Maisya Fahira, gadis bar-bar dengan segala keunikan yang di miliki nya,rela hidup sebatang kara di ibu kota hingga sukses menyelesaikan kuliah nya berkat bantuan dari sang kakak serta kedua sahabat baik nya, hingga di terima bekerja di sebuah perusahaan besar milik suami dari sahabat terdekat nya,siapa sangka dalam turun naik nya kehidupan yang dia jalani,Maisya justru bertemu dengan seorang pria yang berhasil mencuri seluruh hati nya.
Akan kah perasaan Maisya berbalas sempurna atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membahagiakan Keluarga
Saat ini Bima masih betah bermalas-malasan di hotel milik Al.sungguh pandai sekali pria yang satu ini memanfaatkan kesempatan.di kasih hati malah minta jantung dan Bima sengaja minta izin kepada Al untuk menginap satu Minggu di tempat mewah ini,makan di layani mau pijit tinggal panggil layanan hotel,pokok nya Bima akan menjadi raja untuk beberapa hari ke depan.
Al tanpa pikir panjang langsung menyetujui keinginan Bima,dalam hati nya apa yang dia berikan sekarang adalah sebagai bentuk balas budi kepada Bima.
Sejak terbangun dari tidur panjang nya,Bima mendadak gelisah memikirkan Maisya yang tadi malam ikut bersama nya.entah kenapa pikiran nya selalu tertuju kepada wanita cantik itu.Bima sudah mencoba menghubungi nomer ponsel Maisya namun sama sekali tidak mendapatkan jawaban.tidak kenal kata menyerah ,Bima akhirnya memutuskan untuk menghubungi Sari yang pasti sedang bersama Maisya .
" Kapan dia pulang kampung Sar?" tanya Bima sambil mendudukkan tubuhnya pada sandaran ranjang.
Bima terdiam mendengar penjelasan dari Sari, sesekali dahi nya mengernyit heran lalu mengangguk seolah-olah paham.
" Oke baiklah, terimakasih informasinya, gue tutup dulu ya Sar." Bima menyimpan kembali ponsel nya.
Tidak biasa nya Maisya pulang secara mendadak begini,dari cerita yang dia denger dari Sari juga tidak terjadi apa-apa kepada sahabat nya itu,tapi ada satu yang mengganjal di kepala nya,kata Sari tadi malam Maisya juga tidak pulang ke ruko dan baru pulang pada pagi hari.lalu di mana sahabat nya menginap semalam? Apa kah di kamar hotel ini juga? Sendirian?
Bima menggeleng cepat, tidak mungkin Samy dan Bayu berani melakukan sesuatu kepada Maisya.kalau sampai terjadi sesuatu maka Bima sendiri yang akan menghajar kedua pria itu.
" Lo udah tahu kabar tentang Maisya pulang kampung?" tanya Bima begitu sambungan telepon nya tersambung kepada Dila.
" Udah." jawab Dila singkat.
" Kok bisa? Kenapa gue nggak?" sinis Bima dengan mata melotot besar.
" Ya mana gue tahu,Maisya nya masih tidur tadi gue langsung nelpon ke nomer ibu dan ibu bilang dia lagi istirahat kelelahan nyetir mobil." ujar Dila menjelaskan karena dia pun ikut kepikiran tentang Maisya.
Tengah malam Dila sampai terbangun gara-gara bayangan Maisya yang melintas di alam mimpi nya.baru pagi tadi dia mencoba menghubungi Maisya tapi tidak bisa tersambung lalu beralih menghubungi Sari sehingga dia bisa tahu mengenai sahabat nya itu ,untung saja Dila masih menyimpan nomer ponsel ibu nya Maiysa hingga rasa khawatirnya berganti menjadi rasa lega setelah mendengar kalau Maiysa baik-baik saja.
"Gue telpon nggak di angkat - angkat sama tuh anak, memang kebo banget sahabat Lo itu " gerutu Bima.
Seandainya saja dia tahu Maisya pulang ke kampung halaman nya,Bima pasti ingin ikut agar bisa menikmati bagaimana suasana desa yang kata nya sejuk tanpa polusi udara.mau menyusul pun tidak bisa sayang kalau tiket gratis menginap di hotel ini di lewat kan begitu saja.
" Udah sih Bim,yang penting kan dia baik-baik saja,kayak nya dia lelah banget setelah menempuh perjalanan cukup panjang."ucap Dila yang sudah tahu jika sejak dulu Bima memang ingin ikut ke kampung halaman Maisya karena dia sendiri tidak punya kampung halaman.lahir di kota ini besar pun di kota ini lengkap dengan seluruh keluarga nya,jadi setiap mendengar kata pulang kampung Bima pasti merasa iri begitu juga dengan Dila.
" Lain kali gue wajib ikut kalau dia pulang kampung lagi,awas saja kalau sampai gue di tinggalin lagi.gue pecat dia jadi sahabat." Bima menjadi mencak-mencak nggak jelas.
" Gue juga pengen ikut,tapi nanti ya kita pergi nya." karena bayi tampan nya mulai menangis Dila akhirnya menyudahi sambungan telepon tersebut.Bima pun sudah mengerti dan sangat paham akan kesibukan dari sahabat nya yang sudah menjadi ibu dari satu anak.
Masih dengan memakai seragam sekolah nya, Ilham yang tidak melihat keberadaan sang Kakak di ruang tamu langsung menyelonong masuk ke kamar nya.Ilham tidak sendirian tapi mengajak Teja untuk ikut serta melihat sang Kakak.
" Mbak bangun."kata Ilham menggoyang kaki Maisya supaya lekas bangun.
" Ada apa sih kalian berdua? Mbak masih ngantuk ini." Maisya menendang pelan tangan kedua adik nya,mata nya masih terasa berat akibat kurang tidur sejak semalam.
" Bangun dulu dong Mbak,kata ibu tadi Mbak udah tidur cukup lama,ajak kita jalan-jalan dong Mbak,kita juga pengen merasakan bagaimana enak nya naik mobil mewah." kali ini Teja yang membuka suara, sebenarnya sudah sejak pagi tadi dia ingin mencoba naik mobil yang Maisya bawa pulang,tapi malu untuk mengatakan nya.
Mendengar permintaan dari sang adik membuat Maisya langsung membuka lebar kedua mata nya, sebagai seorang kakak yang sudah berhasil Maisya sedikit merasa bersalah belum sempat membahagiakan lebih jauh kedua adik serta sang ibu.
Maisya tersenyum menatap nanar kedua adik nya,kasihan sekali adik nya ini sedari kecil hidup dalam kesusahan dan sering di ejek oleh anak tetangga yang berkecukupan.
" Kalian mau kemana?" tanya Maisya .
" Kemana aja yang penting jalan-jalan, Kita juga ke pengen kayak si Teguh yang tiap Minggu pasti di ajak jalan-jalan sama orang tua nya,masa kita berdua cuman di rumah terus,bosan Mbak." keluh Ilham semakin membuat Maisya bersedih.
Maiysa menunduk kan kepala nya menyeka dengan cepat air mata yang sempat jatuh,dia tidak boleh memperlihatkan kesedihan nya ini kepada adik nya yang masih belum mengerti apa-apa.
" Ya udah,Mbak ganti baju dulu,kalian juga ganti baju ya sekalian bilang sama ibu biar ibu juga bisa siap-siap, nanti kita cari makan di luar saja." putus Maisya membuat kedua adik nya bersorak kegirangan.
Setengah jam kemudian Maisya memboyong keluarganya menuju ke sebuah tempat wisata, karena cuaca yang dingin membuat perut mudah terasa lapar,tanpa babibu Maisya mengajak Keluarga nya masuk ke dalam sebuah cafe lalu memesan makanan yang sama sekali belum pernah di makan oleh kedua adik nya begitu juga dengan sang ibu.
" Nak! Di sini harga nya pasti mahal,kenapa nggak cari makan di pinggir jalan saja." kata Bu Wati khawatir.
Maiysa tersenyum menggenggam kedua tangan ibu nya yang berada di atas meja.
" Maisya masih sanggup kok bu,bukan kah anak ibu ini sudah sukses di ibu kota sana,ibu pilih saja apa yang Ibu ingin makan,kalau masih kurang nanti kita pesan lagi ,kalian juga cari apa yang kalian inginkan." kata Maisya menatap bergantian ibu serta kedua adik nya.
Bu Wati tersenyum penuh bangga kepada Maisya , begitu juga dengan Ilham dan Teja yang nampak antusias menambah daftar makanan yang ingin mereka coba.
Dalam hati Maisya berjanji akan selalu membahagiakan keluarga nya bagaimana pun sulit nya nanti kehidupan nya dia tidak akan pernah menyerah dan melupakan tanggung jawab nya kepada keluarga.
" Nanti kalau sudah libur semester kalian boleh ikut ke kota,kalian bisa liburan di sana dan Mbak akan mengajak kalian ke berbagai yang tempat indah." ucap Maisya membuat Ilham dan Teja kembali bersorak bahagia,ini lah yang mereka tunggu - tunggu sejak lama dan Maisya sebagai kakak langsung mengabulkan nya.
" Terimakasih Mbak, akhirnya kita bisa ikut liburan juga." kekeh Ilham yang akhirnya bisa pamer kepada teman sepermainan nya.
" Iya,tapi janji dulu sama Mbak,nilai nya harus bagus jangan sampai mendapatkan nilai merah,kasihan ibu yang malu sama wali kelas kalian." Ilham dan Teja langsung mengacungkan jari jempol mereka kepada sang kakak.
" Udah habiskan makanan nya, nanti kita beli ponsel baru untuk kalian berdua." Maisya tidak berhenti memberikan kebahagiaan untuk ibu dan kedua adik nya.apapun yang dia miliki sekarang juga menjadi milik orang-orang yang dia sayangi.
Sepulang nya dari kantor,Al langsung meminta sopir untuk mengantarkan nya ke rumah orang tua nya, dia harus menjemput putranya dari sana karena Davin masih belum boleh mengendarai mobil nya sendiri setelah ketahuan ikut balapan lagi dengan orang - orang yang sudah dewasa.
Al memang selalu memanjakan putra nya tapi kali ini apa yang di lakukan Davin tidak bisa di toleransi lagi ,di tambah lagi kedua orang tua nya juga ikut mendukung keputusan yang dia ambil.
" Di mana Davin Ma?" tanya Al kepada sang ibu yang sedang duduk di sofa sambil memegang sebuah majalah edisi terbaru.
" Baru aja masuk ke kamar nya,Kamu udah makan belum?" tanya Bu Raya penuh perhatian.
" Sudah tadi di luar." jawab Al singkat membuat Bu Raya geleng-geleng kepala melihat tingkah putra nya.
Al sudah berlalu masuk ke kamar sang putra, mereka memang jarang menginap di sini tapi tetap saja ada kamar spesial yang sengaja di siap kan oleh Bu raya dan Pak Darwis untuk putra serta cucu kesayangan keluarga Darwis.
Selama ini Al selalu menolak jika di ajak tinggal satu rumah dengan orang tua nya,pria ini memilih hidup terpisah sehingga bebas melakukan apapun tanpa di ketahui oleh orang tua nya.
" Gimana sekolah Kamu hari ini ?" tanya Al begitu sampai di dalam kamar sang putra.
Davin yang sedang fokus menatap layar ponsel nya pun seketika menengadahkan kepala nya melihat sang papa yang sudah berdiri di hadapannya.
" Baik Pa." jawab Davin sama persis seperti Al yang tidak suka banyak bicara.
Al mengangguk kan kepala mengambil posisi duduk di samping sang putra.sebenarnya dia tidak tega menarik semua fasilitas yang biasa di miliki oleh putra nya itu tapi Al terpaksa berbuat tega demi kebaikan sang putra.
" Besok kamu sudah boleh memakai mobil Kamu lagi,tapi ingat jangan balapan di jalan raya lagi,kalau Kamu butuh arena untuk melatih keahlian mu,Papa bisa menyewa arena balapan supaya bisa Kamu gunakan." kata Al lalu menyerahkan kunci mobil yang baru dia ambil dari saku celana nya.
Aneh sekali bapak yang satu ini,di luar sana mungkin orang tua akan melarang keras anak nya masuk ke area balapan tadi Al malah membuka jalan untuk putra nya ,Davin tersenyum lebar mengambil cepat sesuatu yang sangat ingin dia pegang lagi ,tanpa benda itu pergerakan nya terasa sulit karena dia tidak terbiasa menggunakan angkutan umum.
" Terimakasih Pa." ucap Davin tanpa ekspresi.
" Sama-sama, maafkan Papa ya." ucap Al mengusap kepala Davin dan di balas anggukan kepala oleh sang putra.
Al langsung mengajak pulang putra nya ke rumah mereka karena nanti malam dia ada urusan dengan keempat sahabatnya.
" Kapan Kamu mau mencari istri sekaligus ibu untuk anak mu ini,Mama tidak mungkin setiap hari bisa mengontrol kalian berdua,atau nggak lebih baik kalian tinggal di sini saja." tanya Bu Raya lebih ke mendesak.
" Kapan-kapan aja lah Ma,tanpa istri pun Aku masih bisa mengurus putra ku." jawab Al malas-malasan.
Bu Raya menghela nafas berat nya.selalu saja seperti ini jawaban yang Al berikan jika di tanya tentang pendamping hidup,Bu Raya bahkan sudah lelah memperkenalkan putra nya itu kepada anak teman nya tapi selalu di tolak mentah-mentah oleh Al sampai membuat Bu Raya malu atas sikap Al kepada anak sahabat nya.
" Kamu pasti ingin punya sosok ibu kan Davin?" tanya Bu Raya beralih menatap cucu kesayangan nya berharap sangat banyak terhadap cucu nya ini.
" Tidak." jawab Davin singkat. Membuat Al terkekeh puas mendengar nya.
Bukan hanya dari segi wajah saja mereka mirip tapi kelakuan dan sifat juga sama persis, bahkan sering di anggap kakak adik sangking serupa nya mereka berdua.
" CK...Kalian berdua ini sama saja, sakit kepala Oma melihat kelakuan kalian itu." Bu Raya berdecak kesal tidak bisa berbuat banyak,suami nya selalu berpesan kepada wanita paruh baya ini agar memberikan kebebasan memilih kepada anak - anak mereka tanpa harus di paksa,jika sudah salah jalan baru lah mereka boleh ikut campur.sayang nya Al terlalu lihai menyembunyikan semua nya dari kedua orang tua nya.
Setelah berpamitan kepada Bu Raya,Al dan Davin langsung masuk ke dalam mobil sport mewah milik Al dengan Davin sendiri yang memegang setir mobil, sedang kan mobil milik Davin sudah dibawa lebih dulu oleh sang sopir.
Bersambung
Sebelum lanjut jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan bantu rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ nya ya guys..