Perjalanan kisah seorang wanita, jatuh bangun dalam membangun karir dalam hidupnya, hingga akhirnya menjadi sosok wanita kuat dengan dukungan dari seorang laki-laki yang sangat berkuasanya.
Kehidupan yang penuh dengan luka, bahkan kepingan layar hidupnya ada yang hilang dari ingatan.
Sebuah Rahasia yang tak terduga akan ditemukan, bersama dengan sosok anggota keluarga Klan Nugraha yang tak lain adalah Aftan Brian Nugraha.
Misteri apa apa yang akan terkuak pada akhirnya?, yuk ikuti semua kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar berita
Seketika itu juga fitnahan kembali di lakukan, Sheila langsung angkat bicara, sengaja memanggil pemburu berita dan mengatakan bahwa Andin sengaja datang ke apartemen untuk menemui kekasihnya kekasihnya dan menggodanya.
Sontak kabar segera beredar, bahkan sebuah foto yang berhasil diambil, terpampang bagaimana posisi Andin seolah sedang memeluk Erga.
Ella terkejut setengah mati, melihat berita pagi di media dimana kali ini Andin terlibat masalah lagi dengan kakak Breng-sek nya.
"Andin!"
"My God, kau mengejutkanku Ell"
"Dimana kamu sekarang?!" Ella kembali berteriak di dalam perbincangan ponselnya.
"Di Mansion, ada apa?"
"Ya Tuhan, apa kau tidak memeriksa ponsel atau tayangan media masa apapun juga?" Ella di buat geram dengan ketidak tahuan sahabatnya.
"Aku baru bangun, sedikit tidak enak badan, memangnya ada apa?"
"Shiit,!, aku kesana, dan jangan kemana-mana sebelum aku datang" Ella memperingatkan.
Sambungan ponsel terputus, Andin duduk dan meraih air putih yang diletakkan tak jauh darinya, lalu meminum perlahan dan merasakan sedikit lebih baik.
"Ada apa sebenarnya, malas sekali, aku masih pusing" gumam Andin tak jadi membuka ponsel yang masih berada dalam genggamannya.
Sepuluh menit, suara pintu di ketuk, dan Andin terkejut, lalu segera membukanya, didapati dua orang pelayan sudah berada di depan kamarnya.
"Ada apa?" Tanya Andin sambil memijit keningnya.
"Maaf Nyonya, ada tamu yang katanya sudah membuat janji dengan anda" ucap salah satu pelayan yang masih ada di depan Andin.
"Siapa?" Tanya Andin penasaran.
"Dia bilang Nona Ella" jawab salah satu dari mereka.
"Apa?!, cepat sekali dia datang, suruh masuk dan tunggu di bawah, aku akan segera kesana" ucap Andin lalu melesat masuk ke kamar mandi.
Tak berapa lama, keduanya akhirnya bertemu, Ella langsung menjejali dengan puluhan pertanyaan, bahkan berita dengan bukti foto yang di Pampang juga di tunjukkan olehnya.
"Semua itu Fitnah"
"Fitnah?, lalu bagaimana muncul foto seperti ini?" Tanya Ella penuh kesal.
"Aku mendatangi Apartemen kak Sheila, untuk memperingatkan perbuatannya, berharap dia berhenti menganggu hidupku"
"What, sendirian?" Tanya Ella memastikan.
Andin mengangguk, dan sebelum Ella bertambah murka, Andin langsung menceritakan kejadian yang sebenarnya.
"Baji-ngan, Breng-sek, benar-benar, laki-laki itu ingin sekali aku cincang!" Teriak Ella benar-benar di buat marah besar akan kelakuan Erga.
"Lalu apa yang akan kau lakukan, jangan bilang kau akan diam saja seperti biasanya Andin"
"Lalu, apa yang bisa aku lakukan?"
"Seret fitnahan itu ke ranah hukum, biarkan wanita ib-lis itu menerima ganjaran dan tak berani mengganggumu lagi"
"Mereka masih keluarga ku Ell"
"What?, ya Tuhan, dari apa hatimu sebenarnya An, mereka saja tak memikirkan hal itu, malah justru ingin berusaha mendepak mu keluar dari nama besar keluarga mereka.
Andin masih terdiam, tak bis memutuskan sesuatu sat ini juga, berhadapan dengan keluarganya sama dengan buah simalakama.
"Ya sudah, terserah apa maumu, yang jelas, aku tidak terima mereka melakukan hal ini, akan aku balas" sahut Ella mengejutkan Andin yang masih terdiam untuk berpikir.
"Jangan, biar aku yang melakukannya Ella"
"Bagus, lakukan dengan baik dan buat mereka jera untuk mengusik mu kembali"
Andin mengangguk, lalu mengajak Ella makan malam sekalian di rumahnya, kebetulan juga Tuan rumah sedang berada di luar negeri, hingga Andin merasa sendirian di Mansion.
*
*
Aftan terdiam melihat berita, Baru saja di tinggal beberapa hari, kini masalah Andin datang bertubi-tubi.
Matanya tajam melihat sebuah foto yang tercetak jelas di dalam kabar berita, dimana Andin seolah sedang menikmati sentuhan bersama dengan mantan kekasihnya.
"Shittt!, ini benar menggangguku!" Gumam Aftan nampak begitu kesal, hingga kemudian menyambar ponsel dan menghubungi seseorang.
"Percepat semua pertemuan bisnis yang akan kita lakukan, jika ada perusahaan yang tidak bersedia di ajukan jadwalnya, cancel saja!" Perkataan sudah dikeluarkan dengan tegas dan gamblang, semua harus segera di laksanakan.
Lalu kemudian, sambungan ponsel dialihkan, kini wajahnya nampak mengeras.
"Jelaskan padaku, kenapa bisa terjadi hal ini!" Suara Aftan sedikit meninggi setelah panggilannya diterima.
"Aku tidak tau kejadian yang sebenarnya, Istrimu tidak mau diikuti terlalu dekat, dan yang kita tau, Apartemen itu milik kakaknya yang bernama Sheila"
"Pakai otakmu Leon!" Bentak Aftan yang jelas terlihat meledakkan amarah.
Tak ada sahutan, sosok Leon yang baru saja melaporkan juga terdiam, dan tak lama kemudian.
"Aku minta maaf, aku yang salah Aftan, dan semua akan aku perbaiki" akhirnya Leon berbicara.
"Jangan buat aku kecewa lagi, dia istriku Leon, menantu dari Keluarga Nugraha, dan mungkin sekarang aku sudah di tertawa kan"
"Sekali lagi aku minta maaf Af"
"Lakukan tugasmu dengan baik, dua hari lagi aku akan segera pulang"
Klek
Aftan melemparkan tubuhnya diatas kasur hotel yang di tempati.
"Ini tak bisa di biarkan lagi, tapi Andin sangat keras kepala" kembali Aftan menghela nafas panjang untuk menenangkan pikirannya.
Terpaksa Aftan meng cancel beberapa pertemuan, dan di jadwalkan ulang, lalu memerintahkan anak buahnya melanjutkan pekerjaan, sementara dirinya bersiap kembali untuk bekerja dari Mansion nya.
Tepatnya jam satu dini hari, Aftan sudah berada di Mansion miliknya, bejalan masuk dan kini tepat di depan pintu kamarnya, ada rasa yang tak biasa, membuat debaran jantungnya berdetak lebih kencang.
Menyadari ada sosok lain di Mansion nya, getaran aneh menjalar dihatinya, baru kali ini Aftan merasakan, maklum selama ini, tak ada satupun wanita yang pernah dibiarkan tinggal di dalam Mansion nya.
Langkahnya berlanjut, tangannya meraih gagang pintu dan salah satu sidik jarinya menempel hingga akhirnya pintu pun terbuka, maju beberapa langkah hingga akhirnya berada di dekat tempat tidur dan terdiam menyaksikan pemandangan indah terpampang nyata.
Mata yang teduh, wajah putih bersih dan kulit tubuhnya yang molek tergeletak nyaman dan nyata dalam pandangan.
Aftan mendekat dan membelai pipinya yang tertutup beberapa anak rambut.
Memuja kecantikan Andin yang meringkuk di atas tempat tidur.
"Kau sangat cantik, namun aku tidak bisa memprediksi apakah yang kau berikan padaku nanti adalah madu ataukah racun"
Tiba-tiba Andin terbangun, terkejut dan menyerang dengan pukulan tangan.
Aftan menghindar dengan tepat, hal itu bukan sesuatu yang sulit, dan dengan cepat memutar tubuh Andin membelakanginya dengan tangan yang terikat oleh jari jemarinya.
"Akh!, lepaskan Aftan!"
Ada senyuman miring, dan kilatan mata penuh amarah, mengingat berita dan foto-foto yang telah beredar.
"Coba saja kau berani macam-macam dengan mantanmu, aku pastikan akan membuatmu tidak berdaya di hadapanku" Aftan berucap setengah berbisik di telinga Andin.
Deg
Andin terdiam, sesaat mengira sesuatu yang membuatnya senang, antara seorang Aftan mulai cemburu, namun rasa ditahan, teringat akan kekecewaan, mungkin saja ini karena nama baiknya saja.
Bersambung.
Yang makin penasaran, yuk jangan lupa KOMENnya ditunggu ya, juga VOTE, LIKE dan hadiahnya UNTUK memenangkan uang Tunai di Akhir Episode 40 dan 80 pada 3 KOMENTAR POPULER dan 3 TOP FANS teratas.
ada suami macam xda fungsi, ntahlah