudah lelah berdiri, padahal belum ada dua puluh menit berdiri anak itu sudah mengeluh.
“Ck, melucak cuacana ! “ desis Arasyi.
“Biallah, nda diculuhna kita duduk. Kecal kali, “
Papi Varen sontak meminta mereka untuk segera duduk. Dia juga teledor karena lupa mempersilahkan tamunya karena rasa terkejut yang cukup membuatnya linglung.
“Terima kasih, Tuan. Tapi kami ingin segera pulang, “ lalu tatapan Daddy Chandra menoleh kebawah dimana kedua anak-anak berdiri.
“Ayo, kita pulang. Mommy pasti sudah menunggu ! “
“Ci Alas kaki belum jawab, daddy. Belum bica pulang kita ! “ seru Arasyi yang ingin mendengar jawaban Alaska.
Daddy Chandra menghela nafasnya. Dia tidak mungkin memaksa Alaska untuk bersuara. Namun, diluar dugaannya. Alaska menjawab pertanyaan yang diajukan Daddy Chandra kepadanya.
Alaska mengadu bahwa tantenya dan sang nenek memarahinya bahkan menjewer telinganya saat di tempat pemakaman.
Mendengar jawaban Alaska, sontak Papi Varen dan Alaska terkejut. Lebih terkejutnya lagi Papi Varen yang baru tahu alasan yang sebenarnya.
“Ka-kalian berdua melakukan hal itu kepada cucu papi ? “ tanya Papi Varen tak menyangka anak dan istrinya membohongi dirinya.
Mami Tea menggelengkan kepalanya, “ Nggak mas ! Itu nggak benar ! “ elaknya.
“Benar papi, itu nggak benar ! “
“ Sudahkan, nanti tinggal kamu sebagai papinya yang memberikan hukuman kepada dua wanita itu. Oh, jangan lupa ! Saya sudah meminta pengacara saya untuk membawa kasus ini ke meja hijau, “ kata Daddy Chandra setelah menghubungi pengacaranya. Setelah mengatakan itu Daddy Chandra membawa Arasyi dan Marissa pulang.
Mami Tea dan Cessie mendadak ketakutan. Keduanya meminta tolong Araska untuk membantu mereka. Namun, naasnya Araska tak mau. Dia memilih mengajak asisten dan putranya untuk pulang.
Kini tinggal keluarga kecil itu, Papi Varen memijat keningnya yang terasa berdenyut.
“Pi–, “
“Tidak, kalian urus sendiri. Papi, nggak mau ikut campur ! “ katanya dan berlalu pergi meninggalkan anak dan istrinya.
“Mamiiiiiiii, gimana dong… “
Mami Tea diam dan hanya bisa gigit jari, mencari cara agar kasus ini tidak jadi dipersidangkan.
*
*
*
*
Sementara itu, di perusahaan CM Group. Seorang wanita cantik tengah berkutat dengan kerjaannya yang menumpuk. Seorang manager baru membuatnya harus menyelesaikan semua di hari itu.
“Lea, sudah jam makan siang. Apa kamu nggak lapar ? “
“Bagaimana mau makan, kerjaan belum selesai sudah ditambah lagi sama si oneng, “ gerutu Azalea kesal.
“Ih, iya ya bener. Masa dari tadi ngasih kerjaan ke kamu semua, “
“Atau ibu manager ada dendam pribadi denganmu, Lea ? “ duga gadis itu.
Azalea menatap rekannya dengan datar. “ Dendam apa ? Kenal juga nggak, tiba-tiba jadi manager, juga aneh rasanya”
Bugh! Bugh! Bugh! Suara map yang dibenturkan ke meja terdengar nyaring membuat suasana di departemen Azalea mendadak sunyi.
“ Kerja ! Kalian diperusahaan ini digaji bukan makan gaji buta. Kerja yang benar ! Terutama kamu, Lea. “
Bugh ! Maps yang di pegang manager mendarat di meja kerja Azalea. “ Selesaikan proposal itu dan berikan kepada saya ! “
“Bu, nggak bisa gitu. Kerjaan Lea belum ada yang selesai dan ibu memberikan lagi pekerjaan baru. Apa ibu depresi ? Meminta bawahan ibu dengan bekerja rodi ? “ ujar Andella kepada manager baru mereka.
Mendengar perkataan Andella membuat manager itu murka, “ kamu ngatain saya depresi ! Mau dipecat kamu, haa ?!! “
“Kalo ibu nggak depresi, kenapa semua pekerjaan diberikan kepada Lea. Jangan karena ibu manager bisa seenaknya memberikan pekerjaan ke orang lain dan ini apa ?!” ucapan Andella terhenti saat tangannya meraih map yang baru dilempar oleh manager.
“Bu ?! Ibu depresi beneran ? Ini itu tugasnya departemen sebelah bukan departemen kami ! “
“Kamu ?!! “
Azalea memijat pelipisnya, dia tak menyangka memiliki rekan kerja yang mulutnya tidak bisa dikalahkan dengan boncabe. Melihat ekspresi manager saja Azalea sudah ingin menyemburkan tawa lepasnya. Namun, itu sulit untuk Azalea, karena dia adalah sosok wanita datar tak memiliki senyuman setelah kehilangan bubu dan bucannya.
“ Saya nggak mau tahu, kalian harus mengerjakannya ! “
“Kami juga nggak mau tahu, serahkan pekerjaan ini kepada yang seharusnya. Permisi ! “ seru Andella berani, dia menarik tangan Azalea dan pergi ke kantin.
“Kamuuuuu ?!!! Kembali kalian berdua !! “ serunya marah.
Melihat kepergian Andella dan Azalea, semua team dari departemen Azalea turut pergi keluar meninggalkan pekerjaan mereka yang juga belum selesai. Hal itu membuat wanita seksi dan glamour memekik kesal karena team departemen 5 memiliki anggota yang kebal dihukum.
“Kalian !!! Awas saja, “ katanya, setelah itu pergi ke ruangannya dengan hati yang kesal luar biasa.
“Capek juga ya jadi departemen kita, “ ucap salah satu dari mereka.
“Bener, kenapa departemen 5 selalu dikucilkan. Bahkan saat kita ke kantin, semua menu sudah ludes des des, “ sahut pria berambut ikal.
“Semoga, ada keajaiban di meja ini ! “ celetuk wanita berkacamata.
“Aminnnnn !! “ Seru serentak departemen 5.
Azalea diam dan fokus pada ponselnya, dia mendengar keluhan teamnya. Benar dia juga merasa ada yang aneh dengan departemen 5 yang dikucilkan oleh departemen lain.
Tak lama sebuah menu yang terlihat menggiurkan tiba di meja mereka membuat rekan- rekan Azalea terkejut.
“Permisi, ini hidangannya khusus untuk departemen 5. Nanti setiap makan siang kalian bisa masuk ke ruangan itu untuk makan siang, “ kata salah satu pelayan kantin.
“Haa?! Serius, kita punya ruang khusus makan siang ? “ tanya pria berambut ikal tak percaya.
“Benar sekali, nona kami yang mengutus kami untuk menjamu kalian di ruang itu”
“Wah, keren ! Akhirnyaaaaa, kita bisa makan siang setiap hari !! “ sahut rekan yang lainnya.
Mereka terlihat excited dengan apa yang terjadi, setelah semua menu dihidangkan mereka langsung menyantap makanan itu dengan lahap. Diam-diam, Azalea tersenyum melihat rekan kerjanya makan siang dengan sangat lahap.
Sementara disudut lain, seorang pria dan wanita terlihat marah saat mengetahui di departemen 5 ada yang menjamu dengan secara khusus.
“Siapa yang berani memberikan makan siang enak kepada mereka !! “
“Kita harus cari tahu, hal ini ! “ kata wanita itu.