Hana Syifa Izdihar adalah seorang anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.namun,hal itu tidak membuatnya lemah. ia justru menjadi wanita yang sangat berprestasi dan banyak juara yang ia dapatkan.namun,semua itu tak luput daripada ujian . di saat dia belajar untuk lebih baik,ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. seseorang yang selalu menjadi suport sistem baginya selama ini.hingga, pada akhirnya takdir membawanya kepada sesuatu yang lebih baik dan pantas untuknya. yuk simak cerita selanjutnya 👇
CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR.
DILARANG KERAS UNTUK MENG COPY👍
HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyliana_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Matahari begitu terang dan panas hari ini. Syifa ,Fatiyah,dan Annisa kini segara berlalu masuk kedalam panti untuk berteduh karena merasa kepanasan sepanjang jalan nya.
" Alhamdulillah, akhirnya sampai juga " ucap Annisa merasa sangat senang ketika sudah sampai di tempat yang lebih redup.
" sungguh,saat ini panas banget ya.. Nggak kayak biasanya . Yang ada kalau begini terus bisa gosong nanti " ucap Fatiyah sembari mengipasi dirinya menggunakan tangannya.
" kan jadi enak di pandang Fatiyah.. kamu kan suka coklat jadi cocok lah " sahut Syifa pada Fatiyah.
" ya.. Suka sih suka Syif.. tapi nggak gitu juga dong. Kan jadi aneh kalau kulit aku kek coklat " sahut Fatiyah pada Syifa..
" kalau aku bayangin.. Bagus loh Fatiyah.. jadi manis gitu kan" ucap Annisa sembari terkekeh.
" kalian berdua ini emang sama ajah " sahut Fatiyah dengan nada merajuknya pada mereka berdua.
" ehhh, sudah pulang nak.." sapa ibu Maryam pada mereka bertiga yang tengah bersantai di atas karpet.
" Iyya Bu" sahut mereka bertiga kompak tak lupa senyuman di wajah nya.
Annisa pun langsung berdiri untuk menyalami Bu Maryam kemudian disusul oleh Syifa dan annisa.
" kalian langsung ganti seragam gih. Setelah itu langsung makan siang. Ibu sudah siapkan makanan untuk kalian disana " ucap ibu Maryam pada mereka bertiga.
" ibu sudah makan ?"tanya Annisa pada Bu Maryam...
" ibu sudah makan tadi nak.. Sama adik adik kamu dan mbak ana juga " sahut Bu Maryam sembari tersenyum.
" mbak ana masih disini Bu ?"tanya Syifa pada Bu Maryam.
" mbak ana sudah pulang tadi nak,baru saja di jemput sama suaminya " sahut Bu Maryam dan dibalas anggukan oleh mereka bertiga.
" ibu mau kemana?"tanya Fatiyah pada Bu Maryam
" nggak kemana mana kok nak. Memangnya kenapa ?"tanya Bu Maryam pada mereka bertiga
" nggak papa Bu, itu soalnya ibu pegang kresek gitu " sahut Fatiyah pada Bu Maryam.
" ooohhh ini... Ini itu undangan buat anak anak panti katanya " sahut bi Maryam sembari menunjukkan isinya pada mereka berdua
" siapa yang ngundang Bu ?"tanya Annisa pada Bu Maryam.
" undangan dari santri an nur nak, untuk penyambutan Gus fardzan besok " sahut Bu Maryam pada annisa
" Gus fardzan kembali ke Indonesia Bu ?" tanya Fatiyah dengan raut wajah bahagianya.
" Iyya nak, besok beliau akan sampai di Indonesia" sahut Bu Maryam pada Fatiyah .
" masyaallah,jadi nggak sabar deh mau lihat bagaimana Gus fardzan sekarang " ucap Fatiyah kembali
" nggak usah centil deh " ucap Annisa sembari menatap malas kearah Fatiyah
" yeee... Anak baik baik gini dibilang centil. Di azab nanti loh " ucap Fatiyah pada Annisa.
" terserah deh " sahut Annisa mulai lelah menanggapi ucapan Fatiyah.
" semuanya dapat undang.. Atau cuman anak anak saja Bu ?"tanya Annisa pada Bu Maryam.
"ye... bilang ajah kamu juga kepo kan... Aku ajah kalau namnya di marahin " ucap Fatiyah sembari menunjuk kearah annisa.
" berisik tahu " ucap Annisa menurunkan tangan Fatiyah.
Fatiyah memanyunkan bibirnya ketika mendapati balasan Annisa.
" semuanya diundang kok nak " sahut Bu Maryam pada Annisa.
" Syifa Bu ?"tanya Annisa pada Bu Maryam
" semuanya di undang tanpa terkecuali " sahut Bu Maryam sembari tersenyum kearah mereka bertiga
Annisa membalasnya dengan anggukan kepala.
" yasudah sana kalian buruan ganti bajunya terus makan siang .ibu mau kedalam dulu" ucap Bu Maryam kembali pada mereka bertiga.
" kita sholat dulu bu.. Baru setalah itu nanti kita makan " sahut Fatiyah pada Bu Maryam.
" yasudah.. Tapi jangan lupa dimakan ya.." ucap Bu Maryam .
" Iyya Bu, ibu tenang saja " sahut mereka secara kompak.
" ibu kedepan dulu " pamit Bu Maryam dan dibalas anggukan oleh mereka bertiga.
" gimana Syifa ?'tanya Annisa pada Syifa.
" apanya ?"tanya Syifa yang tak mengerti dengan maksud Annisa
" perasaan kamu ... Ketika tahu Gus fardzan akan kembali lagi ?"tanya Annisa sembari menatap wajah sahabat nya.
"aku.. Sebenarnya aku dredeg Nisa.. Aku malu " sahut Syifa pada Annisa.
" ngapain malu sih Syif.. Orang kamu kan sahabatan udah lama sama Gus fardzan. Malah kalau dilihat lihat udah lebih dari sahabat kayaknya " ucap Annisa pada Syifa.
" ihhh sok tahu deh " balas Syifa pada Annisa.
" ya tahu lah Syif.. Orang kita berdua udah lama tinggal sama kamu " sahut Annisa pada Syifa
" Iyya tuh bener apa kata Annisa " timpal Fatiyah.
" aku belum siap ajah nanti pas ketemu sama Gus fardzan... Kan kalian tahu sendiri. Kita udah lama nggak ketemu. Malah hampir sebelas tahun lamanya kan " ucap Syifa pada Annisa.
" Iyya juga sih Syif.. Aku ngerti perasaan kamu " sahut Annisa membenarkan apa yang dirasakan Syifa.
"tapi,kamu harus berusaha biasa ajah syif.. Jangan di tampakkan " ucap Annisa kembali pada Syifa.
" aku jadi mikir deh " sahut Fatiyah pada mereka berdua.
" mikir apa ?" tanya Annisa pada Fatiyah.
" kita kita.. Gus fardzan masih ingat nggak yah sama Syifa ? Kan udah hampir sebelas tahun nggak ketemu" ucap Fatiyah pada Annisa.
" Iyya juga ya.. Pasti dia nggak bakal ngenalin aku lagi " sahut Syifa pada Annisa
" kamu selama ini nggak pernah kirim pertumbuhan kamu sama Gus fardzan ?"tanya Annisa pada Syifa.
" pertumbuhan gimana nya ? Emangnya Syifa kamu kira pohon " ucap Fatiyah pada Annisa.
" bukan gitu . Maksud aku itu ,Syifa nggak pernah ngirim foto nya gitu ?"tanya Annisa .
Syifa membalasnya dengan gelengan kepala .
" sama sekali Syif ?"tanya Annisa pada Syifa.
" malu lah Annisa mau ngirim ngirim kek gituan. Orang kita nggak ada hubungan apa apa. Nanti dipikirnya aku cewek apaan lagi . " ucap Syifa pada Annisa.
" terus.. Gus fardzan juga nggak pernah kirim foto ke kamu?" tanya Annisa pada Syifa.
Syifa membalasnya dengan gelengan kepala .
" terus yang kamu dapat kiriman dari Gus fardzan setiap tahunnya itu apa ?"tanya Annisa pada sahabat nya.
" beliau cuman ngirim tasbih terus kitab kitab yang sudah ia pelajari lengkap dengan penjelasan nya. Nggak ada ceritanya beliau ngirim ngirim surat surat cinta atau foto foto. cuman kemaren ajah beliau bilang kalau beliau mau pulang. Selebihnya hal yang sama yang ia kirimkan. " sahut Syifa pada Annisa.
" astaghfirullah.. jadi kita sudah salah sangka dong selama ini " sahut Fatiyah pada Syifa
"kalian sangka selama ini aku berkirim surat gitu ? Berkirim puisi cinta gitu ? Ya nggak mungkin lah Nisa.. Fatiyah.. beliau itu pasti tahu Amna yang baik dan yang buruk " ucap Syifa pada Annisa dan Fatiyah.
" jadi ceritanya kau baru pertama kalinya ketemu Gus fardzan ?"tanya Annisa pada Syifa.
Syifa menganggukkan kepalanya dengan polos.
" hemm.. Mau heran tapi itulah kenyataan " sahut Fatiyah pada Annisa.
" makanya aku bilang malu mau ketemu. " sahut Syifa pada Annisa.
" ya . Nggak usah malu lagi Syifa.. Gus fardzan nggak bakal ngenalin kamu " ucap Annisa pada Syifa.
" Iyya juga ya...ngapain aku malu.. Orang Gus fardzan nggak bakal ngenalin aku" sahut Syifa membenarkan ucapan Annisa.
" nah itu tahu " sahut Annisa pada Syifa.
" yaudah deh, mendingan kita sholat ajah. Aku udah tenang " ajak Syifa pada Annisa dan kedua sahabat nya.
" jadi ,dari tadi kamu bengong cuman gara gara itu" ucap Fatiyah pada Syifa.
" Iyya... " sahut Syifa sembari menyengir.
Annisa dan Fatiyah menggeleng gelengkan kepalanya mendengar ucapan Syifa.
" udah ah... Ayok..."ajak Syifa kembali sembari melangkahkan kakinya pergi .
" apakah ini yang dinamakan cinta suci ? " tanya Annisa pada Fatiyah disampingnya.
" entahlah, aku juga pusing lihatnya " sahut Fatiyah menyusul langkah Syifa.
Sedangkan Annisa kini masih termenung di tempatnya .