Gadis badas seorang Mahasiswi berprestasi dan pintar berbagai bahasa, harus berakhir koma karena orang yang iri dengki kepadanya.
Jiwanya masuk ke tubuh seorang istri bodoh, seseorang yang selalu mudah ditindas oleh suami dan mertua serta orang lain.
“Ck! Aku nggak suka wanita lemah dan bodoh! Haruskah aku balaskan dendam mu dan juga dendam ku?“ Tanya si mahasiswi pada wajah si pemilik tubuh yang dia masuki melalui cermin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Tuan pemarah, Arogan dan Sok Bossy.
Alaric menatap dingin pada Yura, dia tidak suka pada anak-anak lebih tepatnya ada suatu trauma yang pria itu pendam jadi dia menutup diri dari orang-orang apalagi dari wanita.
“Ibu macam Anda! Putramu bilang mengantuk, tapi Anda masih memaksakan diri ingin berada di pesta ini?!“ sinis Alaric.
Eh! Nih cowok, lagi dateng bulan ya? Sewot bener...
Yura mengatupkan bibir, tadinya dia ingin tersenyum dan bicara ramah namun akhirnya ia urungkan karena kadung kesal.
“Anda tuli? Cepat bawa pergi putramu, daripada nantinya dia menyenggol orang lain lagi dan mengganggu!“ notasi Alaric semakin meninggi, suaranya terdengar dingin.
“Baik, tidak perlu kamu suruh pun saya memang berniat membawa anak-anak saya pulang! Sana pergi, Tuan pemarah!“
Rahang Alaric mengeras, baru kali ini ada yang blak-blakan mengatainya seperti itu. Biasanya orang-orang yang mengenalnya akan selalu bersikap hormat dan juga tak berani membantah ucapannya.
“Kau mengatai ku apa barusan?!“ tak ada lagi kata-kata formal dari mulut Alaric.
“Kamu tuh Tuan pemarah, arogan, juga sok' Bossy! Hei, Tuan pemarah! Saya bukan bawahan kamu atau siapapun kamu, jadi... jangan memerintahkan apa yang harus saya lakukan! Vous comprenez, Tuan Arrogant?!“
*Kamu mengerti.
Dia bisa bahasa Prancis!
Sedikit ada kekaguman dalam pikiran Alaric, namun pria itu kembali emosi karena dipanggil arogan.
Baru saja Alaric ingin membalas ucapan Yura, sebuah pengumuman dari atas stage di depan sana mengagetkan Alaric.
“Sekali lagi kami umumkan... jika keluarga Prabumulih dan keluarga Widjaja akan segera mengeratkan tali kekeluargaan ke jenjang selanjutnya. Anak-anak kami, yaitu Alaric Syah Prabumulih dan putri saya Sabrina Pramita Widjaja akan segera menikah!“
Terdengar pengumuman dari pengeras suara di depan sana dari Tuan Candra, di stage utama tempat berkumpulnya keluarga besar Alaric dan keluarga Sabrina.
Tubuh Alaric seketika menegang, mata pria itu dipenuhi api amarah. Dengan langkah tegap, Alaric mulai berjalan meninggalkan tempat Yura dan si kembar berdiri.
“Tunggu, Tuan Arogan!“ Yura menghentikan langkah Alaric.
Entah kenapa Alaric menurut dan menghentikan langkahnya, padahal sematan Arogan padanya sangat dia benci.
Kenapa aku menurut dan malah berhenti? Jika begini, aku mengakui panggilan yang dia sematkan padaku! Sial!
Alaric ingin melanjutkan kembali langkahnya, namun perkataan Yura mengurungkannya.
“Apa luka tu-sukan di perutmu 4 bulan lalu, sudah sembuh?“ tanya Yura.
Mata Alaric melebar karena terkejut, tidak ada yang mengetahui kejadian penusu-kan karena pencopetan selain dirinya sendiri, assisten pribadi, gadis yang menolong nya dan si pencopet tentunya.
Alaric membalikkan badan, kembali berjalan ke arah Yura. “Siapa kamu? Kenapa kamu tau tentang hal itu?“
“Aku? Aku bukan siapa-siapa, hanya Ibu dari sepasang anak kembar yang putranya ingin tidur tapi kamu bilang anakku pengganggu! Aku juga cuma wanita yang kau bentak-bentak seenaknya! Permisi!“ Yura tersenyum culas, mengangkat tinggi dagunya lantas pergi dari hadapan Alaric dengan menggandeng si kembar.
Mata Alaric kicep, dia masih mematung di tempatnya. Namun suara Ayahnya yang memanggil namanya dari speaker, menyadarkan Alaric dari mental attack Yura padanya.
Anehnya, sikap berani Yura padanya malah membuat Alaric penasaran. Sikap berani Yura padanya, mirip gadis yang menolongnya 4 bulan lalu yang kini sedang terbaring koma.
.
.
Di pertengahan jalan Yura yang ingin membawa si kembar pulang, melihat sosok musuhnya. Siapa lagi kalau bukan Amira, pelaku tabrak lari padanya!
“Iblissss!“ geram Yura dan terdengar Nessa dan Nevan.
“Dimana iblis nya, Bunda? Kok Nessa nggak liat?“ gadis kecil itu celingak-celinguk, sementara Nevan nampak lesu karena benar-benar mengantuk.
“Itu yang pakai gaun merah, dia red devil!“ jawab Yura.
Nessa mengarahkan pandangan nya pada Amira, “Oooo, apa dia pemakan anak-anak?“
“Hahahahahaha....“ Yura tertawa keras, atensi beberapa orang di sekitarnya menoleh padanya.
Alaric yang baru saja naik ke atas stage, ikut menoleh pada sumber suara tawa. Sontak matanya mengerjap, dia kembali dibuat terkejut ternyata sosok yang sedang tertawa lepas dan sangat keras itu adalah wanita tadi.
Perempuan menarik, dia bahkan tidak malu mengekspresikan diri dengan tertawa tidak bermartabat dan tidak menjaga image-nya! Hah? Apa yang kau pikirkan Alaric?!
Si kulkas 70 pintu itu menggeleng-gelengkan kepala, mengenyahkan pikiran anehnya. Selama ini dia tidak pernah memperhatikan wanita apalagi memperdulikan nya, kecuali satu gadis yang pernah menolong nya.
Kenapa ada dua kepribadian yang sama di dunia? Perempuan itu mirip dengan gadis yang menolong ku! Tapi itu tidak mungkin, karena gadis itu masih belum sadarkan diri lagipula wajah mereka berbeda. Ngomong-ngomong tentang wajah, wajah wanita itu terlalu muda untuk mempunyai anak, bukan? Ah, apa perduli ku!
Alaric terganggu dengan pikiran-pikirannya, dia pun fokus kembali ke acara dengan menahan amarah karena dia baru mengetahui tentang rencana pernikahan.
.
.
Sekembalinya ke rumah, Yura memikirkan tentang hidup nya dan hidup Aruna ke depannya. Dia harus membalaskan dendamnya juga dan membongkar tentang tabrak lari yang terjadi padanya.
“Aku harus lebih dekat dengan Amira untuk mencari bukti dia yang menabrak ku, gimana caranya?“
“Ahaaa!! Aku punya ide!“
Esoknya, Yura memeras uang kembali. Kali ini Yura minta dari Yoga setelah kemarin memeras Ibu mertua Aruna. Yura meminta kartu ATM yang berisi 1 miliar pada Yoga, tidak boleh kurang dengan alasan dia akan melakukan sesuatu.
Tadinya Yoga ingin menolak karena permintaan Yura sudah keterlaluan, namun Yura kembali mengancam Yoga dan kali ini bukan ancaman foto-foto tapi Yura mengancam akan mengatakan pada Mama Yoga jika putranya kembali berhubungan dengan mantan istri yang sudah membuat keluarga itu hampir bangkrut.
Yoga pun memberikan keinginan Yura, apalagi dia mulai tertarik pada karakter baru istrinya itu dan ingin mulai mendekatkan diri. Akhirnya Yoga pun memberikan kartu berisi uang satu miliar itu dengan sukarela, dia ingin memberikan image baik pada istrinya.
Di depan pintu rumah Sabrina, gadis itu memijit bel pintu.
Tak lama pintu terbuka, sosok Sabrina yang menatap Yura penuh kekesalan juga ketakutan mempersilahkan Yura masuk.
Ternyata tadi pagi Yura meminta nomer ponsel Sabrina pada Emran, tadinya pria itu menolak memberikan nomer kekasihnya namun Yura pintar bicara dan akhirnya Emran memberikan nomer Sabrina.
“Duduk!" ucap Sabrina.
Yura pun duduk, “Papa dan adikmu sudah pergi?“
“Hm, Papa ke perusahaan seperti biasa dan Amira pergi ke kampus. To the point aja, nggak usah berbasa-basi! Katakan... apa maumu? Kau adalah kakak ipar Emran, jadi apa sebenarnya yang kau inginkan dari ancaman mu padaku tentang hubungan ku dan Emran?“
Yura tersenyum tipis, lalu mengungkapkan keinginan nya pada Sabrina dan tidak disangka ternyata Sabrina menyanggupi entah karena ancaman Yura yang akan memberitahukan Tuan Candra tentang hubungan nya dengan Emran atau karena alasan lain.
bodoh bangt tuh laki