NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:43.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Dibawa Paksa Faris

PLAK!

PLAK!

Dina menampar kedua pipi Orin. Keluarga Dina menarik tubuh Dina dan menahannya.

"Dina, coba jelaskan apa yang terjadi?" Orin mencoba mencari tahu sambil menahan sakit di pipinya.

"Orin kamu tidak apa?" Phia, Rafan dan Wila berdiri di sampingnya. Orin memberi isyarat 'ok' kepada mereka.

"Gue tau gue jelek, tapi loe jangan terus mengatai gue! Hampir setiap menit loe ngatain gue lewat chat. Sudah di blokir dengan nomor baru kembali menteror gue! Sudah puas loe bikin gue stress, hah!"

"Oh jadi kamu yang selama ini mengganggu anak Tante!" kali ini Mamanya Dina yang marah.

"Maaf Tante, saya sama sekali tidak tahu nomor ponsel Dina. Dan selama beberapa bulan yang lalu saya koma di rumah sakit. Ini ponsel saya silakan kalian cek sepuasnya."

"Benar Tante, kami saksinya. Ini semua kesalahpahaman. Orin sudah tidak berhubungan lagi dengan teman-temannya. Silakan dihubungi nomor yang sering mengganggu Dina," kata Rafan.

"Gue benci sama loe, gue benci! Mati saja loe!" teriak Dina.

Orin kembali merasakan nyeri di dadanya, napasnya terasa sempit, pandangannya kabur.

"Gue benciiiiiiiiii!" teriak Dina.

Orin jatuh tak sadarkan diri. Dari hidungnya keluar darah. Rafan segera mengangkat tubuh Orin masuk ke dalam lift dan menuju lantai 1. Rafan meminta perawat memeriksa Orin. Orin dimasukkan ke ruangan UGD.

- Di dalam mimipi Orin

Orin terbangun, matanya berkeliling. Dan di ujung sana ada seorang pria berpakaian serba hitam tersenyum kearahnya. Orin sangat mengenalnya dan Orin berharap tidak akan pernah bertemu orang itu lagi. Orin terperanjat, Orin mencari tempat untuk bersembunyi. Orin gelisah, takut. Pria itu berjalan kearahnya.

"Ampun, apakah sudah waktunya aku meninggalkan dunia? Aku masih belum menyelesaikan misiku." Tubuh Orin gemetar, wajahnya menunduk tidak berani menatap pria itu.

"Baru kali ini aku gagal mencabut nyawa manusia. Kenapa harus kamu? Terlalu banyak dosa yang kamu buat," malaikat maut mendekati Orin.

"Maaf, aku akan memperbaiki kesalahan-kesalahanku," Orin memohon.

"Semakin banyak orang yang membenci mu, semakin sering kita bertemu. Dan semakin mereka sakit hati, kamu akan semakin menderita." Malaikat maut meninggalkan Orin dengan senyuman menyeringai.

"Dek, Dek."

Orin mendengar suara Bang Omar memanggil. Orin mengikuti suara itu. Orin perlahan membuka matanya.

"Dek, kamu tidak apa-apa?" tanya Omar.

"Bang." Orin bangun langsung memeluk Omar.

"Apa yang sakit?" Omar mengusap kepala Orin.

"Dada terasa nyeri." Jawab Orin.

"Aydin menyuruh Bang Omar menghubungimu dan ternyata yang jawab temanmu dan memberitahu Bang Omar kamu ada di rumah sakit. Apa sekarang sudah baikan?"

"Sudah baikan, Bang dimana teman-teman Orin?" Orin turun dari tempat tidur pasien.

"Mau kemana Dek?"

Orin melepas selang infus yang ada di tangannya berjalan keluar ruangan mencari Dina dan teman-temannya. Orin menuju ke ruangan Dina. Dan benar mereka semua ada di sana dan juga Aydin.

"Orin, maafin gue. Gue salah sangka, ternyata selama ini yang mengganggu gue Wati dan Maya." Dina memeluk Orin.

"Benarkah?" Orin memandangi teman-temannya.

"Yang selama ini mengganggu Dina adalah Wati dan Maya mengatas namakan kamu Orin," kata Rafan.

"Untung Kak Aydin yang bantuin, Kak Aydin yang melacak nomor rahasia itu," ujar Wila.

"Maafin Tante dan Dina Orin, kami salah paham padamu." Mama Dina juga memeluk Orin.

"Yang seharusnya minta maaf saya Tante, Dina maafin aku ya. Selama ini aku jahat sama kamu. Sekali lagi maafin aku ya." Orin mengatupkan kedua tangannya sambil berderai air mata.

Di sudut ruangan kamar Dina dirawat, malaikat maut kecewa. Catatan kematian Orin semakin jauh, selama ini orang yang disakiti Orin selalu memaafkannya. Nenek tua muncul di sampingnya. Nenek melihat kekecewaan di wajah malaikat maut.

Nenek itu mengingatkan jangan bertindak sembarangan, setiap manusia punya jalan hidupnya sendiri dan takdirnya bisa berubah. Kalau berani berbuat yang macam-macam kepada Orin, Nenek itu akan mengambil tindakan. Malaikat maut dan Nenek pun menghilang.

Dina akhirnya berpamitan kepada Orin, Phia, Wila dan Rafan. Dina akan ikut orang tuanya pindah keluar kota karena Papanya dipindah tugaskan. Dina dan teman-teman berbagi nomor kontak dan Dina berharap pertemanan mereka akan terus berlanjut. Dina juga berharap suatu hari nanti mereka akan berkunjung ke kota barunya.

Omar dan Aydin mengantarkan Phia, Wila dan Rafan ke rumah mereka masing-masing. Orin mampir sebentar ke rumah Phia karena Mamanya Phia membuat kue untuk Orin. Dari jauh Orin melihat Faris berjalan ke arahnya. Phia masuk ke dalam rumah meninggalkan Orin bersama Faris.

Dari kaca spion mobil, Aydin melihat asap hitam pekat mengelilingi teman Orin. Terjadi pertengkaran kecil antara Orin dan temannya. Aydin melihat temannya Orin menarik paksa tangan Orin dan Orin menepisnya berlari ingin masuk ke dalam rumah Phia. Tapi teman Orin berhasil mengejar Orin, menarik tangannya, mengangkat tubuh Orin dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil.

Aydin segera menstarter dan memutar mobilnya, tanpa memperdulikan Omar yang saat ini sedang fokus dengan laptopnya.

"Maaf Omar, ada yang membawa paksa Orin." Aydin mengikuti mobil biru yang ada di depannya.

"Orin? Kejar, jangan sampai lolos!" Omar menutup laptopnya dan mengencangkan sabuk pengamannya.

Mobil biru yang membawa Orin menyadari telah dikejar oleh mobil Aydin. Mobil biru sangat gesit berlari menghindari kendaraan yang berlalu lalang. Aydin tidak sedikitpun menurunkan kecepatannya. Aydin terus mengejar mobil biru dengan menyalib kendaraan-kendaraan yang ada didepannya.

Kejar-kejaran masih terus berlangsung. Kali ini Aydin dapat mengimbangi mobil biru. Aydin mensejajarkan mobilnya dengan mobil biru. Omar sempat melihat ke dalam mobil biru, Orin pingsan. Tiba-tiba saja Aydin menabrakkan bagian samping mobilnya ke arah mobil biru. Mobil biru terdesak ke pembatas jalan, sopir mobil biru tidak dapat mengendalikan dan menabrak sebuah pohon.

Aydin menepikan mobil, Omar segera keluar dari mobil dan berlari menuju mobil biru. Omar membuka pintu mobil biru dan menarik paksa Faris. Aydin juga keluar dari mobil dan mengeluarkan Orin dari mobil biru. Aydin segera memasukkan Orin ke dalam mobilnya. Aydin mengamankan Orin di dalam mobil.

"Loe siapa? Kekasih Orin? Asal loe tau aja ya. Orin itu milik gue!" teriak Faris.

"Orin bukan milik siapa-siapa. Udah lama ini tangan gak mukul orang," kata Omar.

"Sini loe kalo berani!" tantang Faris.

Faris melayangkan tinju ke arah Omar, tetapi Omar berhasil menangkisnya dan membalas dengan melayangkan pukulan ke rahang wajah Faris.

BUGH!

Faris terhuyung ke belakang. Teman Faris merasa kesal melihat Faris yang kesakitan. Teman Faris dengan sekuat tenaga menerjang Omar dengan tendangannya dan mengenai perut Omar. Omar terbungkuk kesakitan sambil memegang perutnya. Aydin berdiri di depan Omar untuk melindunginya. Teman Faris langsung menyerang Aydin dan memberikan pukulan keras.

BUGH!

BUGH!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Ma Chan
🐯🐯🐯🐯🐯
Queen
oh tidak 😱
Queen
tajam kali mulutnya
Queen
nah lho?
Kara
suka
Queen
/Facepalm/
Queen
mantan lagi
Queen
hadeh ne cewek
Queen
astaga tu mulut
Queen
😅
Queen
waduh 😱
Queen
kasian
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!