Aluna gadis lugu yang penuh dengan cobaan hidup. Sebenarnya dia gadis yang baik. Namun sejak dia dikhianati kekasih dan sahabatnya dia berubah menjadi gadis pendiam yang penuh dengan misteri. Banyak hal aneh dia alami. Dia sering berhalusinasi. Namun siapa sangka orang-orang yang datang dalam halusinasinya adalah orang-orang dari dunia lain. Apakah Aluna akan bahagia dengan kejadian tersebut. Atau malah semakin terpuruk. Ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Sesekali boleh melawan untuk membela harga diri kita. Jangan selalu mengalah dan diam.
🔥🔥🔥
Siang itu Bram berjanji bertemu dengan Alisha di sebuah restoran untuk makan siang. Restoran yang sering mereka datangi disaat istirahat siang, karena letaknya yang strategis berada di tengah-tengah tempat kerja mereka berdua.
Mereka bertemu di tempat parkir. Karena tidak mungkin Bram menjemput Alisha terlebih dahulu. Pasti akan memakan waktu. Waktu istirahat hanya terbuang untuk perjalanan.
"Mas, aku sudah sampai. Kamu dimana?" Alisha mengirim pesan pada Bram. Dan langsung mendapatkan balasan. Ternyata mereka sama-sama sudah sampai di tempat parkir.
" Kamu sudah dari tadi mas disini." Tanya Alisha saat dilihatnya Bram berjalan ke arahnya.
" Baru saja tiba, Ayok kita masuk. Mas lapar."
Mereka masuk beriringan. Mencari tempat duduk yang kosong dan ternyata ada di pojok ruangan. Mereka segera menuju ke sana.
"Kamu mau makan apa mas?" Tanya Alisha ketika seorang pelayan mendekati dan menanyakan menu yang akan dipesan.
" Samain saja sama kamu. Menu yang biasa saja ." Jawab Bram sambil memandang ke sekeliling. Bram tertegun saat dilihatnya sosok yang sangat dia kenal. Matanya membulat sempurna saat melihat pengunjung di depan sana.
"Aluna." Ucap Bram lirih seperti bergumam.
" Apa mas, Aluna? Mana? " Tanya Alisha yang tak sengaja mendengar ucapan Bram .
Alisha mengikuti arah pandang Bram yang menuju kesatu titik di depan pintu masuk restoran. Terlihat Aluna di sana sedang berjalan dipapah seorang lelaki.
" Hah, sama cowok itu lagi? Kenapa dia?" Ucap Alisha sambil menutup mulut.
" Apa Lis? Apa maksudnya cowok itu lagi. Apa mereka sering bertemu? " Tanya Bram antusias.
"Sebenarnya.." Ucap Alisha sengaja menghentikan ucapannya.
" Sebenarnya apa Lis, katakan yang kamu ketahui." Bram menggoyang tangan Alisha.
" Sebenarnya sudah beberapa kali,Lisa melihat mereka berdua bergandengan tangan seperti itu." Jawab Lisa sambil melihat ke arah Aluna yang berjalan menuju toilet.
" Maksud kamu? Aluna sering berduaan dengan lelaki itu. Dia selingkuh dari mas. Kurang ajar!" Ucap Bram kesal. Dia mengepalkan tangan. Rasa cemburu memenuhi di dadanya saat mendengar ucapan Alisha. Apalagi sekarang menyaksikan sendiri bagaimana Aluna yang berjalan dipapah seorang lelaki.
" Iya mas. Ini buktinya." Alisha mengeluarkan ponselnya dan membuka galerinya. Menunjukkan foto yang sengaja dia ambil tadi di kantornya.
" Jadi selama ini dia telah berselingkuh. Pantas dia berubah . Belakangan ini tidak pernah membalas telpon dan pesan mas. Kenapa kamu tidak bilang sama mas." Bram terlihat mengepalkan tangannya.
" Maaf mas, Lisa sedang mencari waktu yang tepat untuk bilang. Takutnya mas ga percaya. Kan yang mas Bram tahu, dia gadis yang lugu. Nyatanya apa? Mas bisa melihat sendiri bukan? Apa mas Bram masih mengharapkan Aluna ? Bukankah lebih baik mas putuskan saja dia."
" Tidak Lis, tujuan kita belum tercapai." Jawab Bram menggelengkan kepala.Pandangan matanya mengikuti kemana Aluna melangkah. Bram mengepalkan tangannya.
" Tujuan yang mana, dia sebenarnya miskin mas. Apa yang diharapkan lagi?" Alisha kesal. Dia ingin secepatnya Bram berpisah dengan Aluna.
"Kamu tidak tahu siapa dia. " Jawab Bram sambil menatap Alisha. Kemudian pandangan Bram kembali menatap Aluna yang lewat tidak jauh dari mereka duduk. "Aluna terlihat berbeda." Gumam Bram lirih. Tapi Alisha yang duduk di depannya mendengar ucapan Bram.
" Berbeda apa sih. Masih sama begitu. Cupu." Jawab alisha cemberut. Dia tidak mau Bram memuji Aluna.
" Lihat saja Lis. Tidak ada bekas luka di tubuhnya. Bukan kah kemarin tangannya penuh luka. Dia terlihat lebih cantik walaupun wajahnya pucat." Bram mengikuti kepergian Aluna tanpa berkedip.
" Mana terlihat, dia kan memakai baju panjang. Tertutup begitu. Lukanya ya tidak terlihat pastinya."
Sebenarnya Alisha mengakui hal itu. Tadi pas di ruang rapat, saat Aluna masuk dan berdiri di pintu, semua orang terkejut. Termasuk dirinya.
Bagaimana tidak. Dari jauh saja sudah terlihat. Semua yang ada pada diri Aluna berbeda. Semua orang yang ada di ruangan mengakuinya.
Cara Aluna berjalan terlihat anggun walaupun masih ada rasa canggung. Dan riasan wajahnya terlihat menawan walaupun tipis-tipis. Terus cara berpakaiannya terlihat elegan sekali.
Alisha mendengus kesal saat mengingat semua orang memuji penampilan Aluna. Sembuh dari sakit bukan luka yang membekas tapi malah terlihat begitu menawan.
"Mana ada operasi plastik cuma seminggu bisa sesempurna itu." Gumam Alisha. Masih tersimpan rasa kesal saat semua yang hadir memandang takjub ke arah Aluna yang berjalan dengan gugup.
" Siapa yang operasi plastik." Bram menoleh saat mendengar ucapan Bram.
" Bukan siapa-siapa." Jawab Alisha dengan muka ditekuk.
" Kamu kenapa sayang? Cemberut gitu. Lapar ya. Pesanan lama sekali." Bram melihat ke sekeliling. Pelayan belum terlihat.
Sebenarnya Bram ingin menyusul Aluna ke toilet. Tapi tidak mungkin pasti nanti Alisha akan marah. Bram hanya ingin tahu apa yang terjadi dengan Aluna , kenapa sampai dipapah seperti itu.
"Mas, Lisa ke toilet dulu ya. Pengen pipis." Alisha bangkit. Setelah Bram mengangguk dia pergi meninggalkan Bram.
Sebenarnya Alisha hanya ingin tahu apa yang sedang Aluna lakukan di toilet. Karena ditunggu dari tadi Aluna tidak muncul juga. Alisha penasaran dengan lelaki yang bersama Aluna. Terlihat tampan dan gagah.
" Mereka ngapain ya di toilet. Lama sekali."
Sampai di pintu toilet dia berhenti, saat melihat Aluna sedang dipijit tengkuknya oleh teman lelakinya.
"Jadi, Aluna sedang muntah ya. Atau jangan-jangan dia hamil sama lelaki itu. Wah tidak boleh dibiarkan. Kenapa dia dikelilingi orang-orang hebat sih. Padahal dia tidak punya kelebihan apa-apa." Ucap Alisha dalam hati.
Alisha tersenyum saat di otaknya muncul ide yang cemerlang. "Kenapa tidak aku kerjain saja dia. Aku foto dulu sebagai bukti."
Alisha mengambil beberapa gambar keadaan Aluna di kamar mandi. Posisi Aluna yang sedang dipijit oleh Juan, terlihat sangat dekat seperti sepasang kekasih. Dalam otak Alisha sudah berpikir bagaimana cara untuk menjatuhkan Aluna. Dia tersenyum senang.
" Lihat saja kamu Aluna. Setelah ini semua akan berbalik. Saya juga bisa dikerubuti lelaki-lelaki tampan dan hebat melebihi kamu."
Alisha segera pergi saat dilihatnya Aluna akan keluar dari toilet. Sebelumnya dia sudah mengirim gambar pada Bram dengan kata-kata yang bisa membuat Bram emosi. Dia yakin sebentar lagi akan ada pertunjukan hebat di depan matanya. Tapi dia tidak boleh terlihat ada di sana. Bisa ketahuan kalau dia adalah dalang dari semuanya. Dia juga tidak mau ada yang tahu kalau dekat dengan Bram.
" Tunggu sebentar lagi Aluna. Mas Bram pasti akan memutuskan hubungan dengan kamu. Dan juga sebentar lagi, Lelaki-lelaki yang ada di dekat kamu akan menjauh."
Alisha berjalan mengendap-endap keluar dari restoran lewat pintu belakang. Dia hanya akan menonton dari jauh. Alisha tidak ingin terlibat dalam tontonan tersebut. Dia tidak mau dipersalahkan.
Alisha memantau apa yang terjadi dari jauh. Apalagi saat wajah Bram terlihat marah setelah membaca pesan yang dia kirim. Alisha tersenyum puas.
"Sebentar lagi pertunjukan di mulai." Bram terlihat bangun dari duduknya dan berjalan menuju ke tempat Aluna duduk.
" Wah, marah besar dia. Hihihi.. Maki terus mas." Alisha terlihat senang saat tangan Bram menunjuk-nunjuk muka Aluna yang memucat.
" Pasti Aluna sangat malu mendapatkan perlakuan seperti itu. Syukur.. salah siapa jadi orang sok cantik. Dekat-dekat sama lelaki tampan itu. Tidak pantas tahu. Pantas nya itu saya. "
Alisha berbicara sendiri sambil tersenyum. Dia sangat puas melihat perlakuan Bram pada Aluna. Apalagi saat Bram memutuskan hubungan mereka.
"Sekarang mas Bram milik aku seutuhnya. Tapi tidak cukup. Para lelaki itu juga harus meninggalkan Aluna. Harus !!!" Alisha mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sepertinya dia sedang memikirkan rencana-rencana jahat buat Aluna. Terlihat dari senyum sinis yang terukir di bibirnya.
Alisha memandang dari jauh sambil terus tersenyum, saat Aluna menjadi tontonan gratis pengunjung restoran. Saat Aluna terlihat gemetaran. Rasa puas terukir nyata dari muka alisha yang terus tersenyum.
"Itu hukuman buat kamu Aluna. Sejak dulu kamu selalu menjadi perhatian orang dan lihat sekarang semua orang memperhatikan kamu. Hahahaha.. Semua orang menyaksikan kehancuran kamu. Hahaha.." Alisha tertawa keras. Namun kemudian dia menutup mulutnya. Dia melihat kanan kiri, takut ada yang memperhatikan dirinya. Dia tidak mau ada yang curiga atas semua sikapnya.
Namun tanpa disadari Alisha, ada sekelompok pemuda yang duduk memperhatikan tingkah Alisha dari kejauhan. Mereka terlihat kesal. Tapi hanya diam saja.
"Enaknya diapain dia."
" Hus diam. Jangan diapa-apain. Jangan ada yang bergerak sebelum ada perintah.."
Saat melihat Alisha berjalan keluar ruangan, salah satu dari mereka bangun dan berjalan berlawanan arah dengan Alisha.
Tak lama kemudian terdengar suara jeritan seorang perempuan dari tempat parkir.
Apa yang terjadi. Siapa yang berteriak sedemikian kencang. Bahkan sampai semua pengunjung berlari keluar restoran, ingin tahu apa yang terjadi.
Bersambung
Lopee ❤️❤️❤️