Area dewasa!!! karena akan ada beberapa adegan kekerasan dan dewasa..
Velvet Majestic Green, seorang gadis remaja badung, anak dari seorang pengusaha kaya raya. Meskipun ayahnya kaya tetapi Velvet bukanlah anak yang manja. Dia bekerja di sebuah minimarket sebagai kasir setelah pulang dari sekolahnya.
Damon Riley Robert, seorang pria tampan yang mempunyai sikap sedikit brutal. Dia sangat suka berkelahi dan bahkan memiliki geng. Damon sangat sering berurusan dengan polisi karena seringnya bermasalah dengan perkelahian antar geng ataupun perorangan.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik.. semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#23
Pukul 9 malam, Velvet dan keluarganya pulang kembali ke rumahnya. Makan malam ini berjalan lancar. Edith dan Galy pun tampak cocok karena usia mereka tak jauh berbeda.
"Mom, apa aku boleh mendekatinya?" tanya Phoenix pada Galy dan hal itu terdengar oleh Damon.
"Ya Tuhan, lihatlah anak bayimu mom," kata Damon menertawainya.
"Kau masih kecil sayang, tunggulah beberapa tahun lagi setelah kau dewasa," jawab Galy.
"Kau tak akan mendapatkannya. Karena aku yang akan lebih dulu merayunya," goda Damon sambil tertawa pelan dan naik ke atas tangga.
"Aku akan merebutnya darimu, kak. Karena aku lebih tampan darimu," kata Phoenix tak mau kalah.
"Dasar bocah," ledek Damon.
"Damon, sudahlah. Jangan meledek adikmu terus," kata Galy lalu mencium pipi Phoenix.
"Mom, aku sudah besar. Jangan mencium pipiku lagi," kata Phoenix.
"Oh God, kau tetap bayi mommy meskipun kau sudah besar, my honey bunny," kata Galy mencubit pipi tembem Phoenix dengan gemas.
"Moooomm," rengek Phoenix.
"See? kau masih bayi kecil mommy, Phoe," kata Damon lagi dari atas tangga.
Phoenix kesal dengan hal itu. Dan pasrah ketika sang mommy masih saja memeluknya dengan gemas.
💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛
Keesokan paginya, Velvet mengunjungi minimarket Heidi. Dia ingin tahu keadaan disana. Karena baru hari ini, Edith mengizinkannya untuk kesana.
Dan rencananya, dia akan menghabiskan waktunya seharian disana hari ini.
Velvet menaiki taxi kesana. Setibanya disana, Velvet langsung masuk ke dalam minimarket.
"Halo, Riana," kata Velvet.
"Velvet?? Ya Tuhan, aku sangat merindukanmu," kata Riana yang menghampiri Velvet lalu memeluknya.
"Kau sudah sehat, Vel?" tanya Riana yang melepaskan pelukannya.
" Ya, aku sangat baik baik saja," jawab Velvet.
"Maaf, aku belum bisa mengunjungimu kemarin karena Tuan Norman sedang keluar kota, jadi aku sibuk di minimarket dan menjaga aunty Heidi," kata Riana.
"Tidak masalah, apakah aunty Heidi baik baik saja?" tanya Velvet.
"Ya, dia baik baik saja. Dia mengkhawatirkanmu," jawab Riana.
"Aku akan ke atas," kata Velvet.
Riana mengangguk.
Lalu Velvet menuju tangga dan naik ke kamar Heidi. Velvet mengetuk pintu kamar Heidi.
"Ada apa Riana?" teriak Heidi.
Teriakan yang dirindukan oleh Velvet. Dan Velvet tersenyum mendengarnya.
"Aku Velvet, aunty," jawab Velvet.
Tak lama kemudian pintu terbuka. Dan Heidi tampak melihat ke arah Velvet dan tersenyum. senyum yang tak pernah ditampakkannya sebelumnya.
Lalu Heidi memeluk Velvet dan memukul pelan bokongnya.
"Dasar anak nakal, lain kali jangan membuat masalah, nanti aku akan memukulmu dengan sapu," kata Heidi yang mulai menangis.
"Aunty, aku baik baik saja," jawab Velvet tertawa pelan.
Lalu Heidi melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Velvet.
"Syukurlah kau baik baik saja, gadis nakal," kata Heidi.
Lalu Heidi menarik tangan Velvet untuk masuk ke kamarnya.
Velvet menghabiskan waktu seharian di minimarket menemani Heidi dan Riana.
Dia sangat merindukan pekerjaannya di minimarket dan berencana ingin merayu Edith agar dia diizinkan lagi untuk bekerja di minimarket.
Owen tak tahu tentang insiden kekerasan yang dialami Velvet kemarin karena akan dipastikan Owen akan membawa Velvet ke Inggris.
Menjelang malam, Velvet pun akhirnya pulang ke rumahnya.
"Auntyyyy, aku pulaaannnggg," teriak Velvet dari bawah tangga seperti biasanya.
"Ya sayaaanggg..seringlah main main kemariiii," teriak Heidi.
"Oke, byeeee," teriak Velvet lagi.
"Bye Riana, aku pulang dulu," kata Velvet pada Riana dan melambaikan tangannya.
"Bye, be careful, Vel", balas Riana dengan tersenyum.
Lalu Velvet menunggu taxi di depan jalan minimarket.
Tiba tiba ponselnya berdering dan Velvet cepat mengangkatnya.
"Halo, uncle, ada apa?" tanya Velvet ketika Roderick meneleponnya.
"Mommy kecelakaan, uncle akan mengirimkan alamat rumah sakitnya, kau harus sabar, sayang. Uncle bersamamu," kata Roderick dengan suara tercekat.
"A..apa maksud uncle?" tanya Velvet yang mulai tak terbendung air matanya.
"Kemarilah dulu, uncle tak bisa bilang di telepon," jawab Roderick.
"Bagaimana mommy? jawab aku bagaimana keadaan momny sekarang?" tanya Velvet yang mulai khawatir.
"Uncle menunggumu disini, Vel. Cepatlah kemari", jawab Rodèrick.
"JAWAB AKUUUU!!!! BAGAIMANA KEADAAN MOMMY??!!" teriak Velvet dengan menangis.
"Dia meninggal," jawab Roderick pelan.
Dan seketika itu pula dunia Velvet terasa hancur dan runtuh. Ponselnya terjatuh di tanah.
Tubuhnya lunglai dan terduduk di atas tanah basah itu karena siang tadi sempat terjadi hujan angin.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤
terimakasih.