Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilanbelas
Setelah solat subuh zura merebahkan kembali badannya karena kepalanya terasa pusing di tambah badannya sedikit panas.
Wajahnya pun terlihat pucat,otak zura terkuras habis memikirkan masalah keluarganya sehingga membuat daya tahan tubuhnya kembali drop.
Zura mengambil kaos dan jaket Gus Ilham dari dalam lemari kemudian memakainya karena pakaiannya masih berada di pondok,setelah itu menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.
Badanya mulai merasakan kedinginan.
Tangannya terus bergerak memijit keningnya yang terasa sakit.
Pintu terbuka menampilkan seorang laki-laki dengan balutan koko serta sorbannya yang terlihat gagah dan berwibawa.
Alisnya menukik tajam saat melihat sang istri menggulung tubuhnya dengan selimut.
Perlahan langkahnya menghampiri sang istri.
Saat berada di sisi kasur Gus Ilham kemudian berjongkok dan memperhatikan wajah sang istri,tangannya terulur menyibakan helaian rambut yang teruntai menutup mata namun saat kulit tangannya bersentuhan dengan kulit wajah zura dirinya terlonjak kaget karena tubuh zura terasa panas.
"Ya Allah sayang kamu demam ?"
Gus Ilham terlihat panik
Perlahan zura membuka matanya,netranya menatap sendu Gus Ilham yang terlihat khawatir.
"Afwan A,kepala aku pusing,lemes sama dingin juga "
Zura berusaha bangun,Gus Ilham dengan sigap membantu zura bangun dan menyandarkannya pada sandaran kasur.
Gus Ilham tersenyum saat melihat zura mamakai kaos dan jaketnya yang terlihat kebesaran.
Ada rasa hangat di hatinya.
"Kamu istirahat dulu ya, Aa ambilkan teh hangat sama bubur habis itu minum obat."
ucap Gus ilham,tangannya mengusap sayang pipi zura.
"A,maafin zura "
Alis Gus ilham menukik tajam
"maaf zura udah repotin Aa"
Gus ilham membuang nafasnya kasar
"Kamu ngomong apa sih yang,gak ada kata merepotkan untuk suami istri.Sudah jadi kewajiban Aa karena kamu istri Aa. Jadi Aa mohon jangan pernah bilang seperti itu lagi,ngerti ?"
Zura hanya cemberut,sedangkan Gus ilham hanya terkekeh melihat wajah merajuk sang istri.
Cup
Satu kecupan hangat terasa di kening zura
"Aa kebawah dulu siapin dulu makan dan obat,kamu diem gak boleh turun.Manut ya sayang "
ucap lembut Gus ilham.
Sedangkan zura hanya mengangguk pasrah.
................
"Umi..."
ucap Gus Ilham saat menghampiri Umi di dapur.
Umi sedang memasak di bantu ibu nay dan seorang santriwati.
"Loh,mantu umi mana A ?" tanya umi saat melihat Gus ilham hanya turun sendiri
"Zura sakit umi,badannya deman sama kepalanya pusing "
"Ya Allah nak " ibu nay terlihat khawatir mendengar sang anak sakit
"Terlalu banyak beban fikiran akhirnya membuat daya tahan tubuh zura drop " desah Gus ilham
"Umi...hiks anak nay umi,anak nay selama ini menanggung bebannya sendiri mi. Nay gagal menjadi ibu mi,nay bukan ibu yang baik umi hiks " ibu nay tak kuasa menahan kesedihannya saat mendengar zura sakit karena memikirkan masalah keluarganya.
"Istighfar nay,kamu gak boleh bicara seperti itu. Jadilah ibu yang kuat untuk Zura. Kamu harus kuat nay,saat ini zura membutuhkan dukunganmu ibunya " ucap umi menenangkan ibu nay
"Benar mba,saat ini hanya kita yang zura butuhkan.Zura sangat menyayangi mba,ia bangkit dari keterpurukannya karena ingin melihat mba bahagia jadi tolong mba lebih kuat lagi agar perjuangan zura tidak sia-sia "
Gus Ilham tahu jika zura sangat menyayangi ibunya dan ingin memperjuangkannya.
"umi dan Gus benar ,saya gak boleh lemah dan saya harus kuat demi zura "
Ibu nay bertekad tidak akan menyerah dan akan ikut berjuang bersama zura.
"Ya sudah kalo gitu umi,Aa mau buat Teh manis hangat untuk zura tapi sebelum itu Aa mau beli bubur dulu ke depan"
"Afwan Gus,boleh tidak kalau Teh manisnya saya yang buat terus saya antarkan ke zura langsung ?" tanya sungkan ibu Nay pada Gus ilham.
Gus ilham tersenyum
"Silahkan mba kalau tidak merepotkan,kalau mba mau melihat zura langsung ke atas saja mba "
"Terimakasih ya Gus,saya buatkan dulu "
sedangkan Gus ilham langsung pamit pada umi nya untuk keluar.
Dengan perlahan ibu nay membuka pintu kamar Gus Ilham yang sebelumnya telah ia ketuk dahulu.
langkahnya terus maju menghampiri zura yang terlihat menyandarkan badannya sambil menutup matanya.
"Nak..." panggil lembut ibu nay
Zura yang mendengar suara lembut ibu nay langsung membuka matanya dan tersenyum
"ibu.." lirihnya
"Minum dulu teh hangatnya nak,biar pusingnya berkurang "
Ibu nay membantu zura untuk minum,setelah itu zura kembali menyandarkan dirinya pada sandaran kasur.
Air mata itu lolos tanpa bisa di cegah,hatinya ikut sakit saat melihat wajah pucat zura serta matanya yang masih terlihat sembab.
"Bu,kenapa nangis ?Maaf zura ngerepotin ibu ya?"
Ibu nay hanya menggeleng
"Boleh ibu peluk nak ?"
Zura langsung mengangguk lemah,tak lama dekapan hangat zura rasakan.
Terdengar isakan semakin keras
"Maafkan ibu nak,maaf belum bisa jadi ibu yang baik untuk zura"
Zura mengusap punggung ibu nay
"Ibu adalah ibu yang hebat untuk zura,zura beruntung punya ibu seperti Ibu. Bu..bisa zura minta satu hal sama ibu ?"
"Apa nak?" ucap ibu nay setelah melepas pelukannya.
"Zura mohon ibu bersabar sedikit lagi,bertahanlah bu sebentar lagi..zura janji akan menyelesaikan secepatnya,zura mohon ibu jangan pernah tinggalin zura karena zura cuma punya ibu "
Ibu nay membalas genggaman erat zura
"Tanpa kamu minta ibu akan selalu ada untuk zura,datanglah ke ibu saat zura membutuhkan ibu.Nak izinkan ibu berjuang bersama mu"
"Pasti bu,kita berjuang bersama ya bu " ucap nay dengan tersenyum manis.
Gus ilham yang sejak tadi tiba mengurungkan niatnya untuk masuk,ia memberikan waktu untuk istrinya berbicara dari hati ke hati bersama ibu nya.
Gus Ilham tersenyum,hatinya sedikit lega melihat zura tersenyum kembali.
"Assalamualaikum" ucap nya
"Waalaikumsalam" jawab Zura dan ibu nay
"Gus sudah dapat buburnya?" tanya ibu nay
"Sudah bu" jawab Gus ilham,ia memutuskan mengganti panggilannya pada ibu nay karena bagaimanapun sekarang ibu nay adalah ibu mertuanya
"Ya sudah sekarang zura makan dulu ya nak terus makan obatnya,setelah itu istirahat lagi biar cepat sembuh ya nak"
"iya bu zura manut,oh iya bu nanti akan ada Pa Mamat datang kesini. Zura minta tolong nanti untuk kasih tau zura ya bu kalau sudah datang "
Ibu Nay nampak heran kenapa Pak Mamat datang kesini,tapi ia tak berani betanya.
Biar saja nanti ia tanya lihat dan tanya langsung pada Pak Mamat.
"Makan dulu ya sayang"
Gus ilham menyuapi zura dengan telaten.
Sesekali mengusap ujung bibir zura yang terdapat noda kecap dengan jempolnya.
"A,boleh minta no rekening Ustadz Yusuf tidak ?"
"untuk apa sayang?"
"Zura hanya ingin berbagi rezeki aja sekalian tanda terimakasih karena bagaimanapun kemarin Ustadz Yusuf sudah banyak membantu zura,banyak waktu dan pekerjaan yang ia tinggalkan untuk mengantar zura"
"Oh gitu,ya sudah nanti Aa kirim no rekeningnya. Oh iya sayang mulai sekarang kalo kamu butuh sesuatu kamu pakai kartu yang Aa simpan di laci itu ya. Itu sebagai nafkah dari Aa,memang jumlahnya jauh dari punyanya kamu tapi InsyaAllah itu hasil usaha Aa sendiri "
Zura menyandarkan kepalanya pada dada Gus ilham.
"A,zura tidak peduli berapa nominal nafkah yang Aa beri untuk zura karena bagi zura satu rupiah pun nafkah dari Aa asal Aa ikhlas insyaAllah zura terima lillahita'ala. Uang zura bukan hanya milik zura,tapi juga ada sebagian milik orang lain. Ada rezeki oranglain yang Allah titipkan melalui zura,jadi tidak sepantasnya zura sombong dengan apa yang selama ini zura miliki "
"MasyaAllah sholeha nya istri Aa,makin bangga dan cinta Aa sama kamu "
ucap Gus Ilham,tak henti-hentinya ia mendaratkan ciuman di kepala zura
"Bimbing zura terus ya A, Aa masih izinkan zura untuk membuka usaha cafe kan ?"
"Aa tidak akan membatasi ruang gerak kamu selama kamu masih bisa menjalankan tugas mu sebagai Muslim dan seorang istri.InsyaAllah Aa akan terus dukung kamu dalam berbisnis selama masih dalam syariat Agama"
"Makasih ya A, nanti bantu zura dalam mengelola cafe ya "
"iya sayang,nanti Aa bantu. Oh iya sekolahnya gimana? Mau lanjut kuliah ?"
"Mm..kalau kuliahnya di tunda dulu gak apa-apa kan A? Zura mau fokus dulu sama tugas menjadi istri dan usaha cafe.Zura mau buka banyak cabang biar bisa buka lowongan buat para santri yang nanti sudah lulus dan berniat untuk bekerja"
"MasyaAllah Tabarakallah sayang,mulianya hati kamu. Aa dukung sayang,semoga Allah memudahkan segalanya"
"Aamiin..."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
♧R²_Chair♧
semangat yaa untuk update ceritanya ❤️
mampir juga dikaryaku✨