Halo selamat datang di novel ku. Novel ini mengandung bahasa Jawa ya gais semoga kalian menyukainya. Mari saling mendukung, jangan lupa mampir dan like, komen, subscribe ya😊thank you......
Seorang anak remaja bernama Kayshilla biasa dipanggil shilla. Mengagumi seorang lelaki sebaya nya namun harus berpisah karena ia pindah ke luar kota. Dan lelaki tersebut masuk ke pesantren, Shilla bertekad ingin melupakan sosok laki-laki itu sampai ketika ia dipertemukan dengan pria baru lulusan pondok pesantren. Awalnya ia kagum namun rasa kagum itu hilang karena satu sifat nya . Ditengah kekecewaan ia bertemu dengan laki-laki pertama yang ia kagumi, tak henti disitu Shilla dijodohkan oleh orang tua nya.
Akan kah Shilla menerima perjodohan tersebut atau ia akan memilih tetap sendiri sembari mengagumi seseorang atau ia menerima perjodohan dan mampu kah suaminya membuat dia bahagia yuk simak kelanjutan cerita Shilla di sini 😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tini Timmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 19 RESAH, CUSTOMER BARU
“Mbak kalau jalan hati-hati jangan melamun ini hampir saja menabrak saya” Tukas penyebrangan jalan yang hampir saja Shilla tabrak. Ia juga tak sadar jika menambah kecepatan laju kendaraan nya. Karena tiba-tiba perasaan nya tidak enak.
“Maaf ya Bu saya tidak bermaksud begitu, ini semua kelalaian saya maaf sekali lagi Bu saya akan bertanggung jawab apa Ibu ada yang terluka?”.
“Tidak ada lain kali hati-hati saja jangan melamun kamu masih muda loh”Nasehat nya lalu ia beranjak pergi meninggalkan Shilla yang masih syok.
Shilla menepikan motornya terlebih dahulu, mengatur nafas serta melafalkan istigfar beberapa kali agar hatinya tenang. Setelah merasa baik ia kembali melajukan motor, sampai di butik ia masih saja melamun. Bu Inas yang melihat itu lantas mendekatinya.
“Nduk kenapa tho kok melamun ada masalah atau apa yang menganjal hati Nduk?, coba cerita sama Ibu barangkali Ibu ada saran atau bisa mengurangi beban Nduk”Duduk disamping Shilla seraya mengusap punggung nya dengan lembut.
Shilla menghela nafas nya beberapa kali “Aku juga gak tau Bu kenapa perasaan nya gak enak, aku sampai telfon Ibu sama Ayah mereka gak ada apa-apa semua aman tapi hati aku gak tenang”.
Mengusap bahu Shilla “Mungkin hanya perasaan saja Nduk, yuk cari kesibukan aja biar Nduk gak kepikiran terus”Ajaknya, menggandeng tangan Shilla menuju Ruang disain. Bu imas mengajaknya banyak diskusi sehingga ia dapat melupakan keresahan dalam hatinya.
“Permisi Bu didepan ada customer yang ingin bertemu dengan mbak Shilla” Ujar salah satu karyawan butik.
“Oh baiklah saya kedepan ya, Ibu saya tinggal dulu”.
“ Iya Nduk sana layani customer nya, Ibu tak selesain ini”Jawab Bu Inas.
Shilla sedikit berlari kedepan ruangan ternyata ada beberapa anak remaja yang datang. Dengan senyuman ramah ia duduk berhadapan dengan mereka dan bertanya baju apa yang akan mereka cari.
“Begini atas kedatangan kami berempat kesini ingin menyewa make up serta baju untuk acara wisuda besok apa kah masih bisa Mbak?”Tanya salah satu dari mereka.
Shilla berfikir sejenak lalu mengulas senyum manis nya. “Boleh kami akan usahakan info jam nya saja ya serta tempat dimana make up nya diusahakan kalian dalam satu tempat agar pelayan kami bisa mudah untuk menyelesaikan make up nya apa kalian setuju?” Tanya Shilla dengan ramah.
Mereka beberapa saat berfikir dan berunding, akhirnya ia menyetujui usulan Shilla, setelah nya mereka pergi memilih baju didampingi oleh Shilla langsung serta mengukur tubuh mereka juga. Sesekali tertawa melihat kekocakan mereka berempat.
“Besok karyawan kami yang akan ke rumah Caca adalah Mbak Nayla dan mbak Raya jadi ditunggu ya besok pukul 6 pagi mereka sudah akan tiba di rumah kalian serta membawa 4 baju kebaya ini”.
“Siap Mbak kami akan berkumpul di pagi hari, terima kasih karena menyetujui permintaan kami yang serba dadakan ini” Titah Diya.
“Iya sama-sama semoga besok acara nya lancar ya dan untuk kalian kejar lah mimpi kalian dan capai lah, sukses untuk kalian”.
“Iya Mbak terima kasih do'anya tapi teman kami ini yang namanya Sisil gak tau deh mau lanjut atau mau nikah soalnya dia udah punya pacar santri juga biasanya cepat menikah”Timpal Caca seraya menyenggol siku Sisil.
“Eh eh apa sih kalian ini, aku masih mau jadi dokter loh gak mau nikah dulu meskipun pacar ku seorang santri gak pasti langsung dibawa ke jenjang serius”.
“Berarti tuh orang kagak jelas masa udah tau hukum nya pacaran tetap terobos aja sampai tembok pembatas temen kita ini roboh” Sahut Diya.
“Eh udah-udah kan gak semua santri begitu, ada juga yang tidak jadi jangan anggap semuanya itu benar dan tidak benar karena nyatanya sikap, perilaku itu sudah pasti berbeda”Jawab Shilla dengan senyuman manis.
Entah mengapa hanya beberapa saat ngobrol, Shilla bisa mengakrabkan diri dengan para remaja itu yang terpaut usia 2 tahun lebih muda dari nya. Sesekali juga ia gemas melihat tingkah laku mereka karena izin untuk berjalan-jalan dan melihat beberapa koleksi gaun pernikahan.
“Eh kak aku tuh pingin jadi model yang berhijab tapi tapi dizaman saat ini sedikit susah ya” Ujar Caca.
“Loh kata siapa susah semua ada proses nya kalau kamu mau daftar saja di S. L. A Intertaiment memang belum besar karena baru 1 bulan ini didirikan namun insya allah kamu akan di ajari serta fasilitas yang baik”.
“Jangan-jangan itu milik kak Shilla ya kan secara kak Shilla udah mendapat gelar the quen disain serta the quen model”.
“Eh Lu tau dari mana, kok diam bae kagak bilang ke gue”.
“Ya makanya otak Lu encer sedikit Diya biar gak ketinggalan berita, sama itu katanya kakak juga jago nulis novel yang beberapa sudah dibukukan”.
“Iya betul itu Ca, kamu seperti nya mengikuti alur hidup saya ya hehe”.
“ Asal kakak tau aku selalu hadir saat kakak menyelengarakan culture busana”.
Shilla terkekeh mendengarkan mereka bercerita satu sama lain padahal baru kenal sudah bisa seterbuka ini tidak heran jika persahabatan mereka berlangsung sudah sedari lama dan awet hingga sekarang karena mereka seasik dan sepeduli itu dengan sesama teman.
Setelah lama mengobrol mereka pamit pulang ia antarkan mereka sampai mobilnya meninggalkan butik dan Shilla kembali masuk kebutik merapikan baju pilihan mereka ke dalam gantungan baju yang ada plastiknya. Setelah itu ia memilih beberapa alat make up dan dimasukan ke koper serta ada naik art juga. Tak lupa ia raih beberapa buket bunga yang terbuat dari pita biasanya ia yang buat memang diperuntukkan khusus saat ada yang buking untuk wisuda.
Setelah siap ia menaruh nya ke perkumpulan orderan agar besok tidak ada yang tertinggal dan pelayan juga tidak bingung. “Udah selesai Nduk? Eh Nduk malam ini ke kajian Gus Adam gak katanya sih beliau membawa beberapa santri baru yang dicalonkan kan sebagai habib”.
Berfikir sejenak “Boleh Bu nanti aku ikut ya izin ke Ibu dulu hehe”.
“Iya Nduk nanti kita bareng aja soalnya lokasi gak jauh dari sini mulai nya pukul setengah 9 malam pas banget kan kita tutup butik pukul 8 malam”.
“Iya Bu, aku mau urus yang lain dulu ya soalnya ini udah mau malam juga, benar kata Bu Inas aku jadi lupa dengan rasa resah itu dan tak terasa waktu sudah malam”.
“Iya Nduk, Ibu juga mau urus pengiriman gaun yang mau dipakai besok sama customer”.
Mereka kembali mengerjakan pekerjaan masing-masing , tak terasa sudah waktunya menutup Butik. Shilla meregangkan otot-otot nya lalu beranjak dari duduk mematikan lampu ruang kerja nya lalu menyusul keluar bersama karyawan lain termasuk Bu Inas yang sudah menunggu nya diparkiran.
2 bunga untuk mu
2 iklan untukmu ka
1 iklan + 1 bunga