Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Aturan Setelah Menikah (Part 2)
“Apa Anda serius dengan apa yang Anda tanyakan?” Han memberikan sorot mata tidak suka. Gadis di hadapannya ini sepertinya benar-benar memiliki keberanian berlapis. Sekaligus tidak tahu malu yang menggunung. Apa karena keputusasaan membuatnya bersikap seberani ini.
“Ia,” jawab Daniah sambil mengernyitkan bibirnya. Sok imut.
“Asalkan Anda bisa melakukannya tanpa tuan muda tahu, saya rasa tidak apa-apa. Tentu saja, jangan sampai orang lain juga tahu. Lakukanlah dan sembunyikan rapat, jangan sampai tercium baunya sekali pun.” Nada suaranya berubah. Tegas, seperti memberi peringatan. Jangan membuatku susah untuk membereskan masalahmu. Begitu Daniah menerjemahkan.
“Benarkah? Wah ini sungguh berita menggembirakan.” Daniah berusaha mempertahankan caranya bicara. Agar bibirnya tidak bergetar.
“Tapi saya peringatkan Anda terlebih dahulu Nona, kemarahan tuan muda sangat sulit untuk dipuaskan. Jadi saya harap Anda bijak dan berhati-hati mengambil sikap.”
“Baik.” Tersenyum riang.
Apa! Dia menunjukan senyum keputusasaan yang ia bungkus dengan ceria lagi. Kau benar-benar hebat. Kalau orang lain, wanita lain pasti sudah gemetar ketakutan, bahkan tidak akan punya keberanian untuk hanya berakting sok tegar.
Sekretaris Han mengeluarkan sebuah kartu. “Ini kartu kredit tanpa batas, Anda bisa mengunakannya untuk membeli apa pun. Tapi saya sarankan bijaksana dalam menggunakannya, karena bisa saja nanti tuan muda akan meminta pertanggungjawaban Anda dan menanyakan uang yang sudah Anda pakai untuk apa.”
“Baiklah, terimakasih, saya akan memakainya dengan penuh syukur dan rasa terimakasih.” Daniah mengambil kartu itu dan meletakkannya di hadapannya. “Apakah saya bisa membeli rumah dengan kartu ini?”
“Saya sarankan Anda tidak melakukannya Nona.” Suara Sekretaris Han terdengar kembali tegas, lagi-lagi memberi peringatan. Jangan buat masalah.
“Haha, aku hanya bercanda Sekretaris Han.”
Han tersenyum kecut, tidak senang. Dia sebenarnya tidak terlalu suka dengan calon istri tuannya ini, dari awal sejak Saga membuat keputusan. Karena dia tahu alasan apa yang mendasari keputusannya memilih Daniah, wanita yang sama sekali bukan tipenya ini untuk menjadi istri. Hanya sebagai pelarian, hanya sebagai sarana balas dendam. Karena ia tahu, ialah yang paling direpotkan kalau kedepannya ada masalah yang timbul.
“Apa Anda sudah punya kekasih Sekretaris Han?” Daniah kembali menyeruput minumannya.
“Maaf Nona, saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang sifatnya pribadi kepada saya.”
“Kalau begitu apakah Anda mau menjadi kekasih saya?”
Wajah Sekretaris Han sudah merah padam. Ia mengepalkan tangan karena marah. Wanita di hadapannya ini sudah sangat lancang.
“Haha, saya hanya bercanda Sekretaris Han, jangan dibawa serius.” Tawa kecil masih ada di mulut Daniah saat ia menghabiskan kopinya.
Sekretaris Han mengatur nafasnya perlahan. Bagaimana ia bisa hampir saja termakan emosi oleh kata-kata wanita di depannya membuatnya kesal sendiri. Padahal, biasanya ia adalah orang yang sangat tidak mudah terpancing. Bisa dikatakan ia manusia tanpa ekspresi.
“Nona, kedepannya saya harap Anda berhati-hati dengan apa yang Anda katakan, terlebih ketika berada di lingkungan tuan muda. Bisa saja apa yang Anda anggap hanya bercanda akan ditafsirkan serius oleh tuan muda. Dan Anda sendirilah yang akan menanggung akibatnya. Sekali lagi saya mengatakan ini bukan karena saya perduli kepada Anda. Saya tidak perduli apakah Anda akan hidup atau mati setelah masuk ke dalam rumah Tuan Saga. Yang saya pentingkan hanyalah, semua yang ada di sekeliling Tuan Saga harus berjalan sebagaimana semestinya.”
Daniah menelan ludahnya. Hati kecilnya sudah menciut mendengar kalimat panjang itu. Itu adalah bukti, laki-laki di hadapannya ini sama sekali tidak perduli kepadanya. Hidup ataupun mati.
“Baik Sekretaris Han, terimakasih atas nasehatnya, saya akan lebih berhati-hati dengan apa yang akan saya ucapkan.”
“Kalau begitu sekarang saya akan pergi. Silahkan Anda pelajari dan hafalkan apa yang sudah saya tulis di lembaran itu. Untuk persiapan pernikahan akan ada utusan yang menjemput Anda nanti, untuk persiapan pakaian dan lainnya. Jadi saya harap Anda tidak melakukan aktifitas apa-apa dan hanya menunggu di rumah Anda.”
“Baik.”
Daniah berdiri ketika Sekretaris Han sudah mau beranjak.
“Terimakasih untuk semuanya.” Mereka saling menundukkan kepala.
Daniah terduduk kembali di kursinya. Menatap lembaran demi lembaran di tangannya, lalu beralih pada kartu tanpa batas di sampingnya. Tak terasa ada kristal bening yang tak bisa ia bendung jatuh. Ia sudah kehilangan arti kehidupan yang sesungguhnya mulai hari ini.
BERSAMBUNG..................