Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.
Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.
" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi
" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.
Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.
Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAT 24 Masih Mencintainya
Menjaga Amanah Terakhir (24)
" Bi, kenapa menu makananku sama dengan anak-anak?," tanya Sesil karena ia tidak melihat menu lain yang lebih spesial.
Bi Titin mengerutkan keningnya. " Maksudnya bagaimana, Sil?," tanya Bi Titin yang jujur ia tak suka akan keberadaan perempuan itu di panti.
Jangan kira Bi Titin tidak tahu seperti apa karakter sebenarnya Sesil. Bi Titin tahu. Tahu luar dalam malah.
" Ya, seharusnya sebagai tamu, menu makananku ya berbeda lah," ucapnya angkuh.
Bi Titin merotasi matanya malas. "Jadi, kamu di sini tamu atau akan tinggal hah?" Bi Titin berkacak pinggang. Sesil selalu ingin di spesialkan. Jelas ia tahu itu.
" Tamu lah," jawab Sesil yakin.
Bi Titin manggut-manggut. " Ok, kami akan menjamu mu selama tiga hari tiga malam. Setelah itu, tolong pergi dari panti ya," ucap Bi Titin yang malah membuat Sesil berang.
" Bibi mengusirku?," tanya Sesil tak percaya.
" Kalau kamu merasa sih Alhamdulillah," jawab Bi Titin acuh
" Bibi tidak berhak mengusir ku. Hanya Anin yang berhak karena ia ibu pantinya sekarang. Dan aku rasa Anin tidak akan melakukan itu padaku," jawabnya percaya diri.
" Tolong ya, jangan terlalu percaya diri. Harusnya kamu tahu diri. Kalau merasa jadi tamu, kamu harus sadar kalau tamu itu hanya di jamu selama tiga hari. Selebihnya terserah Tuan rumah mau melakukan apa bahkan mengusir pun di perbolehkan,"
Bi Titin mengutip salah satu hadis tentang adab bertamu.
" Hah??," Sesil melongo.
" Ya, pasti Anin juga melakukan hal yang sama kalau tahu kamu memang memposisikan diri sebagai tamu,"
Sesil kalah telak. Benar. Anin pasti melakukan itu. Ia bahkan pernah melihat Bu Yuni melakukannya.
Ya, dulu pernah ada yang begitu. Ternyata hanya pura-pura agar bisa menumpang makan dan tidur. Sebenarnya Bu Yuni tidak masalah jika orang yang tidak lain mantan anak pantinya itu jujur. Namun, Bu Yuni tak suka karena orang itu berbohong tentang keadaannya.
Sekalipun ia tahu dari awal, Bu Yuni masih tetap menjamunya namun, hanya tiga hari. Selebihnya ya, seperti yang Bi Titin lakukan.
" Tapi, ya. Kalaupun kamu mengatakan kamu itu tamu, harusnya kamu sebagai orang yang pernah tinggal disini tahu, kami tidak pernah membedakan menu makanan sekalipun itu untuk tamu," Bi Titin pergi melengos meninggalkan Sesil.
Ia senang bisa membuat Sesil kesal.
" Ck, benar juga. Ah.. Kembali lagi ke masa-masa tinggal di panti kalau begini. Harusnya Anin menempatkan aku di rumahnya. Bukan di panti," gerutu Sesil sambil mengisi piring kosong miliknya.
Bi Titin yang masih bisa mendengar ucapan Sesil menggelengkan kepalanya. Tak mengerti jalan pikiran Sesil yang ternyata masih tidak berubah.
Jangan harap bisa mengganggu rumah tangga Anin. Batin Bi Titin
...******...
" Tumben ngajak ke tempat ini?. Tidak takut ketahuan suamimu?," tanya Putri pada sahabatnya.
" Aku sedang suntuk. Kak Kenan sedang di tempat istri pertamanya, pasti tidak akan menghubungiku," gumam Laras sambil meminum minuman yang sudah ia pesan.
Suara musik yang memekakkan telinga tidak membuatnya terganggu. Bahkan tontonan live adegan dewasa si sekitarnya tak mengusiknya sama sekali.
" Kamu tahan dengan pembagian hari seperti itu? Bahkan tak ada kabar selama suamimu dengan istri pertamanya?," tanya Angel penasaran.
Ia sendiri tidak yakin tentang perasaan sang sahabat. Apakah murni karena harta atau sudah tumbuh benih-benih cinta.
Kalau melihat pribadi Kenan, harusnya kan Laras sudah jatuh cinta. Tapi, entahlah.
" Selama ininya lancar, tak masalah," jawab Laras sambil menggerak-gerakkan jempol dan telunjuknya. Yang mengisyaratkan uang
Angel dan Putri hanya geleng-geleng kepala. Kenapa juga mereka bertanya, dalam hidup Laras nomor satu adalah uang. Bahkan saat ada yang mencintainya tulus ia abaikan hanya karena sudah bangkrut.
" Kalian tahu, aku sudah bertemu lagi dengan Jonathan," Laras menceritakan tentang Jonathan yang awalnya ia sembunyikan.
" maksudnya Jojo?," tebak Angel yang hanya tahu satu nama Jonathan.
Cinta sekaligus kekasih pertama. Laras yang menghilang tidak tahu rimbanya.
" Dia minta maaf padaku karena telah meninggalkanku disaat ia telah berjanji untuk menikahiku karena telah mengambil mahkotaku," ceritanya lagi dengan keadaan yang sudah mulai mabuk.
" Kamu memaafkannya?," tanya Putri
" Hmm. Aku dan dia bahkan sudah kembali jalan berdua," diam sejenak. " Bahkan sudah sering menghabiskan malam bersama," jelasnya tanpa malu mengakui apa yang ia dan Jonathan lakukan.
" Ras, kamu serius?," Angel tak habis pikir. Bagaimana bisa Laras terjerat pria seperti Jonathan yang sudah jelas tidak bertanggung jawab.
" Serius. Bahkan kami melakukan di kamarku, di rumahku," tambahnya entah sadar atau tidak atas pengakuannya.
" Maksudmu, rumahmu dan Kenan?,"
" Hmm,"
" Kamu g1la? Main dengan laki-laki lain di kamar kamu dan suamimu?," Angel tak percaya.
" Awalnya aku juga takut. Namun, rasanya ternyata lebih menantang." jawab Laras kembali mengisi gelasnya yang kosong.
" Ya, ampun. Ya, ampun. Bagaimana kalau ketahuan Kenan?," putri shock karena sahabatnya itu punya keberanian sebesar itu.
" Tidak akan. Kami main aman. Dia datang ke rumah saat jadwal Kak Kenan tidak di rumah. Baru sekali sih,"
" Kamu berniat mengulanginya?,'.
" Ya. Sudah ku bilang itu sangat menantang bukan? Memacu adrenalin,"
kedua sahabat Laras speechless dengan ucapan Laras.
" Kamu tidak takut tertangkap Cctv?,"
" Aku sudah menghapusnya, Put. Tenang aja. Aku tidak sebodoh itu," jawab Laras santai
Kamera CCTV di rumah Laras memang bisa di akses Laras dan Kenan. Bahkan keduanya bisa menghapus rekaman Cctv itu.
" Terserah. Aku harap kamu sadar apa yang kamu perbuat. Jangan menyesal di kemudian hari," Putri angkat tangan.
" Iya, lagipula bagaimana bisa kamu percaya lagi pada laki-laki seperti itu," timpal Angel.
" Dia terpaksa pergi karena kondisi ibunya yang sakit-sakitan. "
" Kalau begitu setidaknya memberi kabar bukannya hilang kontak," tidak masuk akal menurut Putri jika alasannya hanya itu.
" Tapi, memang benar. Bahkan karena kondisinya yang kurang baik, ia terjatuh di kamar mandi," jelas Laras yang mana ia diceritakan bahwa ibu Jonathan mudah terserang pusing dan itu pula yang menjadi alasan ia jatuh di kamar mandi.
" Lalu?," Putri merasa ada yang tak beres.
" Aku memberinya uang untuk operasi ibunya,"
"Ya ampun, Ras. Kamu memberikan uang begitu saja?,"
" Sudah jelas dia memanfaatkan kamu saja,"
" Tidak. Dia tidak minta. Dia malah akan meminjam pada Om nya. Tapi aku memaksanya untuk menerima uang dariku,"
Benar-benar Laras mulai tak sadar apa yang ia ceritakan. Ia sudah terlampau menceritakan semuanya.
" Aku rasa kamu hanya dimanfaatkan saja. Dia tahu kamu kini sudah hidup mapan dengan suamimu. Dan dia tahu kamu masih mencintainya hingga memperlancar jalan untuk memanfaatkan kamu,Ras,"
" Dia tulus aku yakin itu,"
" Jangan bilang kamu masih mencintainya?," Hanya orang yang sudah di butakan oleh cinta yang tak mau mendengarkan ucapan dari orang lain.
" Ya, aku memang masih mencintainya,"
TBC