Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Sentuhan Pertama
Alih-alih membawa Sophie berobat di rumah sakit kecil yang berada dekat dengan kediaman Embun, David justru membawa Sophie ke rumah sakit pribadi milik keluarganya. Embun dan Bu Jihan yang menyadari jika rumah sakit yang mereka datangi saat ini terbilang mewah dan sangat besar, membuat nyali mereka menjadi ciut membayangkan berapa nominal uang yang akan mereka bayar untuk pengobatan Sophie kali ini.
"Sudahlah, tidak perlu memikirkan uangnya. Aku bisa menggunakan uang tabunganku untuk membayar biaya pengobatan Sophie." Kata Embun dalam hati. Sebenarnya tadi ia sangat ingin menolak David saat pria itu membawanya ke rumah sakit besar tersebut. Namun apa daya, rasa segan dan tak enak hatinya sangat mendominasi sehingga membuatnya memilih menurut saja.
Di saat Embun menemani Sophie diperiksa oleh Dokter di dalam ruangan pemeriksaan, David justru memilih mengajak Bu Jihan untuk berbicara. "Bagaimana keadaan Bibi saat ini. Apa sudah mendingan?" Tanya David. Sejak tadi ia sangat penasaran dengan keadaan Bu Jihan. Namun melihat situasi yang genting membuatnya urung untuk bertanya.
"Sudah lumayan mendingan, Nak. Sekarang Bibi sudah mulai bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan sepertinya sebentar lagi Bibi sudah bisa kembali bekerja di rumah Nak David." Kata Bu Jihan.
David terdiam. Jika Bu Jihan kembali bekerj di rumahnya, itu berarti Embun akan segera berhenti bekerja menggantikan pekerjaan ibunya. Entah mengapa memikirkan hal tersebut membuat hati David jadi tidak tenang.
"Jangan terlalu memaksa, Bi. Fokuslah istirahat di rumah saja." Jawab David seakan tak menyetujui keinginan Bu Jihan.
Bu Jihan menggeleng pelan. "Bibi gak bisa berlama-lama membiarkan Embun bekerja menggantikan Bibi, Nak. Kasihan Embun. Dia pasti capek harus bekerja sambil kuliah. Bibi rasanya tidak tega melihatnya seperti itu."
David menatap intens wajah Bu Jihan. Terlihat jelas di wajah Bu Jihan pancaran kesedihan di sana.
Tidak ingin memperpanjang percakapan di antara mereka yang hanya membuat Bu Jihan jadi bersedih, David memilih diam sambil menunggu dokter selesai memeriksa keadaan Sophie.
"Bagaimana keadaan Sophie, Embun?" Bu Jihan seketika bangkit dari posisi duduk saat melihat Embun dan Sophie keluar dari dalam ruangan pemeriksaan.
"Kata Dokter Sophie hanya demam biasa, Bu. Keadaan Sopie bisa segera membaik setelah meminum obat yang diresepkan dokter nanti."
Bu Jihan menghembuskan napas lega. Ketakutannya jika putri bungsunya sakit berat sirna sudah.
"Ibu dan Sophie tunggu di sini sebentar, ya. Embun mau menebus obat Sophie lebih dulu." Kata Embun.
"Baiklah..." setelah mendapatkan jawaban dari sang ibu, Embun segera melangkah ke arah ruangan farmasi berada. Sambil berjalan ke ruangan farmasi, Embun mengecek sisa saldo yang tersisa di rekeningnya.
"Semoga saja uangnya cukup untuk menebus obat Sophie." Kata Embun pelan setelah melihat deretan nominal uang yang ia punya.
Tanpa diduga oleh Embun, ternyata setelah kepergiaannya tadi, David ikut menyusul dan kini sudah berada di belakang tubuhnya. "Berikan resep obat itu kepadaku." Kata David hingga membuat langkah Embun jadi terhenti.
Embun menatap wajah David dengan dahi mengkerut. "Maksud anda, Tuan?" Tanyanya memastikan.
"Aku yang akan menebus obatnya." Jawab David singkat.
Embun dibuat bingung dengan maksud dan tujuan David saat ini. Melihat Embun yang terlalu lama berpikir, David pun segera mengambil kertas dari tangan Embun hingga membuat kulit telapak tangan mereka jadi bersentuhan.
Deg
***