Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Tak lama kemudian dokter pun datang ke kediaman Darmawan untuk memeriksa keadaan Nafisah.Dengan segera dokter segera memberikan Nafisah suntikan antibiotik yang dapat melawan semua racun laba laba yang sudah masuk ke dalam tubuhnya.Tak hanya itu dokter juga memasangkan selang oksigen di hidung Nafisah karena ia sempat kesulitan untuk bernafas.
Selama dokter tengah menangani istrinya,Ibrahim tidak pernah sedetik pun jauh dari sisi Nafisah.Laki laki itu selalu berada di sisi Nafisah, memegang tangannya yang terpasang selang infus,dan tidak henti hentinya mengirim doa terbaik untuk kesembuhan istrinya.
"Bagaimana dengan keadaan Nafisah,dokter?Istriku baik baik saja kan dokter?" tanya Ibrahim kepada dokter yang menangani kondisi Nafisah.
"Keadaan nona Nafisah baik baik saja,untung saja anda segera menelpon saya untuk datang kemari sehingga saya bisa segera memberikan obat penangkal racun kepada istri anda." ucap dokter yang membuat Ibrahim dan semua orang bersyukur karena Nafisah baik baik saja.
"Lihat Ibrahim,tidak akan terjadi apa apa kepada Nafisah.Tuhan akan selalu melindunginya." ucap ibunya yang tetap saja membuat Ibrahim merasa sangat khawatir dengan istrinya itu.
"Tolong biarkan nona Nafisah untuk beristirahat selama beberapa hari,jangan biarkan dia terkena udara dingin ataupun terlalu menghabiskan waktu di luar." ucap dokter kepada Ibrahim.
"Tentu dokter,saya akan melaksanakan semua perintah dokter." ucap Ibrahim
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu,mari." ucap dokter yang segera pergi meninggalkan kediaman pak Darmawan.
Seusainya dokter pergi meninggalkan kediaman pak Darmawan,pak Darmawan memerintahkan kepada semua orang untuk membiarkan Ibrahim menjaga Nafisah.Semua orang pun satu persatu mulai meninggalkan kamar Ibrahim dan Nafisah.
Ketika semua keluarganya telah pergi dari kamarnya,Ibrahim segera menghubungi dokter Sulaiman untuk menceritakan hal yang baru saja terjadi di rumahnya.Mendengar cerita Ibrahim,dokter Sulaiman pun akhirnya memutuskan untuk mendatangi Ibrahim di kediamannya melalui pintu belakang kediaman pak Darmawan, seperti yang biasa dokter Sulaiman lakukan saat ingin menemui Ibrahim.
"Jangan khawatir, Nafisah baik baik saja.Dia hanya perlu istirahat dengan baik." ucap dokter Sulaiman saat memeriksa keadaan Nafisah.
"Aku tidak mengerti dengan semua yang terjadi hari ini? Sebelumnya aku tidak pernah menjumpai laba laba beracun maupun kalajengking beracun di taman rumah kaca milikku.Tapi hari ini tiba tiba saja semua hewan mematikan itu ada disana dan hendak menggigitku.Jika saja bukan karena Nafisah yang menolongku aku mungkin sudah terbaring di sana menggantikan tempat Nafisah saat ini." ucap Ibrahim tampak bingung dengan semua yang terjadi hari ini.
"Mungkinkah ini ada sangkut pautnya dengan rencana adik sambung mu? Sebelumnya dia berusaha mencelakai mu dengan memberikanmu obat obatan yang berbahaya,mungkin ini adalah salah satu dari rencana jahatnya yang lain untuk melenyapkan mu dari dunia ini." ucap dokter Sulaiman sembari menduga duga.
"Jika sampai apa yang dokter katakan itu benar,maka aku janji untuk tidak akan pernah melepaskan Dennis dengan begitu saja.Perbuatannya kali ini sudah melampaui batas dan hampir mencelakai nyawa istriku.Aku harus membalas semua perbuatan Dennis kepada Nafisah!Dia harus mendapatkan hukumannya karena sudah berani mencelakai istriku." ucap Ibrahim dengan gegabah yang berniat untuk membalas perbuatan Dennis namun segera dihentikan oleh dokter Sulaiman.
"Berhenti disana Ibrahim!Tolong jangan langkahkan kakimu untuk keluar dari kamar ini sekarang.Kau tidak boleh bertindak gegabah dengan menyerang Dennis.Bagaimana kalau dia tahu bahwa sebenarnya kau sudah sehat dan baik baik saja sekarang?Apakah kau akan membiarkan sandiwara yang sudah kau lakukan selama beberapa tahun ini dengan begitu saja?" ucap dokter Sulaiman yang berusaha untuk menghentikan Ibrahim.
"Tapi aku tidak bisa membiarkan Dennis begitu saja dokter? Setelah apa yang dia lakukan kepada Nafisah.Aku ingin memberinya pelajaran!" ucap Ibrahim dengan emosi.
"Aku tahu kalau kau saat ini sedang marah Ibrahim,tapi jangan biarkan kemarahan mu merusak semua rencana yang telah kau jalankan selama beberapa tahun ini.Apakah menurutmu jika Sekarang kau akan membalaskan kemarahan mu kepada Dennis setelah apa yang ia lakukan kepada Nafisah,semua masalah akan selesai begitu saja?Tidak!!!Laki laki itu mungkin akan menggunakan rencana jahatnya yang lain untuk menghancurkan mu." ucap dokter Sulaiman.
"Sekarang apa yang harus kulakukan dokter?Karena masalahku,sekarang wanita yang aku cintai juga ikut menderita." ucap Ibrahim dengan hampir putus asa.
"Kuatkan dirimu Ibrahim,untuk sekarang kau harus bisa berpikir dengan jernih dan mempertimbangkan semua tindakanmu dengan hati hati.Jauhkan Nafisah dari Dennis,jika perlu kau bawa Nafisah tinggal di tempat lain." ucap dokter Sulaiman yang dirasa Ibrahim memang benar.
"Apakah dokter yakin jika kamu berdua tinggal terpisah dari keluarga ini,hidup istriku akan jauh lebih aman dari rencana jahat Dennis?" tanya Ibrahim.
"Semoga saja begitu, setidaknya adikmu itu tidak akan sering mencelakai mu dan juga Nafisah." ucap dokter Sulaiman.
"Jika itu untuk keselamatan Nafisah,aku siap untuk keluar dari rumah ini dan hidup berdua bersama istriku." ucap Ibrahim.
"Kau tahu Ibrahim,melihat tindakan Nafisah yang tanpa ragu ragu menyelamatkan hidupmu,aku merasa kalau istrimu itu sudah memiliki perasaan untukmu.Jika tidak,dia tidak akan mungkin bertindak bodoh dengan membahayakan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan nyawa laki laki yang tidak dia cintai." ucap dokter Sulaiman yang pelan pelan membuat Ibrahim tersenyum sembari memandangi Nafisah yang masih tak sadarkan diri.
"Aku berharap semoga apa yang dokter katakan itu memang benar.Aku ingin Nafisah juga merasakan apa yang aku rasakan kepadanya,dokter.Aku ingin melihat Nafisah yang dengan tulusnya mencintaiku." ucap Ibrahim dengan penuh harap.
Malam harinya Nafisah pelan pelan mendapatkan kesadarannya kembali,Hal pertama yang dilakukan oleh Nafisah saat ia sadar adalah memanggil nama suaminya.Nafisah melakukan hal itu karena ia ingin memastikan kalau suaminya baik baik saja.
"Mas-Ibrahim..." panggil Nafisah dengan pelan yang membuat Ibrahim yang semula tengah tengah tertidur pulas di samping Nafisah, mendadak bangun setelah ia mendengar suara Nafisah.
"Nafisah ini aku sayang, syukurlah akhirnya kau sadar juga." ucap Ibrahim yang kedua matanya tampak berkaca kaca,merasa sangat bahagia ketika ia melihat istrinya sudah siuman.
"Mas Ibrahim,mas tidak terluka kan?Mas baik baik saja kan?" tanya Nafisah dengan peduli.
"Aku tidak apa apa Nafisah,kau tidak perlu khawatir.Aku baik baik saja." ucap Ibrahim yang meyakinkan Nafisah kalau ia baik baik saja.
"Syukurlah mas kalau mas Ibrahim tidak apa apa, Nafisah benar benar takut kalau sampai terjadi sesuatu kepada mas Ibrahim." ucap Nafisah
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!