NovelToon NovelToon
Menanti Bahagia Yang Hilang

Menanti Bahagia Yang Hilang

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:252k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Istri mana yang tak bahagia bila suaminya naik jabatan. Semula hidup pas-pasan, tiba-tiba punya segalanya. Namun, itu semua tak berarti bagi Jihan. Kerja keras Fahmi, yang mengangkat derajat keluarga justru melenyapkan kebahagiaan Jihan. Suami setia akhirnya mendua, ibu mertua penyayang pun berubah kasar dan selalu mencacinya. Lelah dengan keadaan yang tiada henti menusuk hatinya dari berbagai arah, Jihan akhirnya memilih mundur dari pernikahan yang telah ia bangun selama lebih 6 tahun bersama Fahmi.

Menjadi janda beranak satu tak menyurutkan semangat Jihan menjalani hidup, apapun dia lakukan demi membahagiakan putra semata wayangnya. Kehadiran Aidan, seorang dokter anak, kembali menyinari ruang di hati Jihan yang telah lama redup. Namun, saat itu pula wanita masa lalu Aidan hadir bersamaan dengan mantan suami Jihan.

Lantas, apakah tujuan Fahmi hadir kembali dalam kehidupan Jihan? Dan siapakah wanita masa lalu Aidan? Akankah Jihan dapat meraih kembali kebahagiaannya yang hilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA

"Sekarang Dafa istirahat ya, Nak. Ibu keluar dulu," Jihan menarik selimut menutupi tubuh putranya, mencium kening lalu segera keluar dari kamar Dafa untuk mencari keberadaan suaminya.

"Loh, kok gak ada. Mas Fahmi dimana ya?" Gumam Jihan begitu masuk ke kamarnya dan tak mendapati keberadaan suaminya.

Ia pun segera keluar kamar, barangkali Fahmi berada di ruang tengah, pikirnya. Namun, ia juga tak mendapati keberadaan suaminya di tempat tersebut.

Melihat ibu mertuanya menuju dapur, ia pun segera menyusul. "Bu, Mas Fahmi sudah pulang, tapi kok gak ada di kamar?" Tanyanya.

"Di kamar Windi," jawab bu Neny tanpa menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan kearah dapur.

Jihan mematung, dalam sekejap kedua matanya berkaca-kaca. Bibirnya tersenyum getir, bahkan sekarang kamarnya bukanlah lagi tumpuan bagi Fahmi. Suaminya itu lebih memilih menyambangi kamar madunya bahkan disaat pemiliknya sedang tak berada di rumah.

Dengan gontai, ia pun berjalan menuju kamar Windi. Cukup lama ia mengetuk hingga akhirnya pintu itu terbuka.

"Mas... ." Ucapan Jihan terpotong, ekspresi wajahnya seketika berubah begitu melihat siapa yang membuka pintu kamar.

"Apaan sih, Mbak? Gangguin orang aja!" Sentak Windi.

"Windi, kamu sudah pulang, ini kan belum jam pulang kerja?" Tanya Jihan sembari memperhatikan penampilan adik madunya itu. Rambutnya yang tergerai sedikit berjarak dan hanya mengenakan bathrobe pendek.

"Mas Fahmi kan Managernya, yah jadi aku bisa izin kapan aja!"

Jihan hanya menanggapinya dengan anggukan pelan, ia sama sekali tidak mengerti bagaimana dunia perkantoran. "Aku mau ketemu sama Mas Fahmi." Ujarnya kemudian.

"Nanti aja, Mbak. Mas Fahmi capek baru pulang dari luar kota, Mbak harusnya ngertiin dong!"

"Sebentar aja Windi, aku harus ngomong sama Mas Fahmi." Jihan tetap kekeuh ingin bertemu suaminya. Ada banyak hal yang harus ia tanyakan, salah satunya kenapa lagi-lagi tidak mengabarinya jika sudah pulang dari luar kota. Dan ia juga ingin memberitahu tentang putra mereka yang sedang sakit.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya Fahmi yang tiba-tiba saja telah berada dibelakang Windi.

Jihan membuang pandangannya sejenak begitu melihat suaminya hanya mengenakan handuk menutupi sebagian tubuhnya. Kini ia paham kenapa Windi juga hanya mengenakan bathrobe, seketika saja dadanya terasa sesak membayangkan apa yang telah mereka lakukan.

"Mas, kenapa nomor Mas Fahmi tidak bisa dihubungi? Dan sekarang pulang pun juga tidak mengabari aku?"

"Aku mau keluar kota aja gak bilang sama kamu, kenapa aku pulang pun harus mengabari kamu juga? Cuma basa-basi aja, tahu nggak!" Tukas Fahmi.

Refleks, kedua mata Jihan terpejam mendengar kalimat sarkas itu. Ia menghela nafas panjang lalu kembali menatap suaminya, "Mas, Dafa demam."

"Hem, Ibu sudah bilang tadi."

Jihan terperangah, "Mas sudah tahu tapi gak langsung nyusulin ke rumah sakit?"

"Kamu ngerti gak sih kalau aku tuh capek, baru pulang dari luar kota! Kan sudah ada kamu, ngapain lagi aku harus nyusul ke rumah sakit. Lagipula sudah ada yang temenin kamu kan, di rumah sakit? Ibu juga bilang kalau kamu perginya sama Adi tetangga kita. Mau cari perhatian kamu sama dia, huh!"

"Astagfirullah, Mas." Jihan mengelus dada, "Kenapa Mas bisa berpikiran seperti itu? Mas Adi cuma ngasih tumpangan ke rumah sakit dan langsung pergi tanpa ikut masuk ke rumah sakit."

"Halah, memangnya siapa yang lihat? Awas aja ya kalau kamu berani macam-macam dibelakang aku, aku bakal buat perhitungan yang gak akan pernah kamu duga!" Fahmi menunjuk tepat didepan wajah Jihan, sorot matanya begitu tajam penuh peringatan.

"Aku gak akan pernah seperti Mas Fahmi yang tega dan dengan tanpa perasaan mengkhianati janji suci pernikahan kita. Kalaupun aku ada niat selingkuh dibelakang Mas Fahmi, aku akan cari pria yang lajang dan bukan suami orang." Balas Jihan. Sekilas melirik Windi yang raut wajahnya langsung berubah cemberut karena merasa tersindir.

"Udah berani ya kamu!" Fahmi hendak maju, namun Windi segera menahan lengannya.

"Udah, Mas, gak usah diladeni. Lebih baik Mas Fahmi istirahat. Pasti capek banget kan, habis perjalanan jauh dan baru sampai rumah langsung minta jatah." Ucap Windi, tersenyum penuh kemenangan melirik Jihan. Ia bergelayut mesra di lengan Fahmi, ingin menunjukkan bahwa dirinyalah yang kini lebih diprioritaskan oleh Fahmi.

"Lihat Jihan, bisa gak sih kamu itu pengertian seperti Windi? Bisanya cuma bikin kesel aja!" Setelah mengatakan itu, Fahmi pun menarik pinggang Windi lalu menutup pintu kamar.

"Ya Allah, kuatkan hamba." Jihan mengusap dadanya, menengadahkan wajahnya ke atas agar air matanya tak jatuh. Ia kemudian berbalik hendak pergi dari sana, namun langkahnya tertahan begitu melihat Dafa ternyata telah berada tak jauh dibelakangnya.

"Dafa, ya Allah, Nak. Kenapa kok ke sini, kan tadi Bunda suruh istirahat?" Jihan segera menghampiri dan bersimpuh di depan putranya itu. Mengusap kening dan wajah memeriksa suhu tubuhnya, dan bersyukur demamnya benar-benar sudah reda. Tinggal pemulihan tubuhnya saja yang masih lemah.

"Bunda, Ayah udah gak sayang lagi ya sama kita?"

"Dafa, kok ngomong gitu, Nak. Ayah sayang kok sama kita." Jihan tersenyum agar lebih meyakinkan putranya.

"Tapi, kenapa tadi Ayah marah-marahin Bunda? Dafa lihat Ayah nunjuk nunjuk Bunda tadi,"

Jihan tertegun sejenak, rupanya Dafa melihat perdebatannya tadi. "Dafa sudah salah paham, tadi itu gak seperti apa yang Dafa lihat kok. Ayah cuma bilang gak sempat nyusul ke rumah sakit karena capek baru pulang dari luar kota. Jadi sekarang, biarin Ayah istirahat dulu ya, Dafa juga harusnya istirahat kan biar cepat sembuh. Yuk, ke kamar?"

Dafa tak langsung mengangguk, ia mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar dimana ayahnya berada bersama ibu tirinya. "Sekarang Ayah lebih sayang sama Tante Windi. Kalau Ayah udah gak sayang sama kita lagi, lebih baik kita pergi aja dari sini, Bunda." Dafa menatap sang bunda dengan mata sendu. Ia memang masih kecil, tapi ia memiliki kepekaan atas sikap seseorang. Dan ia merasakan perubahan sikap ayahnya.

1
Tri Lestari Endah
thor , cerita fioma kknya aidan sudah adakah
Nurlinda: ada nanti kak, setelah janji CINTA sudah tamat
total 1 replies
Herdiani Herdiani
Buruk
Rizky Sandy
calon suami yg aneh
Ai Diah
yah betul pas ayah ku datang ke rumah dan menceritakan tentang penyakit nya aku tak bisa berkata apa apa hanya air mataku yg mengalir deras walou banyak ungkapan ungkapan yg ku pendam tapi tak mampu keluar dari ku seakan mulut ku terkunci rapat karena penyakit ayah yg sudah parah
Ai Diah
sama seperti ayah gagal ginjal yg harus Cuci darah seminggu 3 kali 😭😭
Ai Diah
bahkan aku masih sakit sampai sekarang 😭😭
Ai Diah
beda nya ibu tiri ku jahat dia semenjak bapak ku kena ginjal yg harus di cuci darah seminggu 3 kali dia lepas tangan mengusir ayah ku masih sakit hati ini karna perlakuan ibu tiri ku kepada ayah ku padahal satu tahun yg lalu ayah ku meninggal 😭😭😭
Ai Diah
beda nya aku dan sodara sodara ku di tinggal kedua orang tuaku pergi entah kemana semenjak bercerai 😭
Ai Diah
ya begitulah pas ketemu tapi lama lama aku tak tega kasihan beliau aku harus belajar sabar dan ikhlas atas takdirku sehingga ayahku sebelum menghembuskan kan napas terakhir nya terus menerus meminta maap sambil menangis 😭
Ai Diah
itu kisah nyata seperti kehidupan ku ayah ku semenjak sakit parah pengen di urus oleh ku sampai berbulan bulan aku mengurus ayahku sampai menghembuskan napas terakhir di pangkuan ku aku sudah memaafkan kan beliau semoga ayahku tenang di sana dan di tempat kan di surga nya Allah Al-fatihah Untuk ayah ku🤲😭🙏
Nurlinda: Alfatihah untuk Ayahnya, kak. 🤲🤲 Peluk jauh ❤️
total 1 replies
Indah Lestari
bagus 👍
ika
Luar biasa
Jetty Eva
typo thooor..Dafa bukan Aidan😊😊😊
Jetty Eva
Luar biasa
Jetty Eva
😁😁😁😁mama Denis n papa Kiara...🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ros
Kecewa
Ros
Buruk
Yati Syahira
pasangan iblis ,tunggu murkanya istri yg di dzolimi ,aksn ancur
Yati Syahira
laki laknat sama dgn mertua ntar nyungsep
imhe devangana
jngn blng klu dia dipecat, kejam sekali thor
biarlah dg jd clening service dia merenungi kesalahan & beruha memperbaikinya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!