Hanya dalam waktu 2 tahun, Greg berhasil membuat Juan Permana, seorang pengusaha ternama, menjadikan dirinya orang kepercayaan. Selain itu, Greg juga membuat Mia, putri tunggal Juan, tergila-gila padanya.
Ternyata di balik sikapnya yang mempesona itu, Greg berniat membalas dendam atas kematian orangtuanya. Ia pergi setelah berhasil mengambil alih kekayaan Juan dan menyakiti Mia yang sudah menjadi istri sahnya.
Namun takdir berbicara lain. Setelah 7 tahun berpisah, keduanya dipertemukan kembali dengan perasaan dendam yang terbalik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti Baru
“Wuih yang habis pra-honeymoon !”
Greg menautkan alis saat melihat 3 pria sudah duduk manis di sofa ruang kerjanya.
“Nggak salah pagi-pagi begini sudah datang bertamu tanpa buat janji ?” sindir Greg sambil berjalan menuju meja kerjanya.
“Pagi darimana boss ? Ini sudah hampir jam 9. Dari semalam gue kirim pesan soal pertemuan pagi ini, memangnya nggak ada yang dibaca ?”
Charles menekan layar handphone lalu menggerutu karena ternyata pesan yang dikirimnya untuk Greg hanya centang 2 dan belum berubah warna.
“Sepertinya Tuan belum mengaktifkan nada dering handphone anda karena tadi pagi saya sudah mengingatkan kembali soal permintaan dokter Charles untuk bertemu pagi ini.”
Greg mengeluarkan handphoe dari saku celana dan menuruti permintaan asistennya.
“Berarti data yang gue minta belum di follow up ?“
Greg tidak menjawab malah menatap asistennya yang mengangguk tanda mengerti.
“Sebagian data sudah saya kirim via email ke dokter dan Tuan Greg.”
“Dan sisanya akan segera gue kirim begitu datanya sudah ada.”
Greg beranjak bangun dan bergabung duduk di sofa dengan Joe dan ketiga tamunya.
“Anda memang terlihat sangat berbeda pagi ini, Tuan Greg. Saya yakin Mia sudah memberikan anda kepastian soal perasaannya. Keputusan anda membawanya ke hotel sangat tepat karena aura di kamar hotel memang berbeda daripada di rumah. Saya yakin semalam anda berdua tidak sekedar pilllow talk,” ledek salah satu pria yang mengenal Greg dengan baik.
“Saya setuju juga, Tuan. Wajah anda tampak bersinar sejak turun dari mobil.”
“Sejak kapan jadi kompor, Joe ?” tegur Greg dengan tatapan tajam.
“Tongkat ajaibmu masih aman kan, Greg ?” sindir Charles sambil tersenyum meledek.
“Tuan Greg rajin perawatan demi Nyonya, Dok,” sahut Joe sambil tersenyum.
“Joe, kenapa pagi ini kamu tiba-tiba jadi banyak bicara di luar masalah pekerjaan ?”
“Karena anda lebih terlihat manusiawi sejak kembali bersama Nyonya Mia, Tuan. Saya ikut senang dan sedikit lega karena anda tidak lagi mudah naik darah dan lebih sering tersenyum.”
“Curhat Joe ?” ledek pria yang tadi bicara.
“Kalian repot-repot kemari sepagi ini hanya untuk membully-ku atau ingin membahas masalah penting ?”
“Dua-duanya. Kapan lagi bisa melihatmu tetap tersenyum biar diledek habis-habisan,” sahut Charles.
Greg menggerutu sambil meraih map yang ada di atas meja. Pria satunya yang sejak tadi tidak bicara sama sekali menggeser laptopnya supaya semua bisa melihat ke layar.
“Ternyata 3 hari sebelum kejadian, mobil Tuan Juan sempat terlibat kecelakaan kecil di dekat pintu keluar tol. Si penabrak adalah seorang wanita berusia sekitar 25 tahun yang berakhir damai karena dia bersedia mengurus perbaikan di bengkel langganannya. Rekaman ini saya dapat dari CCTV yang ada di dekat lokasi kejadian.”
“Lalu darimana anda tahu kalau mobil papi dibawa ke bengkel ini ?”
“Dari rekaman kamera dashboard. Ternyata setiap hari Fahmi memindahkan rekamannya ke komputer. Minggu lalu saya tidak sengaja menemukan flash disk di antara barang-barang Fahmi saat di kost-an,” sahut pria yang sempat menggoda Greg.
“Apa wanita itu ada hubungannya dengan tersangka kita ?”
“Sedang kami selidiki, Tuan Greg.”
Greg menghela nafas dan membaca dokumen yang ada di tangannya lalu berpindah lagi ke layar laptop yang masih menayangkan rekaman-rekaman dari flash disk milik Fahmi.
“Tunggu !”
Greg meletakkan dokumen dan bergerak maju, memberi isyarat supaya pria pemilik laptop mengulang tayangan 2 menit sebelumnya.
“Dia…” Greg menunjuk satu pria yang tertangkap kamera.
“Kamu kenal dengannya, Greg ?”
“Tentu saja, meski sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Tapi apa kebetulan saja dia ada di situ ?”
“Sepertinya bukti yang kami kumpulkan mengarah pada pria itu , Tuan.”
“Dia ?”
Greg menunjuk ke layar laptop yang sedang menampilkan sosok pria dengan perbesaran maksimal namun terlihat sedikit buram.
“Kami sedang mengumpulkan bukti dan alasan dia melakukan semuanya ini, Tuan. Ada kemungkinan dia juga penyebab kematian ayah anda.”
“Tapi apa alasannya ? Selama ini aku tidak pernah mendengar papa atau papi menyebut namanya. Dia bahkan tidak pernah terlibat dalam urusan bisnis papi. Aku sangat yakin karena selama menjadi orang kepercayaan papi, aku tidak pernah bertemu dengannya untuk membahas pekerjaan.”
“Baru dugaan sementara, Greg, polisi belum berani menetapkannnya sebagai tersangka. Kemungkinan ada hubungannya dengan wanita.”
“Wanita ? Maksudmu semua ini ada hubungannya dengan Mia ?” tanya Greg dengan alis menaut.
“Untuk itulah gue minta elo mencoba mengingat-ingat apakah Mia pernah menolak cintanya.”
“Tidak pernah !” Greg menggeleng dengan yakin.
“Gue sudah menjadi pengawal pribadi Mia sejak dia berusia 17 tahun dan belum pernah Mia menyebut namanya. Pria itu juga tidak pernah mendekati Mia apalagi mengajaknya pergi berdua.”
“Greg, semuanya baru kemungkinan. Selain perempuan bisa juga karena harta. Elo bisa membantu kami dengan mencari data-data yang gue minta kemarin.”
Greg menghela nafas dan kembali bersandar di sofa. Wajahnya terlihat tengah berpikir keras. Apa yang ditemukan Charles dan kedua temannya sungguh di luar dugaan.
“Kita harus segera bergerak. Ada kemungkinan dia sudah mengetahui kalau kasus papa dan papi dibuka kembali. Joe, tolong perketat penjagaan Mia dan anak-anak. Segera carikan tambahan orang untuk membantu Saras, kalau perlu 2 atau 3 orang lagi tapi jangan biarkan Mia dan anak-anak tahu supaya mereka tidak terlalu cemas. Pria ini lebih bahaya daripada Om Hendrik.”
“Yang pasti dia lebih cerdas dan gila dari Tuan Hendrik, Greg,” timpal Charles.
Greg hanya mengangguk-angguk sambil menghela nafas sementara Joe langsung keluar untuk menghubungi orang-orang kepercayaannya.
*****
“Mia !”
Mia menghentikan langkah sambil mencari sumber suara yang memanggilnya.
“Kristin,” gumam Mia saat melihat sosok perempuan tengah melambaikan tangan dan berjalan ke arahnya.
“Masih ingat padaku ?” tanyanya saat sudah berdiri di depan Mia.
“Agak lupa karena penampilanmu jauh berbeda dengan Kristin yang aku kenal,” sahut Mia jujur.
“Tentu saja manusia harus berevolusi, Mia. Terakhir kita bertemu aku baru saja berulangtahun ke-17 dan sekarang usiaku sudah 25 tahun. Sebetulnya aku langsung mengenalimu saat kita bertemu di kantor Greg, hanya saja aku kaget dan tidak menyangka akan bertemu denganmu di sana. Aku dengar kalian sudah bercerai dan Greg meninggalkanmu 7 tahun yang lalu.”
”Tujuanmu kemari hanya untuk menanyakan soal itu ?” tanya Mia dengan senyuman tipis.
“Mungkin,” sahut Kristin sambil tertawa pelan.
“Ternyata kamu masih kesal padaku karena minta papa mencarikan sopir sekaligus pengawal seperti Greg.”
“Untuk apa aku masih menyimpan perasaan kesal padamu, bukankah kamu sudah ber-evolusi jadi wanita dewasa tapi aku yakin kalau kedatanganmu bukan sekedar ingin menanyakan kabarku. Kita tidak cukup akrab untuk saling bertukar cerita.”
“Kamu memang wanita yang penuh pengertian Mia. Bisa aku mengajakmu ngopi cantik sebentar ? Aku akan mengantarmu pulang setelah selesai.”
Mia mengeluarkan handphone dari saku blazernya. Mungkin tidak ada salahnya menerima tawaran Kristin sambil menunggu jemputan. Tadi Mia sudah minta Saras menjemput sekitar jam 4 sore dan sekarang baru jam 15.05.
“Jangan terlalu jauh karena aku harus pulang sekitar jam 4.”
“Oke, aku lihat tidak jauh dari sini ada kafe yang lumayan menarik.”
Mia sempat ragu saat membaca ulang pesan dari Greg yang diterimanya sekitar jam 10 pagi tadi.
Maaf aku harus membatasi gerakmu dan anak-anak, Mia. Aku baru mendapat kabar dari polisi dan Charles soal kemungkinan pelakunya. Akan aku ceritakan semuanya nanti malam.
Aku sudah minta Joe memberikan pendamping untuk Saras. Jangan pergi kemana-mana tanpa ditemani mereka.
“Mia.”
Mia menatap Kristin yang sudah berdiri di samping mobil dekat kursi pengemudi.
“Naiklah biar kita nggak buang-buang waktu.”
Mia mengikuti permintaan Kristin sambil mengirimkan pesan pada Greg dan Saras, memberi kabar soal tempat yang ditujunya bersama Kristin.
sadar jg ternyata si Greg...
😃😀🤣🤣
si Greg sok acuh...