NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Paksa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:39.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 36

Ben duduk menyilangkan kaki dan menyesap whiskey sedikit demi sedikit.

"Tuan Ben ada perkembangan menarik tentang seseorang yang telah menjual nama kita di dunia mafia, orang-orang yang saya kerahkan untuk mencari informasi, mereka terbunuh, sepertinya ini bukan hanya organisasi kecil, tapi juga mafia seperti kita.." Kata Carlos.

Pria itu berdiri di dekat Ben bersama Traver, dan tak berapa lama Mena datang.

"Tuan saya menghadap." Kata Mena menundukkan kepala.

"Pertama, selidiki lebih lanjut lagi, Rudolf juga mengatakan jika umpannya di makan, namun anggotannya terbunuh seluruhnya, tidak ada info dan jejak yang bisa di telusuri." Kata Ben.

Carlos mengangguk tanda mengerti.

"Mena, persiapkan beberapa pengawal wanita dari anggotamu dan ambilkan satu yang paling pantas untuk menemaniku dalam acara amal minggu depan, dandani dia agar orang percaya bahwa wanita itu adalah pacar yang paling ku sayangi. Rudolf mengatakan jika orang yang mengaku diriku, pasti juga sedang mencari kelemahan apa yang aku miliki, dan Rudolf sedang menyebarkan rumor ke semua kalangan mafia jika ada wanita yang sedang membuatku lengah."

"Di mengerti Tuan, saya akan menyiapkanya." Kata Mena.

"Tuan Ben, saya dengar obat-obatan medis untuk kemanusiaan yang anda kirim ke Negara A mengalami kendala negosiasi. Obat-obatan anda memang selalu menolong banyak manusia." Kata Carlos.

Ben mengangguk pelan.

"Traver sedang berusaha mengurusnya."

"Saya akan membantu, salah satu mafia paling berpengaruh di perbatasan adalah sepupu saya."

"Jika itu tidak merepotkanmu." Kata Ben tenang.

"Tentu saja tidak, semua mafia tahu betapa murah hatinya anda, selalu mengirimkan obat-obatan medis untuk korban perang dan juga negara yang miskin." Kata Carlos.

"Baiklah kalau begitu pembicaraan kita sampai di sini saja, aku ada pekerjaan lain." Kata Ben.

Kemudian Ben hendak mengantar Carlos keluar, Ben dan Carlos berjalan beriringan di belakangnya ada Mena juga Traver.

Namun langkah Ben seketika terhenti di jalan setapak ketika mendengar suara keributan.

"Astaga Daisy, lihat dirimu... Ha... Ha.. Ha... Astaga aku bahkan tak sanggup untuk menahan tawaku, sampai aku menangis. Kau benar-benar pelacurr rendahann.. Kasihan sekali... Bekas-bekas itu... Astaga... Apa Tuan Ben menyiksamu karena kau sama sekali tak berbakat? Pasti kau tidak bisa memuaskannya sehingga dia sangat brutal padamu. Hahaaha...." Ansella tertawa hingga matanya penuh air.

Daisy menarik nafas dan mengeluarkan nafasnya dengan sangat keras.

"Oya? Dan kau suci? Ku dengar kau sudah menjajakan tubuhmu di sepanjang jalan sejak usiamu 15 tahun, apa ibu mu tahu? Ahh ya... Mungkin itu adalah sifat turun temurun." Kata Daisy menyedekapkan tangannya.

"Apa katamu! Dasar kau Idiot! Kau berlagak! Kau tahu Daisy, kau adalah manusia tak tahu diri! Kau pasti bodoh, dan merasa menang dari ku karena tinggal di kerajaan mewah... Tapi.... Kau tidak tahu apa-apa Daisy, kau bodoh. Tuan Ben selalu merasa puas denganku... Aku melayani dengan baik... Cairanya begitu kental dan sangat manis hingga aku merasa kan candu untuk terus menelannya."

Daisy seketika terhuyung ke belakang, sontak sang pelayan dengan segera menahan tubuh Daisy dan menjaga Daisy.

Mata Daisy memerah, dan tanpa sadar setitik air mata mengalir di pelupuk mata, tenggorokannya merasa sakit, Daisy pun tersenyum getir.

"Yahh... Laki-laki memang seperti itu. Aku tahu." Kata Daisy, seolah kata-katanya hanya untuk dirinya sendiri, seolah Daisy sedang meyakinkan dirinya sendiri, bahwa Daisy harus sadar, jika bukan hanya dia wanita yang ada di sisi Ben.

Merasa kalimat Ansella mulai mempengaruhi Daisy, Mena hendak maju dan akan mengusir wanita itu. Namun, Ben menahan nya dengan instruksi tangannya.

Ansella sendiri merasa bangga ia bisa menekan Daisy dan membuat Daisy terpuruk dengan kalimatnya. Wajah Daisy sudah pucat.

"Benarkah, dia melakukan itu denganmu apa dia senang?" Tanya Daisy penasaran.

"Ya... Aku membuatnya klimakss dengan baik, kau tahu aku sangat terampil memainkan lidahku. Pelayananku memang terbaik, meski aku hanya melakukannya dengan mulutku tapi setidaknya dia tidak membuat tubuhku menjadi mengerikan dan memalukan. Astagaa... Kau tahu, aku merasa kasihan melihat tubuhmu yang seperti itu." Kata Ansella menunjuk dengan jijik.

"Aaah... Aku mengerti sekarang. Kau melayani nya dengan mulutmu? Dia membuang cairan spermm nya di mulutmu? Tunggu... Apa dia juga menggunakan sarung tangan? Menurut dugaanku, mungkin dia menggunakan sarung tangan untuk menyentuhmu karena dia myshopobia. Dia anti dan sangat membenci kotoran. Kau juga melihatnya sendiri Ansella..." Daisy berhenti berbicara dan menarik nafasnya panjang lalu melenguh, kemudian melanjutkan kalimatnya lagi.

"Tubuhku... Tidak ada ruang tersisa, semua memiliki bekas kecupan, dia bahkan memelukku, kulitnya dan kulitku saling bersentuhan, keringatnya menyatu dengan keringatku, geramannya, desahhannya, lalu ciuman halusnya yang mengecup seluruh tubuhku, kau tahu dia juga sedikit nakal dengan menggigiti tubuhku, aku paling suka saat dia menggigit telingaku, dan ketika.... Astaga.. Bagaimana aku mengatakannya, sebenarnya aku malu mengatakan ini... Apa aku hatus mengatakannya padamu? Aku... Paling suka ketika lidah nya bermain-main di area sana... Kau tahu kan.. Dimana? Tempat paling rahasia milik wanita..."

Daisy kemudian berjalan maju dan menatap mata Ansella dengan wajah kesal serta marah.

"Aah... Ya... Ansella aku bingung, apa aku juga harus memberitahumu ini? Jika dia menaburkan benihnya di rahimku, bukan di mulutku. Jadi... Mari perjelas di sini, pelacurr seperti apa aku untuk Ben, dan kau... Pelacurr seperti apa, tempatmu selalu di bawah selangkkangan Ben untuk menelan spermnya." Kata Daisy tersenyum.

Wajah Ansella mulai merah dan giginya bergeretak, kedua tangannya mengepal sempurna, tubuhnya kaku, amarah sudah mendidih di seluruh kepalanya.

"Aahhh... Ya, satu lagi kau juga harus tahu Ansella. Ben... Dia bahkan mengatakan padaku, bahwa ia rela mati di atasku, karena dia sangat menikmati nya, dia berkata miliknya akan langsung klimakks saat masuk ke dalam milikku, dia memelukku dengan erat. Bagaimana denganmu? Apa dia menyentuhmu? Jangan katakan dia menyentuhmu dengan sarung tangan, apa dia juga melemparkan cek ke wajahmu? Apa Traver yang menghubungi mu juga? Astaga... Aku sekarang merasa kasihan padamu. Jadi aku PER...MI... SI... Karena aku harus kembali ke kamar, udara di sini sudah tidak segar lagi."

Daisy membuang nafas kesalnya dengan wajah amarah, sudah kepalang tanggung baginya, dia sudah di anggap pelacurr rendahan dan dia juga tahu posisinya bahwa ia hanya tahanan ranjang yang sama artinya sebagai pelaccur, Daisy tidak pernah mengelak karena ia sendiri mencap dirinya seperti itu, biarlah dia sendiri yang memperjelas semuanya.

Sedangkan Ben sendiri, ketika mendengar kalimat demi kalimat yang Daisy katakan dengan lantang dan sombong, seketika membuat bibir Ben tersungging naik, ia tersenyum dengan rasa geli di dalam dada nya. Entah kenapa perasaannya menjadi aneh. Ada gelitikan aneh yang merayap di hatinya.

Daisy kemudian pergi namun ia terkejut ketika Ben ada di jalan setapak tak jauh darinya. Tubuh Daisy yang terkejut seketika seperti bergetar dan kesetrum tatkala matanya beradu pandang dengan Ben.

"Apa... Dia mendengar ucapanku?"

Daisy melihat ke arah Carlos yang memasang wajah penuh keterkejutan hebat, bahkan dia berkali-kali menelan ludahnya, melihat Daisy yang cantik dengan kalimat-kalimat fulgar tentu saja membuat sesuatu di bawah sana ikut mengeras.

Dalam hati Carlos ia merasa jika Daisy adalah perempuan yang berbeda, jika ia mendapatkan Daisy lebih dulu, ia pun juga pasti akan memenjarakan Daisy, bahkan ia akan cemburu dengan cahaya dan angin yang selalu menyentuh kulit Daisy.

"Astaga... Siapa pria itu, apa dia tamu? Melihat ekspresinya yang sangat terkejut, pasti mereka semua mendengarnya. Astagaaa aku maluuu... Daisy apa yang sudah kau lakukaaannn pada dirimu sendiri!! Baiklah kau memang pelacuurr tapi bagaimana bisa mulutmu ini berbicara mesumm dan cabulll, itu semua sangat fulgaar...!!! Aaaaa.... Bodohhh!!!"

"Ck....!" Daisy mendecakkan lidahnya dan menutup mata lalu dia kabur dari tempatnya berdiri.

bersambung

1
Via Dwi
aduh pasti' sakit kepala
Via Dwi
Ben aja ga oernah beliin pembalut /Grin/
Via Dwi
Gia konyol /Angry/
Via Dwi
Carlos jamgan gegabah
Via Dwi
klu aku sih yakin, klu Ben msh hidup,krn cinta ku padamu Ben/Grin/
Via Dwi
tegang, jangan mati ya Ben nanti saya patah hati/Facepalm/
Via Dwi
ga ngajak² klu mau ke pulaw
Via Dwi
ci daisy kelmaan di anggurin/Scowl/
Via Dwi
kecanduan ciuman Casey,,ikutqn dong/Grin/
Via Dwi
kasih pelajaran aja buat Ben,Deaisy/Grin/
Via Dwi
kamu akan menyesal ben,,/Frown/
Via Dwi
bikin naik darah dua² y
Hervy Tatiana Alyati
sumpah emosi bngt sm Daisy 😭
Kim hanna810
thor ini novel
kena plagiat
cek aja di kumpulan cerpen cerbung
aku gregetan soalny
Bunda Rose
kejam...
indi tresna
Luar biasa
Via Dwi
bisa longgar dah/Grin/
Via Dwi
siltan mah bebas/Drool/
Su tardi
Kecewa
Su tardi
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!