Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8.
Carla meletakkan semua barang hasil belanjaannya ke atas tempat tidurnya, dan kemudian bergegas untuk mengunci pintu kamarnya.
Ia tidak ingin Bastian masuk ke dalam kamarnya, walau ia tahu Paman angkatnya itu, tidak akan datang ke kamarnya.
Di kehidupannya yang lalu, ia tidak pernah mengunci kamarnya, agar memudahkan Bastian masuk ke dalam kamarnya.
Tapi, kalau bukan karena ada hal penting, atau karena Carla sakit, Bastian tidak akan pernah masuk ke dalam kamar Carla.
Carla tidak memanggil Tina untuk membantunya, ia ingin sendiri melakukannya semua.
Carla menutup pintu kamarnya, dan memutar kunci kamar untuk mengunci pintu kamarnya.
"Tunggu!!"
Pintu yang akan ia kunci di dorong Bastian dari luar, dan membuat pintu kamarnya kembali terbuka.
Carla dengan cepat mendorong kembali pintu tersebut, "Pergi! Paman tidak boleh masuk ke kamar ku!!" sahutnya dengan nada tinggi.
"Carla, ada apa denganmu? Paman mengaku salah, tidak segera datang untuk melihatmu, Paman sangat sibuk, banyak yang Paman urus, hingga lupa untuk datang melihat mu!!" sahut Bastian mendorong kembali pintu kamar Carla.
"Aku sekarang sudah baik-baik saja, jadi Paman tidak usah melihatku lagi, pergi sana! aku ingin sendiri! aku ingin membenahi belanjaan ku!!" ujar Carla menahan pintu kamarnya, agar kembali tertutup.
"Kenapa kamu tidak panggil Tina? atau bersama Paman saja membenahi barang belanjaan mu, tadi aku lihat banyak sekali yang kamu beli, Paman tidak ada pekerjaan lagi, jadi bisa membantu kamu!!" sahut Bastian, sembari mendorong terus pintu kamar Carla.
"Bastian! aku tidak butuh bantuanmu! pergilah!!" teriak Carla.
Ia merasa ada yang salah pada Bastian, di kehidupannya yang lalu, Bastian tidak pernah seperti ini.
Di kehidupan yang lalu, Bastian tidak tertarik untuk membantu Carla, karena sudah ada Tina yang melakukan apa pun untuk membantunya.
Di luar pintu, Bastian terkejut mendengar teriakan Carla.
Carla tidak pernah memanggil namanya, dengan tekanan nada, yang terdengar benar-benar tidak menginginkan dirinya.
Bastian semakin yakin, kalau Carla sangat marah padanya, karena tidak datang melihatnya setelah terjatuh dari kolam renang.
"Carla! maafkan Paman, sungguh aku lupa untuk melihatmu, buka pintunya..!!" Bastian kembali mendorong pintu kamar Carla.
Karena kekuatan tenaga mereka jauh berbeda, Carla tidak berhasil menutup pintu kamarnya.
Bastian dengan mudahnya mendorong pintu kamar Carla, dan berhasil masuk ke dalam kamar Carla.
Carla menatap tajam Bastian, ia sangat tidak menyukai situasi ini.
Dulu di kehidupannya yang lalu, ia pasti kesenangan melihat Bastian masuk ke dalam kamarnya.
Ia saat itu, akan selalu menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Bastian, dan meminta Bastian menggendongnya.
Mengingat akan tingkahnya yang dulu, tiba-tiba Carla merasakan tubuhnya merinding.
Saat itu ia benar-benar sangat konyol, dan sangat memalukan.
Dan, saat ini, melihat Bastian dekat dengannya, membuat ia merasa tidak nyaman.
Kaki Carla dengan cepat mundur ke belakang, melihat Bastian datang mendekat padanya.
"Mau apa Paman?" tanya Carla dengan raut wajah tegang, ia waspada jangan sampai Bastian menyentuhnya.
Ia sudah tidak tertarik lagi berdekatan dengan Bastian, karena ia tidak ingin mati untuk yang ke dua kalinya.
Ivanka sangat licik, ia akan mencari segala cara untuk mendapatkan Bastian.
Jadi, di kehidupan ini, Carla sudah berjanji akan menjaga diri dengan baik, tidak ingin terlibat lagi dengan Bastian.
"Mau apa? tentu saja ingin memastikan kamu baik-baik saja, karena kamu biasanya tidak seperti ini!" kata Bastian semakin mendekati Carla.
"Stop! berhenti Paman! aku tidak mau Paman mendekat lagi!!" suara Carla nyaris berteriak, melihat Bastian terus saja melangkah mendekat padanya.
Sekali tarik, tangan panjang Bastian meraih tangan Carla, lalu membawa tubuh Carla masuk ke dalam pelukannya.
"Maafkan Paman, mulai sekarang Paman tidak akan mengabaikan mu lagi!"
Bastian memeluk tubuh mungil Carla dengan erat.
Carla membeku dalam pelukan Bastian.
Di kehidupan yang lalu, semenjak ia terang-terangan menunjukkan rasa suka pada Bastian, sekali pun Bastian tidak pernah memeluknya.
Carla memejamkan matanya, untuk menenangkan perasaannya, yang sudah tidak memiliki perasaan lagi pada Bastian.
Ia sudah menghapus rasa cintanya pada Bastian.
Bersambung.....