Gadis berusia 24 tahun seorang guru SD berparas cantik dan berpakaian tertutup, menemuka seorang gadis kecil yang tengah menangis.
"Mamah..!"
Mendengar dirinya di panggil Mama oleh gadis kecil yang tidak ia ketahui asalnya, shock.
Gadis kecil itu meminta dirinya untuk membawanya bersamanya. Padahal dari apa yang di gunakan anak itu tidak terlihat seperti anak terlantar. Siapakah anak itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah harapan
Di pagi yang sejuk itu, Beijing terhampar di hadapan Shaka seperti lukisan hidup yang tak pernah berhenti mengaguminya. Duduk nyaman mengemudi Mercedes hitamnya, melihat gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi di sepanjang jalan raya yang sibuk. Cahaya pagi memantul di kaca-kaca mobil dan menciptakan kilauan yang melengkapi ketenangan dalam kabinnya yang terisolasi dari kebisingan luar.
Namun, ketenangan itu hanyalah ilusi. Pikiran Shaka melayang jauh, terjerat dalam bayang-bayangan Khyra.
Gadis yang telah mencuri perhatian nya. Kini, sudah dia pastikan bahwa dia menyukai gadis itu. Momen tentang kelembutannya, dan kehangatan yang gadis itu berikan pada Lea, putrinya.
Di antara cakrawala kota yang berkembang dengan cepat, Shaka merenungkan betapa sulitnya untuk menghentikan pikiran yang selalu kembali kepada Khyra. Setiap kali dia menutup mata, wajah gadis itu muncul dengan senyum lembut, tetapi pagi ini gadis itu selalu mengalihkan pandanganya akibat kejadian semalam. Anehnya, tetap berhasil menggetarkan hatinya.
Tetapi, di balik rasa kagum itu, Shaka merasa terbebani oleh tanggung jawabnya sebagai Presiden Direktur. Kehidupannya dipenuhi dengan jadwal rapat, keputusan strategis, dan tekanan untuk mempertahankan reputasi perusahaan yang besar. Ada momen-momen di mana Shaka meragukan dirinya sendiri, apakah ada ruang bagi kehidupan pribadi di tengah-tengah kesibukannya yang menyita waktu dan energi.
Setelah dimana terjadi wanita yang disukainya menikah dengan orang lain, akibat kesibukan kerja yang selalu mengejarnya.
Dan lebihnya, apakah Khyra akan menerima hatinya? Apakah gadis itu akan memaafkannya? Shaka tidak yakin akan hal itu setelah mengingat kembali apa yang sudah ia lakukan pada Khyra, membuat gadis itu menangis sampai tubuhnya bergetar hebat.
Mobil terus melaju di tengah kemacetan pagi Beijing, meninggalkan jarak yang tak terhitung untuk menuju tempat tujuan.
Tiba-tiba Ponsel di balik jasnya, tepatnya di dalam saku berdering dengan pesan-pesan masuk dari kepala divisi dan direktur lainnya, padahal Shaka baru dua hari di Beijing, namun sudah banyak pekerjaan yang menyusulnya di Indonesia, perusahaan V'E.
Shaka enggan untuk mengalihkan fokusnya dari perasaan yang menghantuinya. Lagi-lagi ia ingin tahu apakah Khyra akan merasakan hal yang sama dengannya jika ia mengakuinya, entahlah, mungkin itu hanya khayalan belaka Shaka, seorang eksekutif yang terlalu sibuk.
Di tempat lain, dimana perusahaan yang akan Shaka tuju, sangat ramai dan menggemparkan, semua karyawan dan divisi membuat kelompok. Perkumpulan karyawan yang menceritakan tentang Shaka yang akan datang di perusahaannya. Mereka bergosip tentang Shaka Presdir muda dari Indonesia, seorang pemimpin yang karismatik dan berpengalaman, terkenal karena keberaniannya dalam menjelajahi pasar internasional untuk memasarkan perhiasan yang dihasilkan perusahaannya. Padahal perjalanan bisnis Shaka ini, bertujuan untuk menggantikan ayahnya saja.
Apa lagi Shaka datang sendiri tanpa pendamping, jika Presdir lain atau atasan lainnya, mungkin akan membawa pendamping. Tapi Shaka bisa menghandle semuanya sendiri.
Tidak di ragukan lagi, Shaka seorang profesional yang fasih dalam bahasa Mandarin dan memiliki pemahaman mendalam tentang pasar Asia.
Setibanya di perusahaan Mbeki Mining Comporation, Shaka disambut dengan hangat oleh tim lokal Mbeki Mining Corporation. Mereka mengatur pertemuan dengan peritel perhiasan terkemuka di Tiongkok, serta pameran internasional yang dihadiri oleh pengusaha dan kolektor perhiasan dari seluruh dunia. Shaka dengan percaya diri mempresentasikan koleksi perhiasan berlian dan emas terbaru yang dihasilkan oleh perusahaannya, setelah itu melanjutkan negosiasi dan memfasilitasi komunikasi lintas budaya yang diperlukan.
Selama kunjungannya, Shaka juga mengadakan pertemuan dengan para ahli gemologi dan perancang perhiasan di Beijing. Diskusi-diskusi ini tidak hanya memberinya wawasan tentang tren terbaru dalam industri perhiasan Asia, tetapi juga membantunya membangun jaringan yang kuat di antara pemain kunci dalam industri ini.
Di luar ruang pertemuan, Shaka dan Lin Ying Ceo MMC juga beberapa anggota lainnya, mereka menemani Shaka menjelajahi kota Beijing, menikmati kuliner lokal, meski Shaka tidak ikut menikmatinya. Dan mengunjungi situs-situs bersejarah yang kaya budaya. Interaksi Shaka dengan rekan-rekan bisnis lokal tidak hanya profesional tetapi juga penuh dengan kesan yang mendalam tentang kekayaan budaya dan kehidupan sehari-hari di Tiongkok.
Shaka merasa puas dengan hasil perjalanan bisnisnya. Dia berhasil menegaskan posisi V'E group di pasar perhiasan internasional, menandatangani beberapa kesepakatan yang menguntungkan, dan membuka pintu untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.
Ketika akhirnya, saatnya Shaka pulang ke tempat dimana ada dua orang yang menunggunya, entah mereka menunggu atau tidak, tapi Shaka sangat yakin Lea dan Khyra pasti menunggunya.
"Apa dia akan menunggu ku?" batin Shaka, membayangkan Khyra menunggunya di meja makan, di mana sudah tersedia hidangan makan malam.
Shaka tersenyum, membayangkan ketika ia sampai di Vila, sudah mendapati Khyra dan Lea, Khyra memberikan Shaka senyuman lembut dan manis, mempersilahkan dirinya menikmati makan malam dengan suara lembut khas Khyra.
"Apa yang kau harapkan?!" umpat Shaka pada dirinya, menyadarkan agar tidak terlalu jauh membayangkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Tapi, Shaka sangat mengharapkan hal itu terjadi. Lagi-lagi ia senyam-senyum dalam bayangannya sendiri. Dan tak sadar mobilnya sudah memasuki area Vila.
Dengan semangat dan percaya diri Shaka keluar dari garasi mobil, memperbaiki jasnya, kunci mobil di jari telunjuknya terputar seperti baling-baling. Shaka melangkah masuk ke dalam Vila. Dan perlahan membuka pintu.
"Gelap?" gumam Shaka setelah membuka pintu mendapati beberapa lampu mati. Oh.. Mungkinkah, lagi, Shaka terhanyut dalam bayangannya, ia berpikir mungkin ini rencana Khyra dan Lea, sengaja mematikan lampu untuk memberikannya kejutan, hadiah karena besok mereka akan ke Jingshang Park.
Namun, dua menit berlalu lampunya tak kunjung menyala. Shaka mengernyitkan alisnya, bertanya-tanya dalam pikirannya.
"Mungkin mereka menunggu di meja makan," gumam Shaka meyakinkan dirinya dan segera menyalakan lampu.
Shaka berjalan menuju ruang makan dengan penuh harapan sesuai dengan apa yang ia bayangkan. Apa lagi melihat ruang makan gelap. Kali ini Shaka tidak ingin menyalakan lampu, menunggu Khyra atau Lea saja yang menyalahkannya.
"Sudah lima menit, kenapa lampunya belum dinyalakan?" batin Shaka mulai khawatir.
Saat Shaka menyalakan lampu ruang makan, ia berdiri dengan tatapan kosong, tidak sesuai dengan harapannya, tidak ada hidangan makan malam, tidak ada kejutan seperti yang Shaka bayangkan. Semuanya, digantikan dengan rasa kecemasan karena Vila tiba-tiba gelap dan tidak ada Khyra dan Lea di lantai satu.
Shaka berjalan dengan cepat menaiki tangga satu persatu, rasa khawatir dan pikiran aneh menggelutinya. Khawatir musuhnya menculik Lea dan Khyra. Atau mereka pergi jalan-jalan namun tidak tahu arah pulang. Pikiran itu membuat rasa khawatir Shaka semakin menggebu. Ia menambah kecepatan langkahnya. Anehnya, tangga itu terasa semakin jauh.
"Aku harap kalian ada di atas.." batin Shaka penuh kecemasan.
jodoh, rezeki bahkan maut adalah rahasia ALLAH SWT.
Waullahu'alam bisawab./Pray/