Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06
Silvia semakin tidak fokus karena pertemuannya dengan Daren. Dia ingin berbicara empat mata dengan James, tetapi pria itu tidak mempedulikannya sama sekali. Pria itu pergi bersama Wilona dan Sonia tanpa menoleh sedikit pun pada Silvia.
Hati Silvia sangat sakit ketika mendapatkan pengabaian dari James. Perempuan itu memutuskan untuk menyembuhkan kehamilan dari James. Dia ingin hidup tenang bersama dengan anaknya.
"Via, wajahmu sangat pucat. Apa kamu sakit?" tanya Luna ketika hendak pulang.
"Tidak apa-apa. Aku hanya kurang tidur. Sepertinya aku harus segera beristirahat agar kembali fit," jawab Silvia dengan asal.
"Mau ikut pulang bersamaku? Apartemenku searah denganku, bukan?" tawar Luna pada Silvia.
Silvia menggeleng, dia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu. Jadi, lebih baik dia pulang sendiri, lagi pula dia harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Pergi dari hidup James adalah hal yang paling tepat karena pria itu tidak mungkin menginginkan anak darinya.
Perempuan hamil itu menelan mentah-mentah perkataan Daren yang mengatakan kemungkinan James harus menggugurkan kandungan Silvia. Ketika sampai di apartemennya, dia segera membereskan barang-barang yang dibutuhkan untuk pergi. Sampai suara bariton yang sangat dia kenali terdengar olehnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya James memandang Silvia dengan tajam.
"Seperti yang kamu lihat, aku sedang membereskan barang-barangku. Bukankah kamu sudah membuangku? Kontrak di antara kita sudah berakhir. Perjanjian itu sudah usai, aku bukan siapa-siapa lagi bagimu!" jawab Silvia sambil menahan tangis.
Perempuan itu tidak berani menoleh ke belakang karena takut air matanya dilihat oleh James. Pria dingin itu tidak menyukai wanita penuh drama. Oleh karena itu, dia berjuang keras tidak pernah bersikap manja pada James dan selalu mandiri.
Namun, semua usaha Silvia tampaknya sia-sia. Hanya karena foto yang tidak jelas asal usulnya, James mengakhiri hubungan mereka. Walau hanya sebagai seorang simpanan, dia memiliki perasaan lebih pada James. Berat rasanya meninggalkan pria yang selama ini mengisi hidupnya.
"Siapa bilang kamu boleh pergi begitu saja! Bukankah Daren sudah mengatakan kalau kamu harus menjalani pemeriksaan kehamilan? Aku tidak ingin meninggalkan jejak apa pun di tubuhmu. Jadi, jangan berharap kamu bisa pergi dengan mudah dari hidupku!" James menghentikan Silvia mengepak baju di kopernya.
Tangis Silvia meledak, dia sudah tidak sanggup menghadapi semuanya. Kehamilan membuat hormon dalam tubuhnya semakin tidak menentu. Dia benci dirinya yang lemah dengan James.
"Lalu? Apa yang harus aku lakukan? Menunggu pemeriksaan selesai. Bila aku hamil, apa yang akan kamu lakukan?" tantang Silvia yang menatap James dengan tangis di wajahnya.
"Sudah aku katakan padamu, aku tidak ingin ada cinta di antara kita. Tidak ada pernikahan. Itu berarti aku tidak menginginkan anak darimu. Kamu hanyalah wanita yang kubayar untuk menyalurkan hasratku, tidak lebih!" ujar James membuat hati Silvia semakin perih.
"Mengapa kamu melakukan ini padaku? Kupikir semua yang telah kita lewati bersama akan mengubah semua pola pikirmu. Kita bisa bersama menjalani sisa hidup kita seperti ucapanmu kala itu. Kau ingat dengan kata-katamu, bukan?"
James pernah mengatakan ingin melewati sisa hidupnya bersama dengan Silvia. Perempuan itu pikir James serius mengucapkan semua itu pada Silvia. Namun, dia tidak pernah menyangka bila James tetap pada pendiriannya tidak menginginkan cinta bahkan anak dari Silvia.
"Aku mengatakannya ketika kamu menjadi perempuan yang setia. Kini, aku telah melihat kebusukanmu, tentu saja aku tidak bisa hidup bersama perempuan yang telah menj*al tubuhnya pada orang lain. Aku minta kamu mengaku saja, Silvia. Kamu telah mengkhianatiku dan berhubungan dengan Tristan bukan? Apa kekuranganku? Kekayaanku setara bahkan melebihi kekayaan Tristan. Bagaimana bisa kamu mengkhianatiku dengan clientku sendiri?" James mencengkram lengan Silvia dengan kasar.
"Aku bersumpah tidak pernah mengkhianatimu. Perempuan di foto itu memang aku, tetapi kejadian yang sebenarnya tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku sedang...."
"Apa? Kamu sedang apa? Lanjutkan ucapanmu!" ucap James dengan kasar.
Pria yang kerap kali memperlakukannya dengan lembut mendadak bersikap kasar. James memang memiliki kepribadian yang sangat kaku, dia akan berlaku dingin pada semua wanita. Akan tetapi, ada kalanya pria itu bersikap sangat manis pada Silvia. Hal itulah yang membuat Silvia jatuh cinta pada pria di hadapannya ini.
"Sudahlah, tidak perlu aku terangkan dengan jelas. Walau aku katakan bahwa tidak pernah mengkhianatimu dengan Tuan Tristan, kamu tidak akan mempercayaiku bukan? Kamu hanya menginginkan aku mengaku kalau aku telah mengkhianatimu. Itulah yang kamu inginkan!"
"Ya memang kenyataannya begitu, bukan? Kamu hanyalah wanita j*Lang yang menggoda pria kaya untuk menyokong hidupmu. Sekarang aku ingin lihat yang akan kamu lakukan. Pasti kamu akan pergi ke pelukan Tristan!" ucap James dengan kasar.
"Tadi kamu menghinaku apa?" Silvia tidak percaya James mengatakan kalau dia adalah wanita j*Lang. Sekasar apa pun, pria itu tidak pernah menghinanya seperti itu.
"Dasar wanita j*Lang!" James menghempaskan tubuh Silvia ke atas kasur. "Kamu harus melayaniku untuk terakhir kalinya, Via!"
***
Bersambung.
Terima kasih telah membaca.