Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reuni
Ketika hari mulai larut rombongan Karavan sampai di sebuah tempat yang cukup lapang, mereka mendirikan tenda dan menyalakan api unggun. Beberapa gadis NPC memainkan alat musik dan bersenandung, diiringi oleh tarian yang mengitari api unggun.
Para pemain yang disewa menjadi pengawal tetap bersiaga, walaupun beberapa NPC termasuk Lucian menyuruh mereka tuk ikut bersenang-senang.
Canda tawa mengisi malam, bara api unggun yang hangat menenangkan jiwa mereka yang tertidur disekitarnya.
Ferran tersenyum tipis melihat hal itu, dia kembali ke gerobak karavan Lucian dan membaringkan tubuh karakternya disana, memilih tidak ikut campur terlalu dalam dengan para NPC tersebut.
Arya melepaskan Virtual Box dari kepalanya dan duduk disamping tempat tidurnya, seraya menatap keluar jendela dimana hujan sepertinya akan turun tak lama lagi.
Menghela nafas pelan Arya turun ke dapur berniat membuat kopi, namun Arya baru menyadari bahwa gula di dapurnya telah habis. Pemuda itu membuka kabinet atas dan bawah, namun dia benar-benar gagal menemukan gula yang tersisa membuat Arya mau tak mau harus keluar tuk membeli gula.
Arya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia memeriksa jika saja ada barang lainnya yang perlu ia beli sebelum mengambil payung dan mengantongi dompetnya, tak lupa Arya mengunci Kost-an nya sebelum pergi keluar.
----->><<-----
Ada dua tipe orang dalam bermain Etheria Realms, yang pertama adalah mereka yang bermain game ini untuk mencari uang, dan yang kedua adalah mereka yang memainkan game ini sebagai dunia kedua mereka.
Itulah sebabnya semua Guild yang dimasukkan sebagai 10 guild terkuat di Etheria Realms, tidak memiliki sponsor apapun di balik mereka. Sangat berbeda jauh dengan banyak Guild yang saat ini terbentuk di Etheria Realms, mengingat mayoritas guild ini terbentuk dengan sponsor dari dunia nyata.
Ngomong ngomong Guild di Etheria Realms memiliki kelasnya masing-masing, yang dibedakan sesuai jumlah bintang mereka. Guild kecil yang hanya memiliki kurang dari sepuluh pemain, akan masuk sebagai Guild bintang satu.
Guild yang telah memiliki 50 pemain atau lebih akan dimasukkan sebagai Guild bintang dua, sedang Guild yang berhasil memiliki 100 pemain akan naik menjadi Guild bintang tiga.
Guild bintang empat adalah mereka yang pemainnya rata-rata berlevel diatas 50-an, sedangkan tuk menjadi Guild bintang Lima sebuah Guild diharuskan memiliki wilayah Operasi sendiri.
Guild bintang Enam adalah mereka yang telah memiliki markas tetap, sedangkan Guild bintang tujuh harus memiliki rata-rata level pemain di Guildnya berlevel 100.
Guild baru bisa dikategorikan bintang delapan, jika mereka memiliki pemain berjulukan didalam Guild mereka. Sedangkan Guild bintang sembilan adalah mereka yang memiliki pemain, yang telah masuk daftar 1000 pemain terkuat di Etheria Realms.
Untuk menjadi Guild bintang sepuluh, ada persyaratan tersendiri yang harus terpenuhi. Mengingat setiap Guild bintang sepuluh yang ada saat ini, tidak semuanya memenuhi kriteria yang ada sebelumnya.
Contohnya saja adalah Veilbreakers, sebuah Guild misterius yang dikategorikan sebagai guild bintang sepuluh, hanya karena Guild mereka berani mengacak-acak Eldricht Empire setiap harinya.
Guild ini tidak hanya memiliki kurang dari 50 pemain, namun bahkan nama ketua atau anggota Guildnya saja tidak diketahui. Membuat banyak pemain bertanya-tanya, alasan Guild tersebut suka membuat kekacauan di kekaisaran terkuat itu.
Lalu juga ada Tsukuyomi Expedition, sebuah Guild yang tidak memiliki markas tetap. Anggota dari Guild ini tersebar hampir di seluruh benua Vaeloria, membuatnya memiliki jaringan informasi terkuat saat ini, sekaligus membuat mereka menjadi Guild dengan wilayah operasi paling luas.
Atau Iron Legion, sebuah Guild yang anggotanya menyentuh angka jutaan, namun faktanya selain ketua mereka, tidak ada lagi pemain bernama di Guild tersebut. Belum lagi selain anggota inti guild, rata-rata level anggota lainnya berada dibawah angka seratus.
Klasifikasi ini adalah cara umum yang dilakukan oleh pemain tuk menggolongkan Guild, berdasarkan kekuatan serta reputasi mereka di Etheria Realms.
Diantara semua Guild itu, Tempest Hunter mungkin bisa dikatakan salah satu Guild bintang delapan paling populer di Etheria Realms, mengingat mereka sangat sering masuk berita baik itu di forum maupun media-media penyedia informasi di internet.
Guild ini awalnya dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa yang sering bermain bersama dalam party, yang tidak disangka adalah jumlah anggota guild ini yang terus bertambah sepanjang waktu. Semakin lama guild ini beroperasi juga, semakin banyak juga pemain hebat yang tergabung didalamnya.
Selain itu salah satu faktor guild ini begitu populer juga mungkin karena guild tersebut telah tercipta semenjak perilisan awal Etheria Realms. Membuatnya dapat berkembang secara maksimal walaupun tidak memiliki sponsor, maupun terbentuk dari kumpulan Gamers lama dari game lain.
Liliel ketua dari Tempest Hunter yang merupakan seorang elf dengan job pemanah, dia sendiri tidak pernah menyangka bahwa Guild yang ia bangun secara iseng bersama teman-temannya akan sepopuler itu.
Liliel atau di dunia nyata sering dipanggil Vina, pada awalnya dia hanya mencoba bermain Etheria Realms untuk bersenang-senang. Mengingat Virtual Box yang ia gunakan juga dibelikan oleh temannya, yang tidak Vina sangka dia juga berhasil menghasilkan uang dari game tersebut.
Vina adalah seorang mahasiswa yang baru lulus beberapa bulan sebelum perilisan Etheria Realms, ketika dia masih sibuk mencari pekerjaan tetap seraya melakukan berbagai pekerjaan sambilan, temannya tiba-tiba menghubungi Vina dan mengajaknya tuk bermain Etheria Realms.
Perasaan takjub mungkin sangat tepat menggambarkan Vina waktu ia pertama kali memainkan game tersebut, melihat kembali seberapa realistisnya grafis yang ditawarkan oleh Etheria Realms.
Perasaan senang kembali membanjiri Vina, ketika dia benar-benar berhasil menghasilkan uang dari menukarkan uang didalam game, menjadi uang dunia nyata. Semakin lama Vina bermain Etheria Realms, dia juga mulai menyadari bahwa dia bisa menjadikan game tersebut sebagai sumber pendapatan utamanya, sesuai apa yang teman-temannya katakan.
Hidup Vina benar-benar serasa berubah drastis setelah memainkan Etheria Realms, biasanya Vina akan kesulitan mengirim uang untuk ibunya karena masalah finansial. Namun semenjak bermain Etheria Realms, Vina bahkan bisa mengirim uang seminggu sekali untuk ibunya.
Ketika Vina merasa bahwa hidupnya, mungkin akan mulai berjalan ke arah yang lebih baik. Saat ia merasa siap menyambut hari-hari yang lebih cerah, hidup justru menimpanya dengan cobaan yang menghancurkan harapannya.
Bermula dari teman Vina yang memperkenalkan seorang pemain pria padanya, pemain itu juga mulai bergabung dengan Guild mereka. Dia juga secara aktif terlihat mencoba mendekati Vina, yang awalnya Vina merasa sedikit risih, namun hal itu berubah ketika pria itu menyelamatkannya dari suatu kejadian yang hampir membunuhnya didalam game.
Perlahan, kehadirannya yang dulu terasa mengganggu kini membuatnya merasa aman, tanpa sadar, ia mulai mengharapkan kehadirannya lebih sering. Hingga suatu hari, pria itu akhirnya mengutarakan niatnya tuk menjalin hubungan dengan Vina.
Vina yang saat itu tengah dimabuk asmara, kesulitan tuk menolak ajakan pria yang juga ia cintai tersebut. Akhirnya, karena pancingan dari temannya juga Vina mau menerima pemuda itu menjadi pacarnya.
Namun siapa sangka hubungan mereka hanyalah kedok semata, tujuan asli pria itu adalah mengambil alih Guild Tempest Hunter dari tangan Vina, atau lebih dikenal sebagai Liliel di Etheria Realms.
Dan oleh sebab itu, pemuda itu juga telah bekerja sama dengan beberapa teman Vina, tuk menjebak gadis itu agar turun dari posisinya. Mengingat banyak pemain yang menyukai kepemimpinan Vina, akan sangat sulit tuk menggeser posisinya secara langsung.
Oleh karenanya mereka memerlukan rencana matang, tuk menggulingkan Vina dari posisinya secara perlahan tapi pasti. Dimulai dari menghancurkan kepercayaan anggotanya terhadap pemimpin mereka, hingga membuat Vina setuju tuk menjadikan pacarnya sebagai salah satu wakil pemimpin.
Rencana mereka akhirnya sukses melengserkan Vina dari posisinya, tanpa menimbulkan banyak kecurigaan. Mereka bahkan sampai membuat anggota Tempest Hunter, yang sebelumnya sangat menyukai dan menghormati Vina, jadi sangat membencinya.
Belum cukup sampai disana, dengan dalih meminjam uang, teman dekat Vina bahkan berhasil menguras habis uang gadis itu. Hingga memaksa Vina tuk di usir dari kost-an tempat ia tinggal.
Vina sebenarnya ingin menelepon ibunya tuk meminta bantuan, namun entah mengapa ibunya itu terus menolak telpon darinya. Membuat Vina saat ini hanya bisa meratapi nasibnya, serta mencoba sekuat mungkin tuk tidak menangis.
Sembari berjalan pelan menuju sebuah halte bus, Vina berpikir keras tentang apa yang akan ia lakukan berikutnya. Vina duduk menundukkan kepalanya di halte bus tersebut, kedua telapak tangannya menutup wajahnya mencoba menahan diri tuk tidak meneteskan air mata.
"Apa yang kau lakukan disini?..." Kondisi Halte buss sedang sangat sepi saat itu, ditambah dengan kondisi cuaca yang sedang mendung, tidak banyak orang yang sedang berlalu lalang di jalanan maupun trotoar jalan.
Membuat Vina sedikit terkejut, ada yang yang menanyainya hal seperti itu disaat seperti ini. Vina mengusap matanya yang sedikit berair, memperlihatkan betapa kuatnya ia mencoba menahan diri tuk tidak menangis, dia mendongak mencoba menatap orang yang baru saja menanyainya itu.
"Ah... Aku-..." Namun ekspresi wajah Vina tiba-tiba membeku, kata-kata yang ingin dia ucapkan segera terhenti, dan matanya melotot tidak percaya dengan keberadaan sosok dihadapannya.
----->><<-----
Ada sebuah toko kelontong tidak jauh dari tempat Arya tinggal, dari sanalah Arya sering membeli kebutuhan sehari-hari. Mengingat toko seperti itu biasanya juga menjual barang lebih murah, dari pada barang-barang yang dijual di minimarket.
Saat Arya pulang, dirinya melihat seorang gadis muda berumur belasan tahun, tengah duduk menunduk di Halte bus. Awalnya Arya tidak terlalu memperdulikannya, namun saat berada lebih dekat Arya baru sadar bahwa dia mengenali gadis itu.
Arya sempat menghentikan langkahnya sebentar, ketika dia mengingat tentang gadis itu. Arya meminum minuman kaleng di tangannya, sebelum menghela nafas pelan dan mendekatinya.
"Apa yang kau lakukan disini?..." Pertanyaan itu mungkin akan terdengar seperti pertanyaan bodoh di telingan banyak orang, terutama pada situasi Arya saat ini.
Namun Arya sangat yakin mengenal gadis di hadapannya itu, dan dia juga tau kalau gadis itu tidak seharusnya berada di sini, terutama di situasi tersebut.
Gadis itu mengusap wajahnya sejenak, sebelum mendongak menatap Arya, "Ah... Aku-..."
Ekspresi wajah gadis itu membeku ketika bertatapan dengan Arya, sedang disisi lain pemuda itu malah terlihat sangat santai, masih dengan meminum minuman kaleng ditangannya, secara perlahan.