Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Tasyakuran
Kakek Amar sangat bersemangat. Setelah sekian lama dia tidak bertemu dengan Tama. Segala macam kakek Amar tanyakan pada Tama dan di jawab dengan penuh semangat dan antusias oleh Tama
Tama yang dulu selalu datang ke rumahnya untuk mencari Reza Dan hanya sekedar untuk bermain bersama.
"Tama , Kakek dengar sekarang kamu jadi dokter " Ucap kakek Amar
"Betul kek Alhamdulillah" Ucap Tama sopan dengan senyum simpulnya.
"Luar biasa kamu " Puji kakek Amar kemudian
"Biasa saja kek, Reza jauh lebih hebat dari Tama " Ucap Tama Sopan dengan Pandangan mata menatap Reza dari kejauhan.
Begitu juga Reza yang menatap Tama dengan pandangan mata tajam menusuk, Seolah sudah sangat jengah dengan keberadaan Tama saat ini.
Kakek Amar dan Nenek Halimah Tidak pernah mengetahui jika hubungan antara Reza dan Tama saat ini tidak lah sebaik dulu.
Keduanya sengaja menutupi agar tidak menimbulkan banyak pertanyaan. pasalnya antara keluarga Tama dan kakek Amar pun sudah sangat dekat sejak dulu.
***
Beberapa saat berlalu Acara Tasyakuran telah selesai, dan beberapa tamu undangan telah pulang, Begitu juga dengan anak-anak yatim yang telah di antar kan oleh Pak Darman.
Menyisakan Beberapa orang di sana dan beberapa pekerja yang bertugas untuk Membereskan Kediaman Abi Hanif.
Mengemasi makanan yang masih lumayan banyak untuk di berikan pada para pekerja kebun dan pabrik yang saat itu masih setia membantu.
Ditengah obrolan antara kakek Amar dan Tama, tiba-tiba Reza menghampiri.
"Kakek " Ucap Reza
"Emmm" Jawab Kakek Amar dengan nada santai. Masih dengan Kesibukannya mengobrol bersama Tama .
"Sepertinya Reza akan menginap, Reza Telah menghubungi Pak Roni Untuk menjemput kakek dan Nenek" Ucap Reza Dengan nada Tenang namun menekan
Mendengar hal itu sontak Kakek Amar dan Tama pun terbelalak.
Ada rasa tidak suka pada pancaran wajah Tama, namun hal itu justru membuat hati Reza Senang.
"Sepertinya dia sengaja " batin Tama
"Baiklah, Memang seharusnya begitu" Ucap kakek Amar kemudian.
Tak berselang lama pak Roni yang tidak lain merupakan supir pribadi Reza telah sampai. Kemudian menghampiri kakek Amar yang masih duduk di sofa.
"Tuan , Apa kita pulang sekarang " Tanya pak Roni kemudian
"Baiklah , Tunggulah sebentar aku akan berpamitan kepada besanku" Ucap kakek Amar
"Baik tuan" Jawab Pak Roni
Setelah menyelesaikan obrolannya dengan Tama, Tidak lupa mengucapkan salam perpisahan pada Tama, kakek Amar Bergegas menemui besannya untuk berpamitan.
Kakek Amar menemui Abi Hanif dan Ummi Maya yang saat itu tengah duduk bersama Maryam dan juga Reza.
"Pak Hanif, Hari sudah semakin larut, sepertinya saya harus segera undur diri " Ucap kakek Amar
"Terima kasih pak Hanif untuk jamuannya" Tukas nenek Halimah yang duduk di kursi rodanya. Seketika dibalas senyuman dan anggukan oleh Abi Hanif dan Ummi Maya
"Kakek buru-buru sekali" Ucap Abi Hanif kemudian.
"Apa tidak sebaiknya kakek Amar dan nenek menginap saja di sini" tukas Ummi Maya.
"Betul kek, sebaiknya kakek menginap, lagi pula besok Maryam dan mas Reza juga akan pulang" Ajak Maryam pada Kakek Amar dan nenek Halimah
Mendengar bujukan yang di lakukan oleh ketiganya pada kakeknya, Reza hanya diam dan memperhatikan, tanpa berniat memberikan tanggapan.
"Tidak Nak, kalau kakek menginap bagaimana dengan Roni, dia sudah jauh-jauh kesini" Ucap kakek Amar dengan melirik kearah Reza yang mematung
"Baiklah kau begitu, Hati-hati di jalan kek, Segera memberi kabar jika sudah sampai" Ucap Maryam dengan berat.
"Iya nak" Jawab kakek Amar singkat.
Setelah berpamitan Keduanya berlalu meninggalkan kediaman Abi Hanif.
Tak berselang lama dengan kepulangan Kakek Amar , Tama pun berencana untuk undur diri juga.
"Abi .." Sapa Tama kepada semua orang yang masih berdiri di depan pintu mengantarkan kepergian kakek Amar sebelumnya.
"Abi ??, Sejak kapan " Batin Reza dengan mata memicing
Merasa sangat Aneh dengan panggilan Tama terhadap ayah mertuanya seketika Reza tersenyum kecut ke arah Tama.
"Iya Dokter Tama ?" Jawab Abi Hanif dengan menolehkan kepala
Abi Hanif masih tetap memanggil Tama dengan sebutan dokter, bukan Nak atau Tama. Hal itu dia lakukan Karena sungkan terhadap Reza.
"Abi.. Ummi.. Tama Juga harus segera pulang, Terima kasih atas undangannya" Ucap Tama sopan.
"Baik Dok, Hati hati di jalan" Ucap Ummi Maya singkat dengan seulas senyum
"Sering-seringlah berkunjung dok" Tukas Abi Hanif berbasa - basi. Dibalas anggukan kepala oleh Tama.
Maryam yang menyadari hal itu, hanya menundukkan pandangan. Selain untuk menjaga pandanganya juga menjaga Dari tatapan Reza yang sedari tadi Tajam menusuk kepadanya.
Berbeda dengan Maryam yang merasa sungkan, Reza justru Menampakkan ekspresi acuh terhadap sahabat lamanya itu.
"Assalamualaikum " Ucap Tama seraya berlalu dari kediaman Abi Hanif
"Waalaikumsalam "
Setelah Seluruh tamu telah pulang, menyisakan beberapa yang masih tetap dengan pekerjaan sebelumnya, membereskan sisa makanan dan tempat yang telah di gunakan.
"Nak Reza , Segera Istirahat saja di kamar" Ucap Abi Hanif pada Reza
"Baik Abi " Ucap Reza datar
"Betul Maryam , Segera ajak suamimu untuk beristirahat, Ummi rasa dia sangat lelah, terlihat dari wajahnya yang tidak bersemangat sedari tadi " Ucap Ummi Maya dengan sedikit berbisik
Maryam bergeming mendengar penuturan Umminya, pasalnya Maryam paham jika bukan hanya karena Lelah wajahnya seperti itu, Namun juga menahan Amarah yang entah apa sebabnya
Maryam hanya dapat mempersiapkan diri untuk Itu. Dengan hembusan nafas kasar
"Baik Ummi" Jawab Maryam sekenanya.
Dengan Amarah yang telah memuncak Reza meraih tangan Maryam dan menggandengnya, menggenggamnya erat dan sedikit menarik paksa.
Maryam yang menyadari itu hanya diam dan Berusaha tidak menampakkan pada Ummi dan Abi nya.
"Mas..! " Ucap Maryam pelan
Namun Reza justru bergeming dengan anggukan Maryam terhadapnya.
"Mas, Sakit Mas Tangan Maryam!!" Ucap Maryam pelan dengan nada memekik.
Reza yang tetap acuh terhadap Maryam dan tidak menghiraukan cengkraman tangannya kepada Maryam begitu kuat.
Setelah beberapa saat keduanya sampai di dalam Kamar Maryam.
Reza menghempaskan kasar tangan Maryam, Hal itu membuat Maryam sedikit terhuyung, namun seketika Maryam dapat mengatur keseimbangan tubuhnya.
Reza dan segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
Sejenak kedua tatapan itu beradu Bagai sedang berkomunikasi melalui telepati.
"Jelaskan !!!" Ucap Reza pelan namun menekan dengan sorot mata tajam yang sangat menusuk
"Maksut mas Reza apa ?" Jawab Maryam tenang
Maryam merasa tidak ada yang perlu di jelaskan dan dia klarifikasi pada Reza.
"Kau jelaskan atau Akau yang akan mengatakan ?" Tanya Reza kemudian
"Maryam tidak paham apa maksut mas Reza " Ucap Maryam masih kekeh dengan Ucapannya semula.
"Ohya ?" Jawab Reza singkat dengan mata memicing.
"Tenangkan dirimu mas! Duduklah, aku akan mengambilkan mu air minum" Ucap Maryam mencoba mencairkan suasana
Maryam semakin menyadari tatapan Reza tajam menusuk yang seolah Tidak akan membiarkan mangsanya lolos begitu saja.
Reza masih dengan posisinya mematung memperhatikan Maryam dari atas hingga bawah.
Hingga hal itu membuat Maryam merasa heran dengan perilaku Reza terhadapnya.
Bersambung
Mohon maaf ya , Author lama up nya 🥰🙏