Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
**REVISI**
Si kembar tidak henti hentinya berceloteh menasehati oma Prita, melihat tingkah menggemaskan ke dua bocah itu menjadi kebahagian tersendiri bagi mereka, apa lagi Rafael yang terus menatap sang anak anaknya, dan menatap penuh cinta kepada sang istri.
Alisa berpura pura tidak tau akan hal itu, karena dia berusaha mengendalikan jantungnya yang terus berdisko saat bersitatap dengan sang suami.
"Oma, pokoknya harus sehat ya, oma harus bertahan, Kami ingin main sama oma buyut, jadi tolong sembuh ya oma, oma jangan takut, bunda sendiri yang akan turun tangan mengoperasi oma, tau kah oma bunda adalah dokter terbaik di rumah sakit Mulyo." tutut Arsya membanggakan sang bunda.
"Bunda akan sembuh untuk kalian, sekarang oma punya semangat lagi." kekeh oma Prita menatap dua anak kembar itu.
Ceklek....
Pintu terbuka dan menampakan Dokter Daniel dan dokter Rita dari sana.
"Bagaimana keadaan mama, maafkan aku ma, aku ada tugas yang tidak bisa di gantikan." sendu dokter Daniel penuh sesal.
"Tidak apa nak, kamu sedang menjalankan tugas, di sana banyak orang yang membutuhkan kalian, jangan khawatirkan mama, di sini banyak dokter yang membantu mama, dan sekarang cucu dan cicit mama juga sudah kembali, mama sudah baik baik saja." ujar oma Prita yang tidak ingin anaknya meresa bersalah, dia sangat tau anak dan menantunya adalah pelayan rakyat, tidak mungkin dia terus bergantung kepada sang anak, karena di luar sana banyak orang yang membutuhkan pertolongan anaknya.
"Sayang, anak papa sudah datang, terimakasih sayang, kamu sudah datang menemui oma, papa dan mama merindukan kalian, maaf ya beberapa waktu ini papa dan mama tidak bisa berkunjung, karena tugas papa sedang padat padatnya." ujar Dokter Daniel dan memeluk sayang Alisa tidak lupa mendaratkan kecupan sayang di dahi anak angkatnya itu, Rafael sungguh di buat melotot dengan tingkah omnya itu, apakah ada yang dia lewatkan, apakah omnya selama ini tau dimana keberadaan anak istrinya, sungguh omnya ini sangat keterlaluan bisa bisanya menyembunyikan istri dan anaknya selama ini, padahal omnya sangat tau baaimana gilanya selama ini mencari keberadaan anak istrinya itu.
"Alisa juga rindu papa sama mama, Alisa tau kok papa lagi sibuk." sahut Alisa ikut memeluk tubuh laki laki paruh baya yang sudah di anggap bapak ke duanya.
"Opa..... Oma..." pekik si kembar dan lansung berhambur kepelukan opa omanya masing masing, Arsyi meloncat ke pangkuan dokter Daniel, sementara Arsya memeluk dokter Rita
"Kami rindu opa." Rengek Arsyi mengecup pipi dokter Daniel bertubi tubi, tentu saja perlakuan Arsyi itu membuat dokter Daniel terbahak karena geli.
"Opa juga kangen kalian tau, tapi apa lah daya, opa harus cari duit yang banyak biar bisa ngajakin cucu cucu opa pergi main dan beli laptop yang kalian minta." kekeh dokter Daniel.
"Apakah sekarang opa sudah punya uangnya? apa kita sudah bisa membelinya sekarang?" pekik Arsya berhambur ke arah dokter Daniel dan menggoyang goyangkan tangan dokter Daniel yang sedang menggendong Arsyi.
"Tanya sama bunda, klau bunda mengizinkannya, opa pasti belikan." ujar Dokter Daniel dia tidak ingin anak kesayangannya itu mengamuk lagi karena pernah membelikan barang mahal untuk ke dua cucunya, malah di omeli habis habisan oleh sang anak, pemborosan ujar Alis
"Astaga, kalian mau laptop apa lagi sih, yang di rumah saja itu masih baru di belikan opa dan oma kalian, belum ada setahun loh itu, kenapa sekarang minta di belikan lagi, papa juga, kenapa selalu menuruti permintaan tidak masuk akal mereka itu, jangan terlalu memanjakan mereka pa, nanti kebiasaan, yang repot papa juga." omel Alisa.
"Bunda, ayo lah bun, laptop itu sudah tidak bagus, dan juga kurang lengkap, kami mau yang model terbaru, boleh ya bun, sekaliiii... Ini aja." rayu Arsya yang memang sangat menginginkan laptop keluaran terbaru itu.
"Astaga kalian ini, bunda nyerah deh, kenapa suka sekali menguras uang opa kalian." keluh Alisa frustasi, opa omanya itu selalu saja menuruti permintaan si kembar.
"Apa pun yang di minta sama cucu papa, pasti akan papa belikan, sayang. Papa tidak perduli kantong papa jebol gara gara mereka, yang penting mereka happy." kekeh dokter Daniel.
"Papa." pekik Alisa melototkan mata tanda tidak suka.
"Astaga, kalian ini klau ketemu kenapa selalu berantam sih, sudah seperti tom and jerry saja." kekeh dokter Tuti.
"Suami mama nih...." Rajuk Alisa dengan wajah di tekuk manja.
"Uluh uluh, manjanya anak mama, sini peluk sayang." kekeh dokter Tuti merentangan tangannya.
Melihat interaksi Alis, Arsyi dan Arsya dengan dokter Daniel dan dokter Rita itu, sepertinya mereka sudah terbiasa dengan hal seperti ini, dan itu tidak luput dari penglihatan orang orang di dalam sana.
"Tunggu tunggu, kenapa kalian bisa seakrab ini, apa kah selama ini kalian sering bertemu? apakah om dan tante tau dimana istri dan anak anakku selama ini?." tanya Rafael penasaran dan juga emosi.
"Tau lah, dia tinggal dimana, kuliah dimana dan kerja dimana tentu saja om dan tante tau, kami sering berkunjung kesana." cuek dokter Daniel.
"Om...! Astaga om, jadi om selama ini tau dimana keberadaan istriku! kenapa om tega sekali sama aku, padahal om tau aku sudah seperti orang gila mencari keberadaan istri dan anak anak Rafael, bisa bisanya om cuek aja selama ini." kesal Rafael.
Dokter Daniel hanya mengangkat bahunya acuh.
"Andai gue juga yang bertemu sama Alisa duluan, pastinya gue juga bakal melakukan hal yang sama." cibir Raffi.
"Akupun sama." ujar Amora.
"Astaga. Dasar keluarga jahat, bisa bisanya tega melihat aku menderita." frustasi Rafael.
"Yang tega bin goblok itu lu, bisa bisanya lu diam aja saat istri lu di usir mak lampir, malah terpesona lagi sama lalat hijau." cibir Raffi.
"Aw.... Aw.... Sakit, pa." keluh dokter Daniel, merasakan kupingnya panas karena ulah sang papa.
"Bisa bisanya kau membohongi papa, kau bilang tidak tau dimana Alisa berada, harus dulu istri papa masuk rumah sakit, baru kamu kasih tau." amuk sang papa.
"Bukan begitu pa, aku hanya menjalankan amanat dari anakku, aku ingin mematuhinya, aku tidak mau saat aku memberi tau papa dan mama, takutnya Alisa akan pergi lagi ketempat yang lebih jauh dan aku ngak mau anakku hilang dari pantauan ku." ujar dokter Daniel yang memang itu adanya.
Opa Sean mengangguk tanda mengerti, bisa saja Alisa akan pergi lagi klau dia dan istrinya nekat menemui Alisa, pasti Alisa akan kembali kabur untuk menghindari Rafael, dan opa Sean bersyukur Alisa masih dalam pantauan Daniel sang anak.
"Jadi ini sebabnya anak buah ku tidak bisa melacak keberadaan istri dan anak anakku,ini semua ulah om." frustasi Rafael.
"Ya.... Begitulah, om minta sama anak buahmu, berpura pura buta lah apa bila bertemu Alisa, anggap saja mereka tidak pernah bertemu dengan Alisa." santai dokter Daniel mendekati sang mama tanpa rasa bersalah kepada Rafael.
"Astaga om, kau kejam sekali, kau tau aku hampir mati saat itu." kesal Rafael.
"Baru hampir, belum mati beneran kan."sahut Dokter Daniel acuh.
" Om, oh... Astaga... Agggkkk... kalian menyebalkan" pekik Rafael frustasi.
Tega teganya omnya itu selama ini menyembunyikan anak anak dan istrinya itu.
" Terima kasih bang, kau sudah menjaga dan melindungi menantu dan cucu cucuku." ujar pak Raka menepuk pundak dokter Daniel.
"Tentu saja aku akan menjaga mereka, mereka itu anak dan cucu cucuku, Alisa itu sudah aku angkat menjadi anak ku sendiri." tutur dokter Daniel.
"Sejak kapan? " tanya Pak Raka.
"Saat dia mengundurkan diru, dan mau pergi dari kota ini, aku yang mengatur semuanya." kekeh dokter Daniel.
Pak Raka mengangguk tanda mengerti, dia tidak bisa marah atau berbuat apa apa, semua yang di lakukan oleh dokter Daniel dia tidak bisa protes semua karena kesalahan anaknya, menantunya pun tidak ingin di temuin oleh keluarganya, karena rasa kecewa yang mendalam, dia menghilang selama ini, menutup akses agar mereka tidak bisa menemuinya.
Bersambung......
Mamak masih revisi ya... 🙏🙏🙏
Haiii..... Jangan lupa like komen dan vote ya....😘😘😘
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika
anak kami ber nama Miftahul Aldiansyah.
yang hari2 kami panggil Aldi 😢
bantu doanya temen2 semua semoga anak kami di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Aamiin 🤲.
dan doakan kami selalu sabar dan ikhlas dengan takdir yang Allah tentukan untuk kami 🙏🙏🙏
kami baru di tgl 8 bulan 😢
anak kami pulang tgl 13- 03-2024
awal Romadhon 😭😭😭😢