Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
"Hallo.... Pak azka.. Apa anda di sana ?" Vio mencoba bicara lagi, khawatir sambungan mereka terganggu jaringan..
"Ck! Aneh sekali..." Gumam vio seraya memandangi gagang telepon..
Tak di duga, ketika vio masih di balut kebingungan, sebuah tangan melingkar di perut nya..
Tubuh viola tersentak kaget...
"Sudah ku bilang jangan dekat dekat dengan pria lain selain aku!!" Bisikan suara bariton lelaki itu membuat vio merinding..
Saat viola hendak membalikkan tubuh, dekapan zafi malah semakin erat...
"T-tuan... A-anda benar benar sudah melewati batas!! Tolong lepaskan saya! Kita tidak seharusnya berjalan sejauh ini!!" Tergagap vio meminta zafi melepaskan nya. Kini sepenuhnya vio sudah sadar dan kembali ke dunia nyata lagi. Dia tak mau terbang terlalu tinggi karena takut jika jatuh nanti akan sangat menyakitkan..
Bukan nya mendengarkan vio bicara, zafi justru semakin nyaman membenamkan wajah nya di ceruk leher vio. Sesekali dia mengecup kulit leher vio yang putih mulus tersebut hingga membuat vio semakin terbuai..
"Sejak pertama kali bertemu dengan mu, aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diri ku! Aku tak tau itu perasaan apa. Tapi yang aku tau, aku marah saat ada lelaki yang terang terangan ingin memiliki mu!!"
Kedua mata vio membola sempurna tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar..
"Tapi anda kan sudah punya calon istri, tuan.. Kenapa hati anda cepat sekali berubah haluan ? Apa nanti saya juga akan bernasib sama dengan calon istri anda itu ?"
Vio merasakan tangan zafi merenggang. Perlahan lelaki itu membalikkan tubuh vio untuk menghadap nya..
"Aku sudah membatalkan perjodohan itu satu tahun yang lalu. Untuk apa aku menikah dengan wanita yang jelas jelas hati nya bukan untuk ku!!" Terdengar zafi menghembuskan nafasnya kasar..
"Percayalah padaku! Meskipun saat ini aku belum bisa mengatakan bahwa aku mencintai mu. Tapi aku bisa menjamin, sekarang di hati ku hanya ada satu nama, yaitu nama mu!!" Zafi menangkup wajah vio, menatap iris coklat wanita itu begitu dalam..
Vio membalas dengan menggenggam tangan zafi yang masih ada di wajah nya, namun sedetik kemudian vio menurunkan tangan lelaki itu..
"Maaf.... Saya tidak bisa, tuan.." Vio menatap sendu wajah zafi yang terlihat kecewa.. "Menjalin hubungan itu bukan hanya tentang kita, tuan zafian. Tapi tentang dua keluarga! Saya sangat yakin bahwa keluarga anda tidak akan merestui hubungan ini jika mereka tau siapa saya, terlebih pekerjaan saya yang seperti ini. Dan saya......" vio menjeda ucapan, mendongak, menatap langit langit agar kristal bening yang sudah menggenang tidak sampai jatuh. Jujur saja, jika membicarakan tentang keluarga, sampai detik ini pun hati vio selalu rapuh..
"Saya tidak berminat untuk mengemis restu pada kedua orang tua anda..."
Bukan nya marah, zafi malah tersenyum lalu membawa vio dalam dekapan nya..
"Kamu tidak harus mengemis restu pada siapapun! Pers*tan dengan keluarga ku yang toxic itu! Sekarang yang terpenting bagi ku hanya kamu.. Jadi, berhentilah menolak ku karena itu membuat hati ku sakit!!"
Vio hanya diam saja dalam pelukan zafian. Dia bingung dengan perasaan nya sendiri. Jujur saja, vio baru pertama kali merasakan rasa ini. Selama ini hati dan pikiran nya selalu tertutup oleh luka masa lalu. Vio takut jatuh cinta. Vio takut jika harus bergantung lagi pada manusia..
Beberapa menit berlalu, suasana sudah tidak lagi secanggung sebelumnya. Zafian perlahan-lahan berhasil mencairkan hati vio yang beku..
"Ini kamar anda, tuan.. Istirahatlah terlebih dulu. Saya akan meminta mbak devi menghangatkan makanan.."
Saat vio hendak beranjak pergi, zafi menahan pergelangan tangan wanita itu..
"Ada apa ?" tanya vio. Wajah zafian berubah dingin dan datar..
"Sampai kapan kamu akan menyebut diri mu saya dan memanggilku dengan kata anda dan tuan ??"
Kedua mata vio melebar, tak menyangka jika zafi cukup tegas melayangkan protesnya..
"Maaf, Aku tidak tau harus memanggil mu dengan sebutan apa selain tuan..." Zafi tersenyum saat mendengar vio menyebut dirinya dengan kata aku..
"Terserah! Apa saja selain dua kata itu.." Suara zafi lembut kembali..
"em, baiklah.. Nanti akan aku pikirkan.. Cepat masuk ke kamar! Jangan terus menghentikan langkah ku!!" Vio mendorong zafi sekuat tenaga nya masuk ke dalam kamar, kemudian dia pun menutup pintu rapat rapat...
"Aku harus cepat cepat turun sebelum dia menahan ku lagi!!" Vio setengah berlari menuju ke arah dapur. Sengaja vio memberikan kamar yang ada di lantai satu, sebab dia tidak ingin terjadi hal hal yang di luar kendalinya seperti di sofa tadi...
"Mbak....." Vio memanggil mbak devi dengan suara lembut..
"Ya, non vio.... Ada apa ?"
"Malam ini tuan zafian akan menginap di sini. Mbak dev tolong panaskan makanan, ya.."
Mbak devi memicingkan mata, menatap vio penuh curiga..
"Kenapa, hum ?" tanya vio membalas tatapan itu dengan lucu..
"Jangan jangan tuan zafi itu memang calon nya non vio, ya ? Huh.. Benerkan dugaan mbak tadi, non sih pake nyangkal segala.."
"Ssstt... Jangan kencang kencang, mbak!" Vio membekap mulut mbak devi.. "Tuan zafian dan aku itu bagai langit dan bumi, mbak.. Aku tidak yakin ini akan berhasil!!" Vio menunduk sedih. Mbak devi sudah tau latar belakang vio. Viola sendiri yang cerita sebab sudah mengganggap mbak devi seperti kakak perempuan nya..
Mbak devi mengusap punggung vio, berusaha memberi kan semangat sekaligus nasehat.. "Non, non itu cantik, masih muda, banyak uang, dan tentu uang yang non vio hasilkan juga itu uang halal, non.. Jangan rendah diri seperti itu. Non harus yakin bahwa Sang Maha Kuasa mengirimkan tuan zafian untuk non itu karena tuan zafian mampu menjaga non, mampu membuat non bahagia.."
"Tapi mbak... Keluarga zafian tidak mungkin merestui hubungan kami! Kelak jika papa mama nya akan tau bahwa ibu ku adalah seorang mucikari.. Aku tidak mau memisahkan hubungan antara orang tua dan anak nya.."
Mbak devi memeluk viola, "Non, meskipun ini adalah pertama kali nya mbak bertemu dengan tuan zafian, tapi mbak bisa yakin seyakin yakin nya bahwa tuan zafian tidak akan pernah membiarkan hal buruk terjadi pada hubungan kalian. Non harus percaya pada tuan zafian. Mbak sangat berharap non mau membuka hati untuk tuan zafian..."
Mbak devi melepaskan pelukan nya..
"Ya sudah, saya mau panaskan dulu makanan, ya, non.. Non vio jangan sedih begitu, nanti cantik nya hilang..."
Vio terkekeh mendengar kelakar kecil dari mbak devi. Kemudian bersamaan dengan pergi nya mbak devi, terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat..
"Setelah makan malam nanti, ayo kita ke pantai.." Ajak zafi saat sudah ada di hadapan voi..
"Ke pantai ?" beo vio
"He'em... Sudah lama sekali aku tidak melihat laut.."
"Tapi aku lelah.. Aku ingin cepat tidur malam ini.." vio berjalan ke arah lemari pendingin untuk menghindari beradu tatap dengan lelaki itu..,
"Ya sudah.. Mungkin lain waktu.."
Vio mengangguk pelan tanpa menatap ke arah zafian..
Sekarang zafi dan vio sudah duduk di meja makan. Semua menu yang tadi siang vio makan sudah terhidang kembali di atas meja..
"Makanlah.. Aku tidak mau kalau kamu di sini sampai sakit.." Vio membantu mengisi piring zafi. Nasi serta beberapa lauk yang sangat menggugah selera..
"Terimakasih.." kata zafi saat piring makan nya sudah terisi penuh..
Vio tersenyum tipis.. "Aku baru tau ternyata seorang tuan kaya raya bisa mengucapkan kata terimakasih..!"
"Jangan menggoda ku, nanti kamu akan menyesal..."
🖤