NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 Serba bisa

“Tapi kalau Lu duduk, Lu yang bakal bayarin semua belanjaan gimana?” Wina mencoba memberika penawaran yang dapat merugikan Candra

“Okey” dengan senang hati Candra berjalan menuju kulkas penyimpanan ice cream dan mengambil beberapa jenis untuk disantapnya.

“Dia punya ATM unlimited, dan kenapa Gue ngajak dia belanja emang biar dia yang bayarin” ucap Jeno menepuk jidatnya karena saran Wina tidak sama sekali merugikan candra.

“Kok Kakak nggak bilang dari awal sih” Protes Wina

“Lah sekarang Gue nih yang salah?” Pasrah Jeno dengan senyum manisnya

Jeno memang orang yang tidak begitu pandai marah untuk masalah sepele, dia akan marah jika ada yang mengusik orang yang dia sayang, Tapi entah kenapa dia malah dengan senang hati memaafkan orang yang melukainya

“Ih Kak Jeno lagi godain kita yah, pakai senyum-senyum segala” tuduh Nia yang melihat Jeno tersenyum padanya.

Jeno hanya menggelengkan kepalanya lalu mengikuti kedua wanita yang kini sedang memilih beberapa bahan belanjaan untuk dimasak bersama di rumah Juan.

“Kak Jeno udah berapa lama berteman sama Kak Juan?” tanya Nia basa basi,

“Udah dari kecil, kita dari SD sampai kuliah selalu bareng” jawab Jeno apa adanya

“Wahh lama banget yah, terus kenapa bisa Kak Juan jago banget masak?” tanya lagi Nia tertarik dengan pembahasan mereka

Wina juga ikut mendengarkan percakapan mereka yang juga menarik perhatiannya.

“Juan dan Jigar ditinggalkan bersama pembantu rumah tangga sejak kecil” jawab Jeno lalu menceritakan bagaimana Juan dan Jigar hidup berdua

Flashback on

“Den Jigar mau makan apa?” tanya pembantu rumah tangga Juan

“Jigar makan apa aja Bi” jawab Jigar yang memang tidak begitu pemilih.

Namun beberapa hari bibi mereka sakit sehingga Jigar Juan sering mengonsumsi mie instan saat itu usia Juan sudah menduduki kelas 6 SD.

Nafsu makan Jigar menurun hingga mau tidak mau Juan belajar memasak untuk adiknya. Dengan kemampuan Juan yang mampu belajar dengan cepat dan otaknya yang cerdas sehingga bukan hal sulit bagi Juan belajar memasak.

Juan mulai membuat makanan yang sederhana dan memberikan makanan tersebut pada Jigar. Jigar yang tidak pemilih membuat Juan senang memasak dan mempelajari banyak hal untu memberikan yang terbaik pada adiknya.

Bahkan Juan juga bisa membuat kue karena Jiga ingin memakan kue, bukanya beli Juan lebih memilih untuk membuatnya karena percaya pada kemampuan memasaknya.

Hingga saat Juan sudah mulai belajar bisnis diusianya 15 tahun dan kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan diluar negeri, bahkan kedua orang tuanya dimakamkan diluar negeri.

Flashback off

“Wahh Kak Juan keren banget yah” puji Nia saat mendengar cerita Jeno

“Tapi Jigar kasian nggak sih, pantas aja dia kaya introvert gitu” jawab Wina mengasihani Jigar

“Jigar emang introvert tapi dia jahil banget, apalagi kalau udah Bersatu sama si Candra bisa pecah rumah kalau mereka lagi debat” ucap jeno membayangkan saja dia tidak sanggup.

“Gila Kak Juan keren banget yah, bisa banyak hal” Nia masih terkagum pada Juan

Jeno dan Wina saling tatap setelah melihat Nia yang masih tersenyum mengingat kisah Juan.

“Udah nggak usah aneh-aneh mending sekarang kita lanjutin belanjanya” Wina menarik tangan Nia menuju ketempat bahan-bahan makan lainnya.

Setelah berkeliling kini mereka memastikan bahan belanjaan yang minta sesuai dengan list yang diberikan Juan.

“Gimana udah lengkap?” Tanya Jeno

Ia yang ikut hanya keran tenaganya yang dibutuhkan tentu saja tidak paham apa yang saat ini diperiksa oleh Nia dan Wina.

“Udah aman sih, tinggal bayar doang” jawab Wina dengan senyum puasnya karena telah menyelesaikan tugasnya.

“Sekarang mana tuh anak manja?” Tanya Nia pada Jeno yang tidak melihat keberadaan candra.

“Udah sih Nia, ntar malah kalian berdua jodoh lagi bertengkar mulu” ucap Wina asal

“Ogah” jawab Nia dan Candra yang kebetulan ada dibelakang keduanya.

Jeno hanya tertawa pelan melihat tingkah Candra dan Nia yang selalu bertengkar. Yang menyebabkan matanya tertutup karena tertawa.

“Kak Jeno lucu banget deh, matanya ilang kalau ketawa” Wina tidak bisa berbohong melihat wajah Jeno yang lucu dan tidak sesuai dengan badanya yang kekar.

“Nih..” Candra menyodorkan ATMnya untuk membayar tagihan belanjaan.

“Wahh Anak baik” Nia menepuk nepuk kepala Candra dengan gemas dan sedikit keras.

.

.

“Wahh emang kalau keluar sama Candra nggak usah diragukan pasti beres list belanjaannya” Ucap Juan bangga.

Ia selalu membanggakan candra yang serba bisa dibandingkan Jigar. Padahal Jigar bergantungan padanya karena Ia juga yang selalu memanjakannya.

“Enak aja, yang belanja kan Gue, Wina sama Kak Jeno” protes Nia yang tidak mendapatkan pujian Juan.

“Udah nggak usah baper, Kak Juan akan selalu muji si Candra yang serba bisa itu sepanjang hari” kesal Jigar.

“Cie anak kecil cemburu, cemburu lu yah.. Iya kan iyaa…..” Goda Candra yang menggoyangkan bahu Jigar.

Jigar hanya meliriknya dengan tatapan kesal, karena Ia tidak ingin rebut dengan Candra saat ada Nia dan Wina, bisa saja wibawanya jatuh.

“Diam lah, Sepanjang hari berisik banget” keluh Nia melihat tingkah Candra.

Tidak berselang beberapa saat Haikal dan Riza datang dengan Haikal lengan bajunya digulung hingga siku dan kancing bajunya terbuka dua di bagian atas yang memperlihatkan dalaman kaos hitam dari kemeja hitamnya.

Sedangkan Riza, dia merupakan anak yang akan selalu rapi, entah bagaimana cara pria itu bergerak bahkan bajunya tidak tampak ada kusutan setelah beraktifitas seharian.

“Wah siapa nih gadis cantik dua orang” tanya Riza mencoba mencairkan suasana sunyi karena kesibukan masing-masing.

Wina, Nia, Gisel dan Karin yang kebetulan sedang memilah barang belanjaan langsung tertangkap mata Riza saat masuk. Ia sudah mengenali Karin dan Gisel namun tidak dengan Wina dan Nia.

“Mereka temannya Jigar Kak” ucap Candra malas.

Mereka pun memberikan senyuman manis sebagai sapaan kepada Riza.

“Tapi mereka berisik kak, Nggak tau si Jigar dapat teman dari mana” Candra menyinggung Nia yang tidak mau kalah dengannya.

Nia yang paham sindiran Candra hanya melayangkan tatapan tajam pada Candra yang duduk manis di sofa.

Candra yang mendapatkan tatapan tersebut bukanya takut Ia malah menjulurkan lidahnya mengejek Nia.

“Udah ah pada bertengkar mulu, Nih tadi Gue beli minum sama ice cream banyak” Jeno mengangkat salah satu kantongan dan disimpan di atas meja.

“Udah kalian ke sana aja, biar Gue bareng Candra yang masak” ucap Juan yang melirik Candra dan menganggukkan kepalanya mengajak Candra ke dapur.

“Gue juga ikut bantu yah Kak” Nia ikut menawarkan bantuan.

Juan yang tidak keberatan hanya menganggukkan kepalanya pelan tanda setuju.

Haikal berjalan mengambil salah satu minuman kaleng dan duduk disamping Gisel yang kini sedang menikmati ice cream di tangannya.

“Emang Candra bisa masak?” Tanya Gisel pada Karin dengan berbisik

Ia tidak menyadari keberadaan Haikal disampingnya yang mendengar pertanyaannya pada Karin sekalipun berbisik.

“Gue juga nggak tau Gi, padahal tampangnya anak mami gitu” Karin memberikan respon sesuai dengan kaca mata pandangnya.

“Dia serba bisa cuma malasnya doang nggak ketolong” ucap Haikal santai yang ada disamping Gisel dan Karin

Keduanya tersenyum sungkan karena merasa kepergok oleh Haikal telah menggibahkan Candra yang merupakan adiknya.

“Kalian nggak tahu aja, saking berbakatnya tuh anak, nih teman kesayangannya sering pundung karena kakaknya sering muji Candra dibanding dia” goda Jeno pada Jigar yang tampak kesal karena mereka selalu membandingkannya dengan Candra.

Tapi bagaimanapun Jigar hanya akan sebatas kesal dann tidak akan sampai marah pada Candra. Dan Candra akan menggodanya jika Jigar mendiamkannya hingga Jigar mau kembali mempedulikannya.

“Tapi Jigar juga keren kok walaupun malu-malu tapi bakat ngedance dia keren banget” ucap Wina yang memuji Jigar dengan tulus.

“Lagian bakat orang beda-beda kali” sambungnya lagi sembari memberikan senyum menyemangati Jigar.

Jigar bukanya senang malah makin kesal, karena Ia pun juga tidak bisa memungkiri serba bisa Candra dalam banyak bidang.

Mereka hanya tersenyum lucu melihat wajah kesal Jigar yang tampak seperti anak kecil yang begitu lucu.

Sedangkan Haikal, ntah apa yang dipikirkannya saat ini, Ia beberapa kali melirik Gisel dengan tatapannya yang tidak dapat diartikan.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!