NovelToon NovelToon
KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.4
Nama Author: Kiki Purwanti

Ketika kesetiaan seorang istri tak berarti dimata suami. Bagaimana kah usaha Tari menghadapi pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya? ikuti terus kisah Tari yang ingin membalaskan rasa sakit hatinya terhadap Dimas.


"kau salah besar jika menganggapku lemah Mas, lihatlah nanti apa yang akan aku lakukan terhadapmu dan gundikmu itu! Tak ada kata maaf untuk sebuah pengkhianatan. Akan ku kembalikan kau ke tempat asalmu, dasar laki-laki tak tahu diri. Bersiaplah, kau harus merasakan rasa sakit hatiku ini berkali lipat. Ku pastiak kau akan memelas berharap kata maaf dariku. Kau telah memilih musuh yang Salah Mas!" - Mentari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiki Purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Selesai membahas masalah yang sedang menimpaku, Radit pamit undur diri, karena dia sudah ada janji dengan calon istrinya. Setelah kepergian Radit, ku hampiri Ayah yang duduk di sebrangku, ku sentuh tangannya yang sudah mulai keriput. Entahlah, tak dapat ku tahan lagi air mata ini, rasa sakit di khianati telah merasuk ke dalam jiwa.

"Sudahlah nak jangan menangis, lelaki seperti itu tak pantas kau tangisi" ucap Ayah sambil membelai rambutku

"Maafkan Tari Yah, Tari tak bisa mempertahankan rumah tangga Tari"

"Untuk apa kau minta maaf, kau sama sekali tak salah. Mungkin ini memang sudah takdir yang harus kau jalani. Kuatlah, demi anakmu"

Tak tahan lagi, segera ku peluk tubuh Ayah. Seharusnya di usia senja seperti ini, beliau sudah tak dipusingkan oleh masalah apapun. Seharusnya Ayah sudah bersantai menikmati masa tuanya. Ah, maafkan anakmu ini Ayah, jika aku masih menjadi beban untuk dirimu. Batinku.

Setelah puas menumpahkan semua keresahan hati, aku pamit menuju kamarku. Ingin melihat Adam, dan akan bermalam disini sampai esok hari tiba. Sudah di putuskan, selama aku bekerja, Adam akan di urus oleh Bik Ijah.

Ku buka pintu kamar, terlihat Adam sudah terlelap diatas kasur. Ku hampiri Adam sambil mengelus pipinya yang gembul, bertahanlah sedikit lagi nak. Setelah ini Ibu akan memberikan seluruh kebahagiaan untukmu, walau tak bersama Ayahmu lagi. Kau harapan dan kekuatan Ibu sekarang nak.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Pagi ini, aku sudah bersiap akan pergi ke kantor. Ku gunakan pakaian terbaikku, tadi malam aku sengaja membeli beberapa baju baru. Ku oleskan make-up tipis saja, tak mau berdandan menor. Ku semprotkan beberapa kali parfum yang harganya lumayan mahal.

Setelah dirasa cukup, aku bergegas turun ke bawah untuk sarapan. Disana, ku lihat Ayah sudah duduk sambil memakan sepotong roti, sedangkan Adam sedang anteng bersama Bi Ijah, sepertinya anak itu akan lengket pada Bik Ijah nantinya, maaf Ibu nak karena harus meninggalkanmu. Ibu harus berjuang untuk hak mu dan menyelamatkan perusahaan yang sudah susah payah kakekmu bangun.

"Selamat pagi Yah" ucapku pada Ayah

"Pagi juga nak, sarapan dulu. Makan yang banyak, karena nanti untuk menghadapi para pengkhianat akan membutukan banyak tenaga"

Aku hanya terkekeh saja mendengar penuturan Ayah. Ada-ada saja.

"Nanti, Radit akan menjemputmu. Pergilah bersama dia. Semuanya sudah Radit urus" ucap Ayah lagi

Aku hanya mengangguk saja tanda setuju, ku ambil sepiring nasi goreng buatan Bibik karena perut ini sudah keroncongan. Tak lama Radit datang untuk menjemput.

"Sarapan dulu Dit" ucapku

"No, aku udah sarapan tadi dirumah" tolak Radit

"Ok. Tunggu sebentar, aku habiskan dulu makananku"

"It's ok. Santai saja"

Selesai sarapan, aku dan Radit pun bergegas menuju kantor. Hari ini, Radit akan memperkenalkanku sebagai pemilik perusahaan secara resmi. Radit pun sudah memenuhi semua keinginanku, para petinggi dan seluruh karyawan akan diminta berkumpul di aula tepat pukul 09.00, sebelumnya aku sudah menyuruh Radit memutar video yang sudah aku siapkan untuk nanti. Akan ku beri aba-aba pada Radit nantinya jika waktu pemutaran video itu sudah tepat.

Menempuh perjalanan 20 menit, akhirnya aku sampai di kantor. Sengaja aku dan Radit menggunakan pintu belakang, jadi tak ada yang tahu aku datang kesini. Di ruangan Radit, aku sempat membaca berkas-berkas yang kemungkinan besar sudah di manipulasi oleh Mas Dimas dan Maya. Mendadak kepalaku berdenyut nyeri melihat deretan nominal angka yang tak sedikit yang sudah mereka gelapkan. Sungguh keterlaluan!

Jam menunjukkan pukul 09.00, bergegas aku dan Radit menuju aula perusahaan. Tapi aku meminta Radit untuk memberi sambutan dulu beberapa menit, sebelum nanti pada inti perkenalan diriku sebagai pemegang kuasa penuh atas perusahaan.

Disini, aku bisa melihat seluruh petinggi perusahaan sudah hadir semua. Begitupun dengan para karyawan Ayah. Dapat ku lihat juga Mas Dimas dibarisan paling depan, mungkin karena dia memiliki jabatan yang lebih tinggi. Masih ku telusuri setiap inci ruangan ini, memindai setiap orang yang ada disana. Hingga akhirnya pandanganku jatuh pada wanita itu, wanita yang sudah memporak porandakan rumah tanggaku. Ya, itu adalah Maya.

Memang tak di pungkiri, Maya memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang Bagus. Namun tetap saja, untuk apa semua itu kalau hanya dipakai untuk merusak orang lain. Murahan bukan. Kulihat Radit sudah berdiri di depan podium, sedangkan aku sengaja bediri di belakang panggung. Sebelum nanti aku akan menunjukkan siapa diriku.

"Assalamualaikum, salam sejahtera semuanya. Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semuanya karena telah hadir disini. Mungkin, kalian masih bertanya-tanya untuk apa saya kumpulkan kalian semua disini. Saya selaku orang kepercayaan Pak Handoko, hari ini akan memberitahu kepada kalian semua bahwa mulai hari ini pemegang kekuasaan penuh atas perusahaan ini bukan lagi Pak Handoko. Dengan begitu, secara resmi Pak Handoko sudah tak ada wewenang lagi disini. Perusahaan pun sudah bukan tanggung jawab Pak Handoko lagi"

Setelah Radit menyampaikan maksud pertemuan ini dapat ku dengar kasak kusuk dari semua yang jadir disini. Ku lihat senyum terukir di wajah Mas Dimas, mungkin ia berfikir bahwa perusahaan akan jatuh ke tangannya, mungkin dia berfikir dialah orang yang akan menggantikan Ayah dalam hal ini.

"Baiklah, agar mempersingkat waktu. Sesuai amanat dari pemilik perusahaan sebelumnya yaitu Pak Handoko. Mulai hari ini, perusahaan dan kewenangan penuh tentang perusahaan akan diambil oleh Ibu Mentari Wijaya, selaku anak tunggal dari Bapak Handoko Wijaya. Kepada Ibu Mentari, harap kesediaannya naik keatas podium"

Dengan mengucap bismillah, ku langkahkan kaki menuju podium. Kini, semua mata tertuju padaku, ku lihat disana, raut muka Mas Dimas penuh dengan keterkejutan. Rasakan kau mas!

Ku atur degup jantung yang sudah tak karuan. Berusaha tenang meskipun gugup ini tak bisa ditahan lagi. Kini, aku berdiri diatas podium. Bisa kulihat jelas sekarang semua orang-orang yang ada disini. Ku lihat Mas Dimas dan Maya dalam keadaan panik, tapi aku sungguh menikmati hal itu.

"Selamat pagi semuanya, saya Mentari Wijaya mengucapkan banyak terima kasih kepad kalian semua karena sudah hadir di acara ini. Mulai hari ini, secara resmi, perusahaan akan berada dibawah kendali saya. Tentu saja nanti akan di bantu oleh Bapak Radit dan kalian semua, saya percaya orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sudah Ayah saya bangun dari nol ini adalah pekerja kompeten semua. Buktinya, perusahaan ini bisa berkembang pesat. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih banyak sekali lagi untuk semua yang sudah ikut berkontribusi memajukan perusahaan ini. Mari kita sama-sama lagi memajukan perusahaan ini"

Riuh tepuk tangan menggema di aula ini. Alhamdulillah kehadiranku di terima baik disini.

Baiklah mas, sekarang waktunya ku bongkar satu persatu kebusukan mu. Ku lirik Radit, memberikan kode agar memutar video yang sudah aku siapkan.

Seketika, video yang sudah ku siapkan jauh-jauh hari berputar di layar proyektor. Dapatku lihat, wajah-wajah tegang itu, ku dengar riuh obrolan dari para pegawai. Aku? Tentu saja aku memasang wajah syok, berpura-pura menangis melihat video tersebut. Seolah-olah aku baru mengetahuinya. Ku tatap Mas Dimas dan Maya Yang sudah kepayahan dengan tatapan sinis dari semua Yang hadir disini.

Mendapat tatapan tajam dariku, Mas Dimas langsung berlari menghampiriku. Berusaha mengapai tanganku, namun aku langsung berlindung dibalik tubuh Radit seolah-olah aku baru tahu pengkhianatan yang dilakukan olehnya.

"Dek, mas bisa jelaskan dek. I-itu semua semua re-rekayasa m-mas gak mungkin kaya gitu dek" ucap Mas Dimas dengan gugup.

Masih tak ku gubris omongannya, sekarang air mata Yang keluar memang benar-benar air mata kesakitanku atas pengkhianatannya. Riuh di aula ini sudah tak terkendali lagi. Disana, aku juga bisa melihat Maya banyak di cemooh oleh teman-temannya. Melihat kondisi Yang sudah kacau balau. Segera Mas Dimas mengambil microfon Yang bertengker diatas podium. Dengan panik, Mas Dimas meminta video perselingkuhannya dengan Maya di hentikan.

Aku sudah tak peduli dengan keadaannya sekarang, aku gegas pergi dari aula tersebut. Masa bodoh nanti jika aib rumah tanggaku menjadi konsumsi publik! Bukan ingin mengumbar aib sendiri, tapi disini aku hanya mencari keadilan.

Sesampainya di ruangan Radit, ku seka air mata yang tadi terus mengalir. Menghirup udara sebanyak-banyaknya agar sesak di dada ini sedikit saja berkurang.

"Aktingmu sangat bagus Tari, kau layak mendapatkan penghargaan. Mungkin sebagai aktris terbaik" ucap Radit sambil terkekeh

"Ha ha ha, harus dong! Aku sangat menikmati hari ini Dit"

"Good job! Kau harus jadi wanita kuat Tari. Kau sudah ku anggap seperti adik sendiri, maka aku pun tak rela jika kau disakiti oleh lelaki cecunguk modelan Dimas" ucap Radit sambil duduk di sofa.

Untuk sementara ruanganku berada di dalam ruangan Radit. Mungkin nanti Radit Yang akan menjadi asistenku, mengingat sudah bangak seluk beluk perusahaan yang ia ketahui.

Saat sedang mengobrol bersama Radit, tiba-tiba Mas Dimas datang dengan muka kusut.

"Hey bung, biasakan sebelum masuk ruangan orang lain ketuk dulu pintu" ucap Radit dengan nada tak suka

Mas Dimas hanya mendelikkan matanya

"Dek, Mas mohon dengarkan dulu penjelasan Mas. Pasti tadi itu ada yang memfitnah Mas. Mas sayang sama kami dek" ucap Mas Dimas memelas

"Fitnah ya? Tapi kenapa ya videonya begitu nyata tanpa ada editan" jawabku sinis

"Sudahlah Mas, pergi dari sini. Aku akan kembali bekerja. Aku tak mau hari pertamaku memimpin perusahaan di rusak oleh kelakuan busukmu itu" ucapku penuh penekanan

"Tapi dek... "

"Sudah cukup Mas. Keluar dari sini, kita bisa bicarakan lagi ini di rumah" bentakku pada Mas Dimas

Tak ada bantahan lagi dari lelaki itu, dengan langkah gontai Mas Dimas pun keluar dari ruangan Radit.

Percuma saja Mas kau menjelaskan seribu kali pun tak akan merubah keputusan apapun dariku. Kau yang lebih dulu mematik api, kau juga yang harus terbakar Mas. Akan ku pastikan, setelah ini hidupmu tak akan tenang dan akan semakin sengsara. Karena kini ku tahu, tujuanmu bukan hanya ingin menghancurkan ku. Tapi juga menghancurkan Ayahku, dan ingin menguasai perusahaan ini.

Kau benar-benar sudah dibutakan oleh cinta dan nafsu. Imanmu sungguh tak ada, sehingga kau dengan mudah dikendalikan oleh wanita iblis itu. Dan kau Maya, tunggulah waktunya. Semua Yang kau lakukan padaku sekarang, akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Bersambung.....

1
Bunda Fariz
kok BAYU ATAU BAYU LAIN YAH
Ahsin
terlalu bertele2 memberi celah bt musuh dsr bego tari...
Neneng Maryani
suka banget sma ceweknya g mudah menyerah dn kuat laki cuma bukan dia aja di dunia ini hpaskan buang seperti sampah..
Soraya
segelas air x bukan sebuah air thor
Soraya
berarti nugget pisang nya gak mempan ya
Soraya
kaya nonton sinetron di ikan terbang
Soraya
itulah akibatnya klo bertele tele dh tau maya main dukun bukannya langsung ditangkap si Tari nyari penyakit sendiri
Soraya
nama bayu ada dua yang satu pacarnya maya satunya lagi yang kerja di bank ya thor
Soraya
ngapain nemuin orang tua nya maya gak ada urusannya buang waktu aja
Soraya
knp gak langsung di pecat aja dimas sama maya
Soraya
knp gak ditangkap aja mereka berdua langsung disiksa baru dibawa ke polisi dgn bukti yang ada
Soraya
aneh ngapain ngasih dukun uang ditambah lagi dukunnya minta motor kok ya mau maunya padahal cukup dgn diancam aja dukunnya pasti takut
Andri
panggah nanti wae nunggu adam di bawa maya paling
Andri
lemot mentari
Andri
kenapa gk tinggal sama ayah nya kan lebih aman
abdul adul
Luar biasa
Ervina
bekas ninaninu swami n madumu gak jijay gituh.. apa lupa..
Ervina
kenapa gak tinggal di rmh bpk nya , biar anaknya aman ..
Asiana Tyas
Luar biasa
guntur 1609
mudah2an darto orgnya baik. tapi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!