NovelToon NovelToon
Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Eclaire

"Dia membuang sebuah berlian, tapi mendapatkan kembali sesuatu yang kurang berharga. Aku yakin dia akan menyesali setiap keputusannya di masa depan, Illana."—Lucas Mathius Griggori.

Setelah cinta pertamanya kembali, Mark mengakhiri pernikahannya dengan Illana, wanita itu hampir terkejut, tapi menyadari bagaimana Mark pernah sangat mengejar kehadiran Deborah, membuat Illana berusaha mengerti meski sakit hati.

Saat Illana mencoba kuat dan berdiri, pesona pria matang justru memancing perhatiannya, membuat Illana menyeringai karena Lucas Mathius Griggori merupakan paman Mark-mantan suaminya, sementara banyak ide gila di kepala yang membuat Illana semakin menginginkan pria matang bernama Lucas tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Eclaire, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Memvalidasi perasaanmu.

"Kau telah mengantarku pulang? Aku pikir—" Illana kebingungan saat keluar dari mobil dan menemukan sosok Lucas di sampingnya, bukan pria bernama Scoth, sepanjang perjalanan ia tak menyadari apa pun karena mereka kompak terdiam serta kelopak mata Illana yang terus terpejam.

"Ya, Illana. Pria itu sudah kabur, tolong jangan bersinggungan dengan orang asing, aku takut jika dia memanfaatkanmu." Ia membantu memapah Illana berjalan menuju lobi apartemen.

"Eum, terima kasih, maaf telah merepotkanmu, Paman Lucas."

Mereka memasuki lift, Lucas tak perlu bertanya letak lantai dan nomor unit apartemen Illana karena sudah pernah mendatangi tempat ini. Ia miris melihat kondisi wanita itu.

"Aku tidak tahu apa yang mengguncangmu sehingga datang ke klub malam, tempat seperti itu tidak ramah untukmu, Illana."

"Maaf. Aku hanya ingin membenamkan diriku sedikit aja, aku ingin melupakannya."

Lucas terdiam, mereka keluar dari lift menuju unit apartemen Illana.

"Berapa pinnya?" tanya Lucas. "Kau bisa menekannya sendiri?"

Illana menggeleng, sepasang matanya memerah dan semakin sayu. "Kepalaku sangat sakit." Ia menyebutkan serangkaian nomor pin pintu masuk unitnya.

"Aku mengerti." Setelah menekan pin, mereka masuk. "Di mana kau ingin beristirahat?"

"Kamarku."

Lucas membantunya membaringkan tubuh di ranjang, melepas heels wanita itu, menarik selimut untuknya.

"Beristirahatlah dengan baik, Illana. Aku harus kembali ke klub untuk mengambil mobilku." Ia berjalan menuju pintu setelah memastikan kondisi Illana aman.

"Paman."

Langkah Lucas terhenti, ia menoleh. "Ya, Illana. Kau membutuhkan sesuatu?"

Wanita itu terdiam, membuat mereka bertatapan dalam keheningan. Lucas bertanya-tanya, sementara Illana masih menimbang—apakah dia harus benar-benar bertanya tentang keingintahuan di kepalanya?

"Ya, Illana. Kau membutuhkan sesuatu?" Lucas mengulang pertanyaan.

"Aku ingin tahu." Ia menarik napas dalam-dalam. "Apakah mereka akan menikah?"

Pria itu berkedip, ia mencoba menarik kesimpulan jika maksud Illana berkaitan dengan keponakannya.

"Mengapa hanya diam, Paman? Aku yakin kau mengetahuinya karena kau adalah keluarga Mark."

"Mark memang keponakanku, tapi sungguh aku tak mengetahui kabar tentang hubungannya dengan Deborah. Aku tak pernah menginjakan kaki di rumah itu lagi sejak terakhir kali datang sekaligus memaki Steve, kita juga bertemu hari itu."

Artinya, Lucas terakhir kali bertemu Steve maupun Mark sudah satu bulan lalu.

"Kau sengaja menyembunyikan sesuatu dariku? Kau pasti tahu bahwa hubungan mereka semakin erat, dan mungkin akan bertunangan dalam waktu dekat. Jangan berusaha menghiburku, Paman! Duniaku telah runtuh meski berusaha memperbaikinya, aku tak mampu bertahan lebih lama lagi." Ia menutupi wajah menggunakan kedua telapak tangannya, Illana menangis sesegukan seraya duduk di ranjang.

Lucas terdiam, efek sakit hati Illana cukup ampuh merangsang rasa iba pada diri pria itu, tatapannya menjadi sayu.

Bukan hanya tidak bertemu Steve dan Mark, tapi Lucas juga tidak bertemu Illana sejak hari itu, dan sekarang mereka tak sengaja melakukannya.

"Illana."

Ia menurunkan kedua tangannya, menatap nanar Lucas yang masih berdiri di depan pintu.

"Pulanglah, Paman. Katakan pada Mark bahwa dia telah mengalahkanku, katakan padanya dia sudah menang. Dia berhasil menyakitiku." Ia tak bisa berhenti menangis meski telah berusaha mengabaikan patah hatinya satu bulan terakhir, dinding yang dibangun kokoh harus hancur karena Illana kembali terusik oleh pengkhianatan mantan suaminya. "Bagaimana cara menghentikan ini, huh?"

"Illana." Lucas mendekat, lalu duduk di depan wanita itu. "Aku bahkan tidak tahu cara menghiburmu, aku tak memiliki pembelaan apa pun untuk keluargaku. Maaf, maafkan aku, Illana."

"Aku selalu kesulitan menelan makananku, bahkan tubuhku gemetar saat harus berdiri, lalu menelan obat tidur setiap malam agar bisa beristirahat, tapi mereka yang menyakitiku sepertinya sibuk bersorak. Mengapa orang-orang ini tak berperasaan, Paman? Apa salahku?"

Illana tak memiliki alasan untuk mengadu kepada orangtuanya, mereka menganggap perasaan wanita itu menjadi lebih baik serta telah menerima perceraiannya setelah kembali sibuk bekerja. Illana tak ingin membuat mereka bersedih karena sangat rapuh, ia tak ingin membohongi siapa pun lagi, hatinya hancur berserakan akibat perceraian itu.

"Aku pergi ke klub malam karena rasa frustasiku telah kembali, sekarang semua orang di Cinnamon pasti membahas perceraian ini. Bisakah aku membakar saja gedung itu?" Selain frustasi, ia juga terpengaruh oleh efek alkohol, membuat bibirnya sangat mudah berkata sembarangan. "Aku ingin membenamkan orang-orang itu agar berhenti menghardik masalahku."

"Illana, sebaiknya kau beristirahat." Meski sempat ragu ketika tangannya mengambang di depan wajah Illana, tapi ia berhasil memberanikan diri mengusap air mata wanita itu. "Kau pasti cukup sibuk dan lelah menghadapi hari ini. Kau bisa tidur, sementara aku menunggu di ruang tamu jika kau membutuhkan sesuatu. Okey?"

Illana tertawa getir. "Kau memang tidak sanggup menghiburku, sial! Apakah kau tidak pernah menghadapi seorang perempuan, Lucas Griggori? Apa kau sama saja seperti Mark yang jahat itu, huh!"

Lucas mengerjap terkejut menanggapi bentakan itu, ia sangat jarang bersinggungan dengan wanita, terlebih jika mereka hanya akan mengganggu pekerjaannya, sehingga sulit bersikap lembut seperti pria-pria penuh perhatian yang disukai banyak orang. Saat Lucas berusaha melakukan anomali tersebut di depan Illana, ia justru mendapat penolakan.

Lucas berusaha menahan kesabaran, mengatur pernapasan agar dia bisa menghadapi Illana dengan lebih baik, wanita itu terpengaruh oleh rasa frustasi yang wajar, sangat berhak jika ingin meluapkan emosinya.

"Illana."

"Paman. Apakah aku tidak cukup untuk Mark? Itu artinya kekuranganku sangat banyak?" Suara Illana menjadi lirih, ia menunduk seraya menyentuh leher karena terasa sakit. "Apakah Deborah lebih segalanya dariku?"

Sangat wajar bagi siapa pun membutuhkan validasi setelah dikhianati pasangan mereka, dan Illana sering memikirkan tentang apa yang salah sehingga Mark memperlakukannya seburuk ini?

Wanita itu kembali menatap Lucas, wajahnya masih basah. "Apakah aku jelek dan tidak layak berdiri di sampingnya, Paman? Apa yang dia inginkan dariku, huh? Mengapa tidak jujur sehingga aku bisa berbenah."

"Tidak, Illana. Tidak. Jangan merasa kau sangat bersalah atau memiliki banyak kekurangan. Aku takkan membela keponakanku, dia yang paling bersalah untuk masalah ini. Kau sempurna, aku yakin banyak pria yang menginginkanmu."

"Benarkah? Lantas, mengapa Mark Griggori justru membuangku dan memilih mantan kekasihnya?"

Lucas tidak dapat menjawab, tapi membayangkan seandainya Scoth berhasil membawa Illana bersama pria itu, pasti banyak hal bisa dimanfaatkan—sementara psikis Illana sedang terguncang.

"Mengapa aku tidak lebih baik dari Deborah? Bukankah dia meninggalkan Mark dan membuatnya jatuh terpuruk? Sementara aku datang untuk menyelamatkan dan menyembuhkan setiap patah hatinya? Mengapa dia memperlakukanku dengan tidak adil, Paman?"

"Illana, dengarkan aku." Ia tak sanggup lebih lama mendengar setiap rintihan wanita itu, ia memberanikan diri menarik Illana pada pelukannya, mengusap punggung wanita itu seraya bersuara penuh ketenangan dan dukungan. "Mark memang bodoh, dia adalah pria paling naif dan merugi karena telah meninggalkanmu. Dia belum memahami tentang hukum karma, dia telah jahat kepadamu, jadi lupakanlah pria itu, Illana. Mari bangun kembali hidupmu dengan banyak keceriaan, aku akan mendukung apa pun keputusanmu meski aku bagian dari Keluarga Griggori. Tenanglah, aku ada bersamamu."

***

1
D_wiwied
gercep sekali paman satu ini, takut illana berubah pikiran ya /Joyful/
D_wiwied: nah itu, suka2 authornya sih
Sunny Eclaire: mumpung author belum berubah pikiran kak /Facepalm//Proud//Joyful/
total 2 replies
D_wiwied
ga usah cemburu mark, salahmu sendiri yg melepas illana demi masa lalumu
Belinda Dayes
Duh, thor. Update dong, gak bisa tidur nih gara-gara penasaran 🙄
Niki Fujoshi
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
ADZAL ZIAH
lanjut kak... dukung juga novel ku ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!