Semua tidak akan indah lagi pada waktunya, hati seorang Stefanus Karim telah hancur berkeping-keping oleh penghianat istri dan sahabatnya.
"Tega sekali mereka berbuat begini padaku...!! tidak kusangka selama ini mereka bermain asik di belakangku..!!"
Chartiana istri Stefan telah berselingkuh dengan kakak tirinya sendiri. Entah setan apa yang telah merasuki jiwa Jeremy hingga tega menusuk temannya dari belakang.
"Akan ku balas penghianatan kalian dengan cara yang manis...!! sampai kalian merasa kematian lebih baik daripada kehidupan..." ucapnya dengan sorot mata ingin membunuh
Yuks..~ ikuti kisah cinta segitiga yang sungguh membagongkan 💗💗💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukalama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Hati Yang Gelisah
(Flashback)
Suasana ketegangan semakin terasa, sepanjang perjalanan pulang menuju villa Jeremy terus diam, bahkan bercandaan Stefan sahabatnya pun tidak di tanggapi sama sekali oleh Jeremy, Charty pun semakin menutup rapat mulutnya, ia tahu suasana hati sang kakak sedang tidak baik-baik saja, apalagi Luna yang bukan siapa-siapa, rasanya ingin segera turun dari mobil dan pulang sendiri ke jakarta.
....
"Blam....." Jeremy menutup pintu kamar villanya, sehabis turun dari mobil dengan wajah kesal, ia langsung cepat-cepat masuk ke dalam kamar, tanpa berbicara apapun pada adik, sahabat, dan juga Luna.
"Boss kamu lagi kenapa sih..??" tanya Stefan pada Luna dengan raut wajah yang bingung, tadi pagi sepertinya Jeremy baik-baik saja kenapa sekarang malah jadi badmood kayak Chartiana, "Adik dan kakak ini sifatnya sama..." batin Stefan
"Hmm anu...., saya sendiri juga kurang paham..." cicit Luna, sejujurnya ia merasa bersyukur pas berduaan dengan Jeremy di cafe, semua berjalan baik dan menyenangkan, saat melihat Charty langsung berubah sikap, "pasti gara-gara awéwé ieu" ujarnya dalam hati sambil menatap sinis pada Charty
"Hah..., syukur deh, besok pagi kita semua sudah balik ke jakarta..." gumam Stefan sembari berjalan kembali ke dalam kamarnya, walaupun sudah lama mengenal Jeremy, tetap saja sikap sahabatnya itu kadang sulit ditebak
Luna yang tidak ingin berlama-lama bersama Charty pun langsung ikut Stefan naik ke atas, dan masuk ke kamar villanya, sedangkan Charty masih saja berdiri diam, dengan rasa sedih ia terus memandangi pintu kamar Jeremy untuk beberapa saat.
_________
"Krik...krik....krik...krik....." suara jangkrik dimalam hari, malam ini Charty belum juga bisa tidur, sejak tadi ia terus mengubah-ubah posisi tidurnya, awalnya terlentang, lalu menghadap kanan, lalu kiri, terus berusaha memejamkan kedua matanya, namun tetap saja percuma karena hatinya sedang gelisah, satu hari full ia sama sekali tidak bicara dengan Jeremy, walaupun sejak kecil beberapa kali bertengkar dengan sang kakak namun baru kali ini mereka berdua terus saling diam.
"Aaahhkk...!!" teriak Charty yang kesal, sambil membangunkan paksa tubuhnya hingga duduk diatas ranjang
Sekilas matanya melirik jam di HP, jam menunjukkan pukul 11 malam, "Aduuhh...kenapa susah sekali untuk tidur sih..." keluhnya mengerucutkan bibir, sambil melipat kedua tangannya, namun tiba-tiba saja tenggorokannya terasa haus, segera ia turun dari ranjang dan mengambil cardigan tebal
"Ceklek..." Charty membuka pintu kamarnya perlahan-lahan, ia menatap sekeliling ruangan villa, terlihat suasana sangat gelap dan sunyi, pasti sekarang semua orang sedang tidur lelap, segera Charty menuruni tangga untuk berjalan menuju lemari es yang berada di dekat meja bar
"Gluk...gluk...gluk...gluk...." ia minum air dingin dari botol kaca, melepaskan segala dahaga, berharap habis minum banyak air, ia bisa segera tidur nyenyak melewati malam yang menggelisahkan
"Klek..." selesai minum, segera ia menutup kembali pintu lemari es, namun tiba-tiba ia melihat sebuah pantulan bayangan orang sedang berdiri persis di belakangnya, mata Charty langsung terbelalak.
"Hiiii.....!!!" pekiknya ketakutan mengira ada hantu, spontan ia mengambil langkah mundur kebelakang
.
"BUGH....!!!" ia menabrak tepat sosok hantu yang sedang berdiri dibelakangnya
Dengan spontan Stefan pun langsung memegang pinggang Charty agar ia tidak jatuh, "Apa sih..., kok kelihatan ketakutan seperti habis lihat hantu saja...??" tanyanya, ketika melihat wajah ketakutan Chartiana dengan tatapan heran
Hati Chartiana langsung jadi tenang, ternyata itu bukan sosok hantu, "Iiihhsss...!! kak Epan ngagetin aku aja deh...!! kenapa pakai muncul tiba-tiba dibelakang aku sih...!!" umpat Charty sambil mendorong kasar dada bidang itu
"Muncul tiba-tiba bagaimana, dari tadi aku panggil nama kamu, tapi kamu nya gak dengar...." keluh Stefan, yang tadinya mau menepuk pundak Charty
Merasa malu Charty pun terdiam sambil mengigit bibir bawahnya, lalu diam menundukkan kepala.
"Kenapa kok kamu belum tidur..??" tanya Stefan, sembari mengambil botol wine
"Gak tau...." jawaban singkat Charty sambil manyun
Terlihat Charty masih saja badmood, Stefan jadi ingin memberikan sedikit hiburan padanya, "Mau ikut aku ke halaman belakang, kita bisa menikmati udara segar disana, biar kamu gak badmood terus...." ajak Stefan
Tanpa berpikir panjang, Charty langsung mengangguk setuju, Stefan segera mengambil jaket dan selimut, lalu menggandeng tangan Charty menuju halaman belakang villa.
....
"Bruusss....~" suara api yang dinyalakan disebuah mangkuk perapian
Sebelum mereka duduk, Stefan menyalakan lampu taman, juga menaruh beberapa batang kayu dan daun kering, lalu menyalakannya dengan sebuah pemantik seperti menyalakan kompor.
Terciptalah suasana malam hangat dan romantis.
"Wow...aku baru tahu kalau ada tempat seromantis ini di belakang villa kakak..." seru Chartiana sambil tersenyum melihat sekeliling halaman belakang villa dengan desain minimalis dan dihiasi lampu-lampu taman yang cantik
"Tadinya disini hanya halaman kosong banyak rumput tinggi dan pohon-pohon liar, lalu mama menyarankan agar segera dibangun sebuah taman minimalis supaya villa ini gak kelihatan horor katanya..." ujar Stefan menggedikkan bahu, sembari memberikan selimut hangat pada Charty
"Ide aunty Stella bagus juga kok, apalagi halaman villa ini sangat luas..." Chartiana segera membungkus tubuhnya dengan selimut hangat, udara malam di puncak sangat lah dingin sangat cocok di bangun tempat untuk menikmati api unggun
Stefan membuka botol wine yang dibawanya, lalu menuangkan cairan ungu itu ke dalam dua cangkir kecil, "Ini..., minumlah sedikit untuk mengurangi rasa dingin di tubuhmu..." Stefan memberikan cangkir yang sudah dituang air anggur itu
"Thank you..." seru Charty, lalu meneguk sedikit sedikit, tubuhnya pun jadi terasa lebih hangat
"Krik....krik....krik....krik....." ditemani suara-suara jangkrik, keduanya terus saja saling diam, larut dalam pikirannya masing-masing, dan hanya menatapi api unggun yang sedang bergoyang-goyang.
"Kamu...!!" ujar keduanya secara bersamaan
Lalu sama-sama terdiam lagi dan saling membuang muka karena malu.
"iiihh kok bisa barengan sih...!!" batin Charty
"Charty...!! kak...!!" Lagi-lagi mereka berdua berbicara secara bersamaan lagi, sambil saling memandang mereka berdua merasa suasana kali ini jadi lucu, lalu malah tertawa bersama, "Pfftt....hahahahaha"
"Hahaha..., kakak saja yang bicara duluan baru aku...~" seru Chartiana sembari mengelap cairan bening yang keluar dari sudut matanya
Stefan pun menyudahi tertawanya, lalu menatap lekat wajah tersenyum itu yang sejak tadi pagi terus cemberut, "Aku cuma mau bilang, kalau aku kangen lihat wajah kamu yang lagi tertawa seperti ini...." ujarnya dengan senyum merekah menghiasi wajahnya yang tampan
Deg...!! debaran jantung Charty, berdetak tidak karuan seperti tadi sore, wajahnya pun kembali merona seperti buah tomat.
"Cih Gombal..." Charty berdecak, sambil memalingkan wajahnya yang merah, dirinya tidak kuat jika terus menatap senyuman manis yang masih melekat di wajah Stefan, serasa jantungnya akan segera loncat keluar
Stefan kembali menegak minumannya sampai habis, ia tersenyum puas sudah berhasil membuat wajah Chartiana kembali merona seperti tadi sore, dirinya masih sangat penasaran soal pembicaraan tentang Charty yang memimpikan dirinya, namun sayangnya harus terputus karena kehadiran Jeremy yang tiba-tiba, tapi Stefan belum lupa, ia ingin tahu lebih lanjut soal mimpi itu, dari pada kesulitan tidur tiap malam gara-gara rasa penasaran, lebih baik mencari jawabannya sekarang. Sambil tersenyum smirk ia menggeser bokongnya mendekat pada Charty yang masih membuang wajahnya.
Dengan mata terpejam Charty terus berupaya menetralkan debaran jantungnya, hingga dirinya tidak sadar kalau ada yang sedang mendekat dan hendak memeluknya dari belakang.
Tanpa bersuara Stefan berhasil melingkari lengannya di tubuh Charty, mengurung tubuh yang masih berbalut selimut hangat itu, kali ini Stefan tidak akan membiarkan Charty menghindar darinya begitu saja, "Hei...ayo ceritakan soal mimpi mesum-mu yang kemarin malam, apa yang aku lakukan padamu sampai kamu terus merasa kesal padaku hari ini..." bisik Stefan, kedua lengan menarik kuat dan merangkulnya dengan erat, hingga tubuh mereka saling merapat
Sontak wajah Charty menunjukan kepanikan yang luar biasa, apalagi kalau mengingat soal mimpi kemarin malam, hatinya pun jadi semakin gelisah.
"Astaga...!! Apa mungkin mimpi itu akan segera jadi kenyataan malam ini...!!"
Bersambung~
...****************...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘
Charty jomblo ... auto ngamuk babang epan ini mah.