Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.
Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.
Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.
"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.
Dor! Dor! Dor!
Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.
Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan
Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mati Kutu
"Mana bill untuk saya kak?" tanya Zanaya lagi. Kemudian kasir itu memberikan bill sesuai makanan yang dipesan Zanders tadi.
Zanaya kemudian mengeluarkan kartunya, kasir itu segera menerimanya lalu menggesek di mesin EDC (Electronic Data Capture). Gadis cantik itu juga memberikan tip pada pelayan serta kasih itu.
"Terimakasih nona," ujar mereka, tersenyum ramah.
"Sebaiknya kakak, segera menagih mereka. Jangan sampai mereka kabur," ujar Zanaya.
Mereka mengangguk, kemudian pelayan tersebut mengambilkan bill, untuk meja nomor 11 tempat Yuniar berada bersama teman-temannya.
"Pantas saja makanan disini mahal-mahal, ternyata rasanya seenak ini," celetuk wanita yang berbaju pink, tersenyum puas.
"Oh, iya. Tentu saja Jeng. Ini kan restoran yang terkenal dikalangan pengusaha atas, jadi tidak salah kita memilih restoran ini. Bahkan kami sekeluarga sering makan disini," sahut Yuniar cepat.
"Jeng Yuniar ini memang hebat dalam memilih tempat," puji wanita yang berbaju maroon, yang di angguki yang lainnya. Membuat Yuniar semakin besar kepala.
"Eh, jangan lupa jeng! Untuk bungkus bawa pulang, kalau aku sih sudah bosan. Jadi, aku tak perlu bawa pulang," ucap Yuniar sombong, meski teman-temannya tersenyum tapi dalam hati mereka, merasa panas dan iri melihat keberuntungan Yuniar, yang mempunyai suami kaya, pikir mereka.
"Permisi!" sela pelayan ramah, saat Yuniar dan teman sosialitanya sedang berbincang.
"Ya, ada apa?" tanya Yuniar, mengerutkan keningnya.
"Ini bill nya Nyonya. Silakan bayar, totalnya 65 juta 300 ribu!" ucap pelayan itu, membuat mereka terbelalak kaget.
"Loh, bukannya sudah dibayar sama meja nomor 5 itu yah mbak?" tanya Yuniar, entah kenapa perasaannya mulai tidak enak.
"Tapi pelanggan yang disana, mengatakan jika dia tidak mengenal anda Nyonya," sahut Pelayan itu, masih mempertahankan sikap ramahnya.
Mata Yuniar melotot tidak percaya, sedangkan teman sosialitanya, mengerutkan keningnya bingung dengan situasi yang ada.
Yuniar segera melangkah ke arah Zanaya, yang sudah melangkah ke arah pintu restoran.
"Zanaya!" Yuniar memegang pergelangan tangan gadis itu.
"Maaf anda siapa nyonya?" Zanaya menyentak tangan Yuniar, membuat Yuniar melotot.
"Kenapa kamu tidak bayarin makanan Tante?" tanya Yuniar tidak tahu malu, dia tidak menjawab pertanyaan Zanaya.
Zanaya mengernyit heran, "Kenapa harus aku membayar makanan Nyonya? Sedangkan kita tidak saling kenal," ujar Zanaya cepat.
"Tidak! Tidak! Kamu pasti bercanda kan?" Yuniar mencoba denial, walaupun dia tahu jika Zanaya amnesia dari putrinya.
"Maaf, Nyonya sepertinya anda salah orang," balas Zanaya, Yuniar terdiam menatap Zanaya.
"Kalau begitu saya permisi," Zanaya mencoba melangkah keluar tapi lagi-lagi tangannya di tahan.
"Anda mau apa Nyonya?" Zanaya menatap datar, wanita glamor didepannya ini.
"Kamu tidak boleh pulang, sebelum kamu membayar makanan kami!" ucap Yuniar memerintah, hanya Zanaya yang bisa dia andalkan.
Sebab uangnya tentu tidak akan cukup, dia berani makan di restoran ini, karena melihat Zanaya, sekaligus ingin memperalat seperti dulu.
Ini memang pertemuan pertama mereka, sejak Zanaya bereinkarnasi, kembali ke masa lalunya.
Para pengunjung pun kita mulai memusatkan perhatian mereka, pada kedua wanita beda generasi itu. Termasuk pekerja restoran serta teman-teman sosialita Yuniar.
"Ada apa ini jeng Yuniar?" tanya wanita berbaju maroon itu menghampiri keduanya.
"Oh, ini jeng Nita. Gadis ini keponakan saya, aku menyuruh nya membayar makanan kita. Nanti setelah pulang, aku ganti jika sudah di rumah, sebab dompet ku seperti terjatuh," Yuniar sangat lancar berbohong.
Wanita yang di panggil jeng Nita itu menatap gadis cantik di depannya itu, "Kamu ini, bayarin dulu untuk sekarang. Kamu dengar sendiri kan, uang mu akan diganti jika sudah sampai di rumah," ujarnya yang langsung percaya begitu saja.
"Iya masa, sama tante sendiri kamu sangat pelit," sahut berbaju hijau army menimpali. Diikuti yang lain ikut mengangguk bahkan para pengunjung juga ikut membenarkan.
Zanaya menatap mereka satu persatu kemudian jatuh pada Yuniar, "Tapi saya benar-benar tidak kenal nyonya ini. Apa kalian mau menipu saya?" tanyanya, membuat mereka melotot tidak percaya.
"Jangan kurang ajar kamu yah! Memangnya muka kami ini, ada tampang pembohong?" hardik berbaju hijau army itu, menunjuk-nunjuk Zanaya.
"Naya, kenapa kamu tega pada tante? Kamu sampai harus pura-pura lupa sama tante hanya karena kesalahpahaman kecil di antara kita. Apa kamu tidak ingat? Tante yang dulu merawat mu saat kamu masih bersekolah dasar, jika orang tua mu sedang sibuk. Bahkan kita sangat dekat layaknya ibu dan anak," kata Yuniar dramatis, dengan mata berkaca-kaca, bahkan semua yang melihat itu ikut tersentuh.
'Oh sepertinya dia ingin bermain drama denganku, baiklah akan aku ladenin' ucap Zanaya dalam hati.
Wanita glamor berbaju hijau army itu menunjuk-nunjuk Zanaya, "Kau benar-benar keterlaluan. Apa kau tidak takut durhaka pada orang tua," ujarnya menghina.
"Benar, dimana hati nurani kamu, pada orang yang merawat mu?" sahut wanita glamor yang bernama Nita.
"Sudahlah jeng! Mungkin Naya, keponakanku ini masih marah padaku karena kesalahpahaman dulu, namanya anak muda. Emosinya masih labil," Yuniar seolah membela Zanaya.
"Lihat! Dia masih membela kamu, setidaknya balas budi," ujar Nita, semakin membuat Yuniar di atas awan apalagi melihat reaksi semua orang percaya padanya.
"Maafkan Tante yah Naya, tapi untuk kali ini bayar makanan kami dulu. Nanti saat pulang, Tante akan membayarnya tiga kali lipat," ujarnya dengan wajah memelas.
Gadis cantik itu mengangguk, "Tapi maaf Nyonya! Saya benar-benar tidak kenal anda. Jika anda mengatakan kita ini keluarga dan saya adalah keponakan anda. Bisakah anda menunjukkan foto kita bersama, bukankah kalau kita pernah dekat? Anda pasti punya kan foto kita berdua. Atau setidaknya foto keluarga besar kita bersama,"
Skatmat!
Tubuh Yuniar menegang, dia tidak menyangka Zanaya akan berkata seperti itu kepadanya.
"Ayo tunjukkan!" tantang Zanaya, membuat Yuniar berkeringat dingin.
Semua orang menunggu respon dari wanita glamor itu.
"Nyonya dari tadi mengatakan kita ini keluarga, padahal saya benar-benar tidak mengenal anda Nyonya. Apa jangan-jangan anda ingin menipu saya? Agar saya bisa membayar makanan anda yang puluhan juta itu," sarkas Zanaya, semakin membuat Yuniar tak berkutik.
Selama ini Yuniar memang tidak pernah sudi berfoto dengan Zanaya yang dianggapnya, tidak level apalagi melihat penampilannya yang dulu, sekarang saja dia sangat pangling dengan wajah cantik Zanaya.
Teman-teman sosialita Yuniar pun ikut terdiam, dia pikir Zanaya benar, mereka berdua tidak saling mengenal.
"Loh, kenapa diam nyonya? Anda ini dari tadi berkoar-koar jika anda yang merawat ku waktu kecil. Padahal seingat ku tidak pernah. Tapi anda tetap kekeh, jadi sekarang buktikan jika anda benar-benar sayang padaku, tentunya di ponsel kita ada gambar orang tersayang kita, bukan?" imbuh Zanaya semakin membuat Yuniar mati kutu.
dasar OKB mau menguras harta Zion ya,jgn mimpi 😏...siap2 jadi gelandangan dan tidur di bawah kolong jembatan kalian... zanaya di lawan kalian salah cari musuh tau,dasar tua Bangka 😠