Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Belas
"Kamu udah sampai? Iya tunggu yaa aku oteweh"
Rendi segera melajukan kendaraannya menuju tempat yang sudah di setujui.
Sesampainya di parkiran Rendi langsung berlari menuju meja yang sudah di isi oleh wanita cantik berpipi chuby.
"Kenapa belum pesan?"
"Tunggu kamu" ucap Wanita cantik dengan senyum manisnya yang dapar membuat pabrik gula tutup!
Rendi hanya menggelengkan kepalanya heran, padahal sudah hampir setengah jam Naya menunggunya namun ia belum juga memesan menu dengan alasan menunggu dirinya.
Rendi langsung memanggil pelayan untuk meminta buku menu dan memesan makanan yang berada di menu yang tersedia.
Rendi langsung menyerahkan buku menu tersebut pada Naya, ia mendahulukan wanita yang sudah mendapat tempat di dalam hatinya itu. Namun belum di dor juga oleh Rendi.
Niatnya saat ini ia akan mengungkapkan perasaannya pada wanita yang sudah mencuri hatinya itu.
Setelah membolak-balik kan buku menu Naya mendorong buku menu tersebut di hadapan Rendi, tanpa mengatakan pesanannya.
Rendi yang mengerutkan kening keheranan, menghadapi mahluk paling ribet seantero dunia ini.
"Mau makan apa?"
"Samain sama kamu aja" ucap Naya.
Rendi mengangguk dan menyebutkan pesanannya.
"Kamu mau es krim?" tanya Rendi.
Naya menganggukkan kepalanya antusias.
Rendi tersenyum lalu ia menambahkan es krim ke dalam menu pesanannya tadi.
Naya meminta izin untuk membuka laptop yang ia bawa untuk mengerjakan berkas yang tinggal 80% lagi.
Mereka yang memesan room privat pun duduk berdampingan, jadilah Rendi dapat melihat apa yang Naya kerjakan di dalam laptop nya tersebut.
Di dalam laptop tersebut Rendi melihat catatan berjudul "Anggota les privat Bahasa inggris dan matematika" ia pun melihat anggota yang lebih dari dua puluh orang yang ikut menjadi anggota les privat yang di catat dalam laptop Naya.
"Kami buka les privat?"
Naya mengangguk meng iyakan pertanyaan Rendi.
"Kenapa?"
Naya mengerutkan kening heran mengapa pertanyaan Rendi seperti itu?
Rendi yang paham atas sorot ma ta Naya pun terkekeh lalu ia menjelaskan.
"Kenapa kamu masih buka les privat? Apa kamu nggak capek? Siang kerja di perusahaan malam masih jadi guru les?" ucap Rendi.
Naya pun tersenyum menanggapi pertanyaan seabrek yang di ajukan Rendi padanya.
"Hobby" jawab Naya.
"Kenapa? Nggak ada hobby yang lain? Setau aku wanita itu hobby nya shopping, belanja, jalan-jalan, makan" ucap Rendi dengan menggerakkan tangannya ala-ala ngondek. (Bencong/ banci)
Melihat ulah Rendi yang seperti itu membuat Naya tergelak, sampai memegangi perutnya.
"Ha ha ha... Kamu punya bakat ha ha ha...."
Sedang asiknya menertawakan Rendi tak lama makanan pesanan mereka datang. Rendi memesan cukup banyak makanan mulai dari ayam bakar lengkap dengan nasi, sayur, lalap dan sambal. Lalu juga ada udang goreng tepung, kepiting asam manis, es lemon tea dan juga es krim yang ia pesan untuk Naya.
Naya langsung kicep melihat kedatangan pramusaji masuk ke dalam ruangan mereka.
Setelah pramusaji menyelesaikan mereka dan segera pergi dari ruangan yang di tempati oleh tamu mereka.
Melihat pramusaji itu sudah pergi Naya melihat wajah Rendi kembali lah ia tertawa kencang mengingat kelakuan Rendi yang semacam bencong tadi.
Rendi pun tersenyum melihat kelakuan wanita di sampingnya ini, hanya dengan kelakuan receh bisa membuatnya tertawa sekencang ini.
"Wanita unik" ucap Rendi dalam hati.
Yang ia tahu wanita itu jaim dan malu-malu apalagi dengan lawan jenisnya, beda dengan Naya ia tidak sungkan untuk mengungkapkan perasaan nya entah itu senang dan rasa tidak nyaman nya.
Itu semua di ketahui oleh Rendi pada saat mereka ngedate pada suatu malam.
Naya yang tidak nyaman atas tatapan pria paruh baya yang selalu menatapnya, Rendi yang paham pun meminta bertukar tempat duduk jadilah ia yang dapat melihat pria paruh baya tersebut. Dengan tempat duduk Naya yang membelakangi pria tersebut, jadilah membuat Naya sudah lebih nyaman.
"Udah ah capek" ucap Naya sambil mengurut rahangnya yang keram akibat terlalu lama tertawa.
Naya membenarkan duduknya, ia pun menuangkan lemon tea di dua gelas yang berada di hadapannya. Satu ia sodorkan di depan Rendi.
"Aku makan es krimnya dulu yaa, dah meleleh karena kalah manis sama senyum mu" ucap Naya yang membuat tubuh Rendi membeku seketika.
Sedetik kemudian Rendi tersenyum akan gombalan receh wanita di sampingnya itu.
Sedang menikmati es krim di hadapan nya Naya di kejutkan oleh suatu benda yang asing dari dalam mulutnya yang ia dapat setelah menyuapkan es krim ke dalam mulutnya. Segera lah ia mengeluarkan benda asing tersebut dengan jemarinya.
"Hah! Cincin? Punya mbaknya mungkin ya" ucap Naya celingak -celinguk mencari keberadaan pramusaji.
Rendi menahan tangan Naya yang hendak memanggil pramusaji di depan ruangan mereka.
"Kamu liat baik- baik cincinnya" ucap Rendi.
Naya pun menuruti permintaan Rendi, ia menatap cincin dengan permata biru yang cantik nan mungil membuat senyuman nya merekah tanpa sadar ia mengucapkan kata
"Cantik"
"Seperti kamu"
Naya pun langsung menolah ke arah suara, ia mengerutkan kening ternyata bisa juga asisten yang terkenal dingin ini menggombal.
"Naya boleh aku pakaikan cincinnya?"
Naya hanya mengangguk, Rendi langsung mengambil alih cincin tersebut dan memakaikan nya di jari manis, wanita yang sudah mencvri hatinya itu.
"Naya mau kah kamu menjadi kekasih ku?" ucap Rendi setelah menyematkan cincin cantik nan mungil tersebut dengan menatap wajah wanitanya.
Naya yang bengong karena seketika ot4knya loding memikirkan ucapan dari pria yang memang sudah lama mengisi hatinya namun Naya belum berani mengungkapkan isi hatinya.
Sedetik kemudian Naya tersadar dan mengangguk pertanda ia menerima cinta sang lelaki pengisi hatinya itu.
Setelah Naya menerimanya Rendi tak kuasa menahan bahagia hingga ia berteriak seperti orang yang mendapat uang kaget dan mengejutkan seluruh pengunjung cafe.
"Aaaaaaa...."
Naya yang terkejut dengan teriakan Rendi pun langsung menutup mulut kekasihnya itu dengan telapak tangannya agar berhenti berteriak.
Rendi melotot kan ma ta nya lalu tersenyum dan tanpa sadar memeluk kekasihnya itu.
Rendi menikmati aroma pucuk kepala kekasihnya yang menurutnya menenangkan.
Mereka pun menjadi perhatian pengunjung yang tanpa mereka ketahui ada seorang pria yang mengepalkan tangannya di bawah meja.
Alex pun bangkit dan berlalu pergi dari cafe tersebut dengan menaiki kuda! Lah! Asal memang ini penulis.
Alex mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang terbilang cukup mengkhawatirkan bagaimana tidak ia mengendarai dengan cara ugal -ugalan dengan kecepatan di atas rata- rata.
"Bodoh kenapa Naya mau menerima cinta sekertaris bodoh itu! Ahh....! Ber3gsek aku harus mengambil kembali Naya ku, tidak ada yang bisa memiliki Naya ku selain aku" ucap Alex dengan memukuli stir mobilnya.
Alex melajukan mobilnya ke arah bar.
Ia ingin melampiaskan amarahnya pada wanita malam di temani dengan sebotol minuman dia jadi sempoyongan malah nyanyi!
Alex menunggu pesanannya di room yang biasa di tempati nya saat ia ke bar.
Bahkan pemilik bar tersebut sudah sangat hafal apa saja yang akan di pesan oleh Alex.
Kurang dari lima menit menunggu akhirnya pesanan Alex datang wanita yang akan menghangatkan ranjangnya beserta botol minuman yang di bawa wanita tersebut.
Dengan rakus Alex m3lvm4t bib!r ladies yang akan menjadi teman main nya di malam ini.
Ladies itu pun meladeni Alex yang sudah m3ra4ngs4ng.
Alex pun melucuti pakaian ladies tersebut tanpa melepas cumbv4an mavt mereka, tanpa sadar mereka pun melakukannya di room tersebut tanpa memesan kamar.
Setelah main dengan beberapa gaya Alex pun melemparkan sejumlah lembaran merah yang cukup banyak di tubuh wanita yang telah ia nikmati lalu pergi setelah membenarkan pakaiannya.
Begitulah cara Alex melampiaskan amarahnya ia selalu ke bar untuk memesan wanita dan minuman sebagai pelampiasannya.
Minta dukungannya dengan like komen dan subrek yaa...
Terimakasih sudah sabar menunggu sehat selalu buat kita semua see you...
Peluk jauh dari aku...