Adinda Khairunnisa gadis cantik yang ceria, yang tinggal hanya berdua dengan sang ayah, saat melahirkan Adinda sang bunda pendarahan hebat, dan tidak mampu bertahan, dia kembali kepada sang khaliq, tanpa bisa melihat putri cantiknya.
Semenjak Bundanya tiada, Adinda di besarkan seorang diri oleh sang ayah, ayahnya tidak ingin lagi menikah, katanya hanya ingin berkumpul di alam sana bersama bundanya nanti.
Saat ulang tahun Adinda yang ke 17th dan bertepatan dengan kelulusan Adinda, ayahnya ikut menyusul sang bunda, membuat dunia Adinda hancur saat itu juga.
Yang makin membuat Adinda hancur, sahabat yang sangat dia sayangi dari kecil tega menikung Adinda dari belakang, dia berselingkuh dengan kekasih Adinda.
Sejak saat itu Adinda menjadi gadis yang pendiam dan tidak terlalu percaya sama orang.
Bagaimana kisahnya, yukkk.. baca kisah selanjutnya, jangan lupa kasih like komen dan vote ya, klau kasih bintang jangan satu dua ya, kasih bintang lima, biar ratingnya bagus😁🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Sayang, kita makan di warung sea food om Andi aya ya, sudah lama kita ngak ke sana." ujar Pak Anton kepada sang anak.
"Siap Yah, kemana aja mah, anak cantik ayah mah ngikut aja." kekeh Adinda dengan manja, pak Anton tersenyum melihat ke arah anak gadisnya itu, anak gadisnya memang sangat manja kepadanya, maklum namanya ngak punya bunda, dan saudara lain, jadi sama siapa lagi dia akan bermanja selain kepada sang ayah.
"Abis itu kita main ke pasar malam ya, ayah pengen menghabiskan malam sama kamu." ujar Pak Anton.
"Aaakkk.... Seneng banget di ajak ke pasar malam sama ayah, sudah lama kita ngak ke pasar malam, sudah dua bulan kayanya ya Yah." pekik Adinda berbinar.
"Maaf ya sayang, ayah akhir akhir ini lagi banyak kerjaan di kantor, jadi berkurang waktu bersama kamu." sesal Pak Anton.
"Ngak pa apa Yah. Ayah kan kerja buat Dinda, buat sekolah dan tabungan Dinda, Dinda ngak pa apa kok, Dinda ngerti ayah itu sibuk, yang penting tiap hari kita tetap ek temu kok, pagi sama malam hari." cengir Adinda.
"Makasih ya sayang, yang selalu mengerti keadaan ayah." ucap Pak Anton sambil mengelus sayang kepala sang putri.
"Nanti harus jadi anak kuat ya nak, jangan berlarut dalam kesedihan, hidup kamu masih panjang, ingat ada ayah dan bunda di hati kamu, walau pun ada dan tiada kami di sisi kamu, tapi satu yang harus kamu ya kini, klau kamu adalah kesayangan bunda dan ayah." ujar Pak Anton tiba tiba, membuat suasana menjadi melow.
Deg....
"Ayah kenapa ngomong kaya gitu, ayah ngak akan ninggalin aku sendirian kan?" tanya Adinda bergetar, entah kenapa dari kemaren ayahnya selalu meninggalkan pesan pesan tersirat seperti ini, membuat dia tidak nyaman.
"Haiii... Siapa yang mau ninggalin anak ayah ini, ayah kan sudah bilang, ayah akan selalu di hati kamu, ngak mungkin kan ayah selalu di samping kamu, kamu akan melanjutkan pendidikan kamu, dan meraih cita cita kamu, agar ayah dan bunda bangga, ayah ingin kamu pergi mengejar cita citamu sayang." ujar pak Anton.
"Ngak mau, Dinda mau sama ayah saja di sini hiks... Dinda mau kuliah di kota ini saja, ngak mau kemana mana hiks... hiks..." jujur hati Adinda takut saat ini, sungguh dia takut kehilangan satu satunya orang tuanya itu, dan dia tidak punya sanak saudara lainnya.
"Suuttt..... Kenapa nangis hmmm.... Anak ayah kenapa jadi cengeng gini hmm..." pak Anton memeluk sang anak dengan erat.
"Abisnya ayah yang bikin aku sedih." cibik Adinda memeluk ayahnya erat.
"Maafin ayah sayang, kita lanjut makan ngak?" tanya Pak Anton.
"Lanjut lah, masa ngak, udah lapar nih." rengek manja Adinda.
"Baiklah tuan putrinya ayah." ujar Pak Anton kembali melajukan mobil, yang tadi sempat menepi karena sang putri menangis.
"Ayo turun." ajak Pak Anton saat sampai di parkiran warung sea food langganan mereka.
Adinda menggandeng tangan sang ayah dengan mesra, klau orang tidak tau siapa mereka, mungkin saja Adinda dan Pak Anton di kira adalah sepasang kekasih, karena Pak Anton walau susah memasuki umur 42 th, tapi tetap awet muda, seperti pria berumur 25th, badan masih kekar dan wajah tampan tanpa ada sedikit pun brewok di wajahnya.
"Woooow, siapa nih? kemana aja bos, kenapa baru muncul di permukaan, si eneng makin cantik aja nih, dan si bapak makin tua makin tampan aja, nyaingin anak muda aja loe, padahal umur udah 40an." kekeh Andi sahabat pak Anton.
"Hahaha.... Sae lo bambang, gue lagi banyak kerjaan di kantor, jadi suka pulang malam mulu, baru ini ada waktu senggang, makanya ke sini, udah kangen sama masakan loe." kekeh pak Anton.
"Loe kerja mulu, ngak kasian dia kesepian di rumah, kasih teman lah dia, mama baru untuk dia, biar ada teman ngobrol si neng, dan loe bisa asah pedang lagi, gue takut pedang lu karatan." kekeh Andi.
"Anak gue baik baik aja tuh, dan ngak ada masalah gue tinggal kerja, loe aja yang repot, bini gue mah cukup satu seumur hidup, Jelita ngak akan bisa di gantikan sama siapa pun, dan ngak ada wanita yang rela berkorban dan mencintai gue yang apa adanya selain Jelita, loe tau itu kan." ujar Pak Anton, dia paling tidak suka klau di suruh untuk menikah kembali, dan menduakan almarhum istrinya dengan yang lain, cukup hanya satu wanita yang bertahta di dalam hatinya, permaisuri yang merajai seluruh hatinya yaitu Jelita, wanita cantik, baik hati dan rela berkorban untuk pak Anton.
Ya Jelita pernah di paksa bercerai dengan pak Anton saat itu, karena saat itu pak Anton lama tidak bekerja, dan dia bekerja serabutan, karena habis di phk, ada seorang laki laki kaya raya yang menginginkan Jelita saat itu, dia sangat menyukai Jelita dari masa gadis, namun sayangnya, Jelita sudah mempunyai kekasih, saat itu Anton bekerja di perusahaan, dan mereka menikah, namun tak lama setelahnya, Anton kena phk, karena perusahaannya bangkrut, dan orang tuanya yang memang senang duit, di iming imingi dengan uang agar Jelita mau bercerai dengan sang suami dan menerima pinangan laki laki kaya raya itu, namun Jelita menolaknya, orang tua Jelita murka, karena menolak permintaan mereka, klau Jelita tidak mau bercerai dari Anton, maka dia di usir dari rumah dan tidak di anggap anak lagi.
Jelita yang memang sangat mencintai sang suami, memilih keluar dari rumah, dan ikut sang suami merantau, membuka usaha kecil kecilan, dan Anton melamar kerja ke perusahaan perusahaan setempat, saat saat masa susah itu, Jelita lah yang banting tulang sampai Anton mendapat kerja dan gaji lumayan besar untuk memenuhi kebutuhan mereka, setelah Anton sukses baru lah Jelita berhenti jualan, Anton sudah tidak ingin istrinya susah, Anton hanya ingin istrinya bersenang senang menunggu dia pulang kerja.
Kalau ada wanita yang menyukainya saat ini, pasti hanya melihat dia sekarang yang hidup berkecukupan, dan juga tampan, belum tentu wanita itu akan tulus menyayangi sang anak, pak Anton tidak mau itu, dia hanya ingin istrinya yang akan selalu menjadi pendampingnya dunia akhiratnya.
"Om, ayah aku adalah laki laki setia om, dia tidak tergoda dengan wanita lain, dia sangat mencintai bundaku, bukan kebanyakan laki laki lain, yang mengaku cinta dunia akhirat, nyatanya apa, saat istri meninggal, iya sih mereka meraung raung seolah olah sangat kehilangan, tau tau belum kering pusara sang istri, dia sudah menikah lagi dengan wanita yang jauh lebih muda, dengan alasan menghindari dosa, bulshit itu om, nyatanya kasih sayangnya hanya sebesar upil, toh ada juga kok yang cuma gara gara LDR selingkuh, katanya tidak tahan hubungan jarak jauh, padahal otaknya aja yang ngak benar, ini nih om, contoh laki laki setia," menepuk pundak sang ayah dengan pelan, " laki laki yang memang cinta sampai mati, ayah aku laki laki paling itu om, ayah aku laki laki the best." ujar Adinda mengacungkan dua jempolnya, dan berlalu dari sana mencari tempat duduk.
"Astaga, anak itu makin pintar aja klau ngomong." keluh pak Andi.
"Makanya lu jangan macam macam." Pak Anton pun ikut terkekeh mendengar celotehan anaknya itu.
"Udah sana lu, temanin tuan putri, liat noh, banyak bener mata laki laki idung belang menatapnya, pengen gue congkel aja rasanya." ujar Pak Andi kesal.
"Anak gue emang cakep bener, duplikat Jelita, harus di jaga ketat, makanya klau nanti gue ngak ada tolong jaga Jelita ya." ujar Pak Anton menepuk pundak temannya, dan melangkah menyusul sang anak
Deg...
"Loe ngomong apa sih, ngaco banget deh." kesal Andi.
"Maksud gue, klau gue dinas jauh, tolong pantau tuan putri gue, kan gue ngak bisa jaga dia dari jauh, itu aja susah bener." kekeh Pak Anton.
"Haisss... Sudahlah, tanpa lu suruh pasti gue jaga tuan putri buat loe dan Jelita, karena kalian berdua orang yang sangat bearti buat gue." ujar Pak Andi.
"Hmm... Gue pegang janji loe." ucap Pak Andi lagi.
"Udah sana ah, dari tadi ngak jalan jalan, berenti mulu." kesal Pak Andi mengusir pak Anton.
Bersambung...
Jangan lupa like komen dan vote ya😘😘😘