TERJEBAK CINTA MAFIA

Luigi membawa Monica ke kamarnya di lantai tiga. Laki-laki itu langsung membaringkan tubuh Monica yang menatapnya dengan tatapan sayu penuh pengharapan.

Laki-laki itu melepaskan tuxedo dan dasi kupu-kupu yang ia pakai. Melemparkan ke sembarang tempat. Tanpa melepaskan seluruh pakaiannya, ia menurunkan resleting celana panjang yang ia pakai.

Menyembulkan miliknya yang sudah berdiri tegak. Sejak melihat Monica masuk secara tiba-tiba ke dalam ruang kerjanya. Luigi yang di pengaruhi minuman keras ingin langsung menyerang istri nya itu. Tapi ia menahan hasratnya tidak menyerang Monic di ruang kerjanya.

Monica melototkan kedua matanya melihat milik suaminya yang siap memasukinya. Terlebih Luigi mengangkat gaun pengantin Monica ke atas perutnya tanpa berniat untuk melepaskan. Luigi pun menarik paksa panties berenda Monica dan melemparkannya sembarangan.

Wajah laki-laki itu menggelap dengan rahang mengetat. Wajahnya dingin dengan ekspresi datar.

Kedua mata Monica melotot seperti hendak keluar dari kelopaknya.

"S-ayang apa yang kau lakukan?", ucap Monica dengan tubuh bergidik ngeri menatap Luigi yang mengarahkan milik nya pada inti nya. Luigi membuka lebar-lebar kedua paha Monica. Monica menahan pahanya. Kembali merapat dan berusaha menutupnya.

Melihat tindakan Monica seperti itu, membuat Luigi mengeram kesal. Anggaplah otaknya kini sudah kerasukan iblis. Lupa Monica sudah menjadi istri yang seharusnya ia perlakuan dengan lembut.

"Ini yang kau inginkan bukan? Kamu mau aku memasuki mu di malam pertama kita kan?!", ketusnya dingin dengan sorot mata tajam menghunuskan tatapan bak singa kelaparan pada netra Monica yang menatapnya ketakutan seraya menahan dada Luigi agar menjauh dari atas tubuhnya.

Namun sia-sia saja, tenaga laki-laki itu sangat kuat. Kekuatan Monica bak selembar kain yang bagi Luigi.

Monica menjerit kesakitan ketika Luigi benar-benar memasuki nya sekali hentakan keras merobek pusat tubuhnya yang sudah lama tak tersentuh oleh laki-laki manapun.

"Aww. S-akitt. Hentikannn!"

Lagi-lagi Monica berusaha mendorong tubuh Luigi yang berada di atasnya.  Monica memberontak sekuat tenaga, agar Luigi menghentikan perbuatan brutalnya. Namun laki-laki itu tak pedulikan kesakitan yang Monica rasakan.

Luigi membawa tangan Monica ke atas dan mencengkeramnya dengan kekuatan penuh.

Luigi merasakan kehangatan ketika milik nya benar-benar menghujam memenuhi inti Monica. Amarah dan hasrat melebur menjadi satu dalam tubuh laki-laki itu. Namun kemarahan membuatnya gelap mata. Bahkan ia menutup mata dan telinga, seakan-akan tak mendengar isak tangis istrinya.

Tanpa memperdulikan keadaan Monica, yang merintih kesakitan di bawah Kungkungan tubuh atletisnya. Laki-laki itu menghentak dengan kuat dan keras miliknya pada inti Monica. Seketika tubuh Monica menegang karena panik luar biasa.

Rintihan begitu lirih dari bibir Monica terdengar jelas. Begitu pun air mata pilu menetes menyentuh ujung matanya membasahi bantal bersarung putih di bawah kepalanya.

Wajah Monica memutih. Begitu pucat. Bibirnya bergetar hebat.

Tangisan Monic kian terdengar kala Luigi merobek gaun pengantin yang ia kenakan.

"Brettt!

Seketika tubuh atasnya terpampang.

Luigi semakin brutal memperlakukan Monica yang sudah menjadi istri sahnya. Mencengkram kuat dada Monica dan mengigit bagian atasnya. Membuat Monica begitu tersiksa. Sementara Luigi tidak memperdulikan keadaan istri nya itu, sampai ia puas dan menyemburkan lahar panas memenuhi inti Monica.

Dengan sisa tenaganya, Monica mendorong tubuh perkasa Luigi dari atas tubuhnya. Ia terisak. Sakit. Itu yang di rasakan Monica kini. Untuk mengerakkan kedua kakinya saja begitu perih di area bawah tubuhnya. Monica tidak bisa pergi dari kamar itu yang menjadi saksi bisu perbuatan Luigi padanya.

Malam pertama yang di nantikan meninggalkan luka mendalam baginya kini. Laki-laki yang di harapkannya akan selalu membuatnya bahagia ternyata membuatnya menangis di malam pertamanya.

"Kenapa kau memperlakukan aku seperti ini? Ada apa denganmu? K-au bukan Luigi yang aku cintai", Isak Monica pilu.

Ia menarik selimut tebal untuk menutupi seluruh tubuhnya yang berjejak merah akibat perbuatan kasar Luigi.

Luigi tidak memperdulikan nya. Laki-laki itu melangkah mendekati meja tempat minuman berada. Laki-laki itu pun terlihat sangat kacau. Ia meneguk wine hingga tandas.

"Pranggg!

Tiba-tiba Luigi melempar gelasnya ke dinding dekat tempat tidur hampir saja mengenai Monica yang spontan beringsut dari tempatnya. Monica benar-benar tidak menyangka perbuatan Luigi itu. Ia sedang terkejut di perlakukan kasar, sekarang semakin membuatnya terkejut lagi. Luigi sekarang yang ada bersamanya bukanlah Luigi yang ia cintai. Luigi yang ada di hadapannya layaknya iblis berwujud manusia.

Monica menatap suaminya dengan mulut terbuka. Ia tidak menyangka perbuatan Luigi. Apakah ia sekarang menunjukkan dirinya yang sebenarnya?

Luigi mendekati tempat tidur. Mendekati Monica berada. Wanita itu beringsut ke sudut tempat tidur. Setelah melihat kelakuan Luigi, apapun bisa terjadi pada nya saat ini. "Kamu m-au apa? A-pa kau mau membunuhku?"

Tubuh Monica gemetaran hebat bahkan air matanya pun jatuh dengan sendirinya. Bibir nya bergetar kelu ketika Luigi kian mendekat. Monica memeluk kedua lututnya sekuat tenaga.

Luigi membuka laci nakas dan melemparkan kertas ke hadapan Monica.

"Kau wanita munafik! Ternyata kau dan suami mu itu sama-sama pembohong!"

Luigi menggerakkan lehernya hingga terdengar gemeretak tulang lehernya.

Monica melihat foto pernikahan ia dan Silvio di hadapannya kini. Dengan jemari gemetaran Monic mengambil foto-foto itu. Ia tidak mengerti apa maksud Luigi.

"Heh...kau jangan pura-pura lugu Monica, kalian menikah menikmati kebahagiaan ketika adikku meregang nyawa!"

"Kau tahu artinya, hah?! Silvio meninggalkan Xena karena mu. Kau ikut andil menyebabkan adik ku bunuh diri. Kalian berdua membunuh Xena dan membuat merenggut kebahagiaan Allegri!"

"Kau harus bertanggung jawab... Monica Dimitrov! Anak mu akan merasakan tidak memiliki kedua orang tua sama seperti Allegri!", ucap Luigi menggebu-gebu dengan suara menggelegar memenuhi kamar berukuran luas itu.

Seketika Monica bangkit, meskipun merasa begitu kesakitan. Air matanya tumpah membasahi wajahnya yang kaget dan menahan kepedihan. Wajahnya kian pucat pasi. Mulutnya terbuka karena keterkejutan teramat sangat yang baru saja ia ketahui bahwa Silvio suaminya merupakan orang yang sama dengan Silvio kekasih Xena adik Luigi. 

Bahkan Silvio dan Xena memiliki anak yaitu Allegri yang kini dalam pengasuhan Luigi.

"A-ku tidak tahu apa-apa tentang ini, Luigi. Kau tidak adil memperlakukan aku seperti ini Luigi. A-ku benar-benar tidak tahu Silvio menjalin hubungan dengan wanita lain di saat menikahi ku–"

"Ahh...Kau sama saja dengan suami mu itu, kalian benar-benar berjodoh!", hardik Luigi melangkah keluar kamar dan membanting pintu dengan keras.

Monica tertatih mengejar Luigi.

"Luigi jangan pergi...kita harus bicara", teriaknya. Namun Luigi tetap pergi meninggalkan Monica seorang diri yang  menangis.

...***...

To be continue

Tinggalkan komentar kalian di setiap bab ya kesayangan Emily semuanya 🙏🏻 Terimakasih 🤗