Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" tidak apa apa pak, kamu hanya ingin memberikan ini buat bapak." pak perabu menyerahkan sertifikat tanah pada pak candra.
" itu sertifikat tanah, dan di tanah itu sudah terbangun kost 100 kamar, itu sebagai hadiah ucapan terimakasih kita berdua, karna bapak sudah menyelamatkan nyawa kita. sekarang kost 100 kamar itu sudah menjadi milik kalian berdua, kita harap kalian jangan menolak karna ini tidak sebanding dengan apa yang sudah bapak lakukan pada kita." lanjut pak perabu menjelaskan.
membuat mereka berdua kaget, dan menangis haru atas pemberian pak perabu, bu anggun memeluk tubuh bu lilis yang menangis tergugu.
beberapa warga yang mendengar pun kaget, saat pak perabu tidak tanggung tanggung membalas kebaikan pak candra, yang memberikan kost 100 kamar padanya.
begitulah asal mula bu anggun bisa mengenal pak candra pemilik kost dimana sifa tinggal selama ini.
.
" Mah. mamah..!" kiran dan sifa terus bergantian memanggil bu anggun yang sedari tadi melamun, mengingat kejadian 3 Tahun yang lalu.
" iya sayang, kenapa.?" bu anggun tersadar dari lamunannya dan memandang mereka berdua secara bergantian.
" mamah gimana sih, tadi kan mamah tanya tentang pemilik kost sini, giliran aku jawab malah mamah bengong."jawab sifa yang diangguki kiran setuju.
" mamah kenapa sih, apa yang sedang mamah pikirin sebenarnya.?" tanya kiran penasaran.
bu anggun pun menceritakan secara detail kejadian 3 tahun yang lalu pada mereka berdua. kiran dan sifa hanya mengangguk saat bu anggun bercerita.
" tapi sekarang yang mengurus kost ini anak pak haji mah." ucap sifa saat bu anggun sudah selsai bercerita.
bu anggun kaget mendengar jika anak pak candra yang sekarang mengurus kost itu. karna setahu bu anggun anak pak candra dan bu lilis sudah tidak mau mengurus mereka berdua.
" apa anak pak candra yang mengurus ini baik pada penghuni kost.?" tanya bu anggun lagi, sifa mengernyitkan alisnya menatap bu anggun.
" tidak mah, sampai mereka selalu protes pada pak haji, dan meminta pak haji saja yang mengelola kost ini." jawab sifa sambil melihat kost 100 kamar di hadapannya.
" dari informasi data yang di terima papah waktu itu soalnya mengatakan, jika anak pak candra tidak mau mengurus mereka berdua, mamah jadi curiga, pasti ada sesuatu kanapa bisa anaknya mau tinggal bersama mereka."
" iya udah mamah tanya saja langsung sama orangnya, biar jelas semuanya." kiran ikut menimpali obrolan mereka.
" iya bener mah, pak haji masih tinggal disini kok, cuma anaknya saja yang membuat rumah baru di dekat kost sini." sifa juga setuju dengan kiran.
mereka pun turun untuk menemui pak candra, atau yang biasa di panggil pak haji, sedangkan sifa langsung ke kamarnya untuk mengemasi pakaiannya untuk dibawa ke rumah bu anggun.
" Assalamualaikum." salam bu anggun dan kiran, saat sudah sampai di rumah yang disediakan dulu oleh bu anggun di halaman kost, untuk memudahkan pengurusnya berkomunikasi dengan penghuni kost.
" Waalaikumsalam." terdengar jawaban dari dalam rumah, seorang wanita yang sudah terlihat tua membuka pintu, dan kaget melihat kedatangan bu anggun.
" Ya Allah kamu nak ternyata, gimana kabar kamu. sudah lama sekali kamu gak datang kesini." bu lilis sangat senang melihat kedatangan bu anggun.
" Alhamdulillah baik bu, ibu juga semakin gemuk aja." bu anggun mencium takzim tangan bu lilis di ikuti dengan kiran, bu lilis menatap lekat kiran yang mirip dengan bu anggun.
" ini anak kamu nak.?" tanya bu lilis setelah menyuruh mereka berdua masuk dan duduk di dalam rumah.
" iya bu, ini anak saya, cantik kan dia.?" kiran tersenyum malu mendengar ucapan bu anggun.
" iya cantik, mirip kamu." jawab bu lilis ikut memuji kiran.
" ada keperluan apa kamu datang kesini nak, bapak sedang di atas untuk memperbaiki sedikit kerusakan sebentar lagi juga balik." lanjut bu lilis mempertanyakan kedatangan bu anggun, dan memberi tahu jika suaminya sedang memperbaiki kamar yang ada di lantai atas.
" sepertinya anak ibu sudah pulang ya.?" ucap bu anggun, bu lilis langsung terdiam dan menunduk kan kepala, setelah mendengar ucapan bu anggun.
" ada apa sebenarnya bu, menurut orang yang suami saya bayar waktu itu, mengatakan jika anak ibu sudah tidak mau mengurus kalian berdua, karna dia merasa terbebani dan malu.?" tanya bu anggun kembali, namun bu lilis hanya diam dan menunduk tidak berani mengatakan kebenarannya.
tokk..
tokk..
tokk..
terdengar suara salam dan ketukan dari luar, bu lilis merasa lega jika pertanyaan bu anggun jadi teralihkan.
" loh anggun, apa kabar nak, bapak kira siapa yang datang. gimana kabar kamu nak, kok kamu tidak ajak suami kamu kesini." ucap pak candra saat sudah ada didalam, bu anggun dan kiran langsung bangkit dari duduknya untuk bersalaman pada pak candra.
" kabar saya baik pak, saya kesini juga hanya mengantarkan anak saya sifa, untuk mengambil pakaiannya." bu anggun menjawab setelah mencium takzim tangan pak candra.
" oh jadi sifa anak kalian, maaf ya bapak gak tau jika sifa anak kalian." pak candra menyesal karna baru mengetahui, jika sifa adalah anak dari pemilik kost yang sesungguhnya. jika pak candra tau, mungkin tidak akan mau menerima uang bulanan yang sifa berikan padanya.
" tidak apa apa pak, memang baru hari ini sifa menjadi anak angkat saya, itu juga atas kemauan anak kandung saya kiran, yang tidak tega melihat sahabatnya tinggal sendirian disini." jawab bu anggun sambil membelai rambut kiran yang sekarang sudah halus, tidak seperti kemarin yang kusut.
" oh jadi seperti itu, anak kamu baik sama seperti kalian." pak candra tersenyum menatap kiran, dan dibalas senyum juga oleh kiran.
" hemm ngomong soal anak, kenapa bisa anak bapak dan ibu yang mengelola kost ini.?" tanya bu anggun sambil memicing kan mata. membuat pak candra kicep terdiam seribu bahasa, ketika bu anggun membahas anaknya.
" tolong bapak dan ibu jujur, ada apa sebenarnya." lanjut bu anggun saat tidak dapat jawaban dari mereka. sedangkan kiran hanya diam tidak mau ikut campur.
" dia kembali setelah tahu, dari tetangga yang mengirimkan foto saat kalian, yang memberi kita kost ini, dia meminta untuk mengelola kost ini, dan berjanji akan merawat kita, tentu dengan senang hati kami menerimanya, tapi ternyata setelah kita menyerahkan sertifikat tanah ini padanya." pak candra menghirup udara panjang dan menghembuskan pelan pelan.
" dia malah pergi lagi, dan akan datang saat akan menagih uang bulanan dari penghuni kost yang ingin membayar." lanjut pak david, bu anggun pun mengangguk mengerti.
" kata sifa anak kalian membangun rumah, yang terletak di dekat daerah sini, saya akan meminta hak kalian, saya juga tidak akan pernah mengikhlaskan jika kost yang saya berikan jatuh ke orang yang salah."
Bersambung...