Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Hari pernikahan Zhao Yan dan Jian Ying akhirnya tiba. Semua orang telah siap di depan pintu gerbang kediaman keluarga Xiao, untuk mengantar Zhao Yan ke istana.
Ada lebih dari 10 kotak besar dan yang lainnya juga telah siap dibawa oleh pengawal keluarga Xiao.
Zhao Yan keluar dari kamarnya, lengkap dengan pakaian pengantin berwarna merah.
Nyonya Xiao yang melihat putranya keluar dari kamar, tersenyum bahagia.
"Kau terlihat sangat cocok mengenakan pakaian itu, sangat tampan," ucap nyonya Xiao.
"Terima kasih, Ibu,"
Nyonya Xiao berjalan di samping Zhao Yan, mereka berjalan bersama sampai akhirnya mereka berada di depan pintu gerbang.
Di sana sudah berdiri tuan Xiao yang tengah menunggu mereka.
"Ayah, Ibu. Terima kasih karena sudah banyak membantu Zhao Yan. Dan terima kasih atas semua yang telah Ayah dan Ibu berikan kepada Zhao Yan," ucap Zhao Yan seraya membungkukan badannya, memberi hormat kepada kedua orang tuanya.
"Berdirilah, kau adalah putra kami. Sudah sepantasnya kami melakukan semua itu padamu," ucap tuan Xiao.
Nyonya Xiao dan tuan Xiao merasa sangat terharu, karena meskipun mereka hanyalah orang tua angkat, namun Zhao Yan begitu sangat menghormati mereka.
Zhao Yan menaiki kuda yang telah dihias dengan hiasan warna merah, sementara seorang pengawal membawa kuda itu berjalan ke arah istana.
Di belakang Zhao Yan ada rombongan yang membawa mas kawin, dan barang-barang yang lainnya pun berjalan mengikuti.
Ibukota terlihat sangat ramai karena rombongan keluarga Xiao mulai berjalan membawa Zhao Yan dan barang-barang menuju istana.
Semua orang melihat Zhao Yan dengan tatapan bahagia, bukan hanya memiliki wajah yang tampan, tetapi Zhao Yan juga memiliki aura seorang Kaisar yang tegas.
Bukan hanya di luar istana, di dalam istana pun tidak kalah ramai. Ada lebih dari 1000 pengawal kerajaan berdiri untuk menyambut kedatangan Zhao Yan dan keluarga Xiao.
Para pelayan istana pun sudah siap untuk melayangi para tamu undangan, yang sudah duduk di tempat mereka masing-masing untuk menunggu pengantin tiba.
Sementara di dalam kamar, Jian Ying masih harus memakai jepitan rambut yang dibantu beberapa pelayannya.
"Apakah ini tidak terlalu banyak, A Yin?" Jian Ying melihat jepitan rambut di atas kepalanya lewat cermin kecil di depannya.
"Yang Mulia, mohon berhentilah bergerak. Kami tidak bisa memasang jepitan rambut ini, jika Yang Mulia terus bergerak seperti itu," ucap A Yin yang tengah mencoba menusukan jepit rambut.
"Tetapi ini sudah terlalu banyak, A Yin,"
"Tidak, Yang Mulia. Anda hanya memakai satu set jepitan rambut, dan ini adalah jepitan yang paling sederhana dan sedikit jumlahnya,"
Jian Ying terlihat sangat lelah melihat begitu banyak jepitan di rambutnya. Biasanya dia hanya akan memakai dua jepitan rambut saja setiap harinya, namun hari ini dia memakai satu set jepit rambut dan itu lengkap dengan mahkota emas yang belum diletakan di atas kepalanya.
"Yang Mulia, Selir Yan dan Selir An ada di sini untuk bertemu dengan anda," ucap pelayan yang berada di depan kamar.
"Persilakan mereka masuk!"
Krieet!
Pintu kamar terbuka, Selir Yun dan Selir An masuk ke dalam kamar Jian Ying.
"Apakah masih belum selesai? Tuan muda Xiao sudah berangkat dari kediamannya," ucap Selir Yun.
"Ibu Selir, bisakah aku tidak memakai jepit rambut terlalu banyak seperti ini?"
"Jian'er, hanya untuk hari ini saja. Kau harus menahannya," ucap Selir An.
Jian Ying terlihat cukup tertekan dengan jepit rambut yang sangat banyak di kepalanya. Selir Yun juga Selir An hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat Jian Ying yang seperti itu.
"Yang Mulia, semua sudah selesai. Kini anda hanya harus memakai penutup kepala ini saya," A Yin membawa kain merah penutup kepala untuk Jian Ying.
Selir An berjalan, "Biarkan kakak Yun yang membantu Jian'er memakai penutup kepala ini,"
"Baik,"
Selir An memberikan kain penutup kepala itu pada Selir Yun. Selir An tahu jika Selir Yun tidak akan bisa melakukan hal itu kelak, jadi dia dan Ratu sepakat untuk memberikan kesempatan itu kepada Selir Yun.
Dengan hati-hati Selir Yun memakaikan kain penutup kepala itu pada Jian Ying yang sudah sangat cantik, dan siap untuk menikah.
"Putri kita sangat cantik, kau harus bahagia bersama tuan muda Xiao," ucap Selir Yun sebelum dia benar-benar menurunkan penutup kepala itu.
"Terima kasih, Ibu Selir. Jian'er pasti akan bahagia,"
Selir Yun mengangguk, lalu menutup kepala Jian Ying dengan sempurna.
"Yang Mulia, tuan muda Xiao telah tiba di istana!" ucap seorang pelayan.
Selir Yun dan Selir An mengangguk, lalu membantu Jian Ying berdiri.
"Kami akan membawamu ke depan, dan kau akan menaiki tandu yang akan mengantarmu ke depan aula istana," ucap Selir Yun.
Jian Ying mengangguk.
Dengan hati-hati Selir Yun dan Selir An membawa Jian Ying keluar dari kamarnya.
Di depan kamar Jian Ying, sudah ada tandu pernikahan yang akan membawa Jian Ying ke aula istana, di mana dia dan Hong Zhao Yan akan menikah.
Setelah masuk ke dalam tandu, Jian Ying duduk dengan perasaan gugup.
Sementara kedua Selir Kaisar melihat tandu yang mulai diangkat oleh para pengawal istana.
"Aku berharap semuanya akan berjalan dengan baik," ucap Selir Yun.
"Iya, Kakak. Aku juga berharap seperti itu,"
Kedua Selir berjalan menuju aula istana, mereka berjalan melewati istana Ratu, agar lebih cepat sampai. Karena tandu yang membawa Jian Ying akan melewati bagian halaman luar istananya.
Di depan aula istana, Hong Zhao Yan yang telah tiba bersama keluarga dan juga barang-barang pernikahan, tengah menunggu kedatangan Jian Ying.
Kedua tangan Zhao Yan mengepal, karena dia merasa sangat gugup hari ini. Namun, tidak dengan kedua orang tuanya yang terlihat sangat bahagia.
"Yang Mulia Putri Chen tiba!" ucap kepala pengawal istana dengan lantang.
Zhao Yan melihat iring-iringan pengawal dan pelayan istana, di tengah mereka terdapat tandu yang membawa Jian Ying di dalamnya.
"Jantungku semakin tidak terkendali!" gumam Zhao Yan dengan sangat pelan.
Iring-iringan itu berhenti, kemudian pelayan yang selalu bersama dengan Jian Ying membuka penutup tandu, lalu membantu Jian Ying yang mengenakan pakaian pengantin keluar dari tandu.
Zhao Yan dan semua orang yang berada di sana melihat ke arah Jian Ying.
"Salam kepada Yang Mulia Putri Chen, semoga Yang Mulia selalu bahagia dan panjang umur!" ucap semua orang dengan bersamaan sambil membungkukan badan mereka.
Jian Ying hanya diam mendengar suara semua orang ketika memberi hormat padanya.
A Yin, membawa Jian Ying dengan hati-hati. Hingga mereka berhenti tepat di depan Hong Zhao Yan.
"Silakan, Yang Mulia Pangeran!" ucap A Yin seraya menyerahkan tangan Jian Ying.
"Terima kasih,"
Zhao Yan menerima tangan Jian Ying, lalu menggenggamnya dengan lembut.
Ada sesuatu yang lain pada diri Jian Ying ketika tangannya digenggam oleh Zhao Yan, jika saja Zhao Yan dapat melihat wajah Jian Ying sekarang yang merah, pasti dia akan tersenyum lebar.