NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Arisha Langsa

Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna

Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?

kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.

Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Dan di sinilah mereka,kedua orang tua Gerald dan Syifa,Oma Irma,Dewa sang sahabat sekaligus asisten pribadi Gerald, salah satu orang kepercayaan tuan Arkan, seorang penghulu yang di dampingi seseorang yang mungkin bisa di katakan asisten pejabat kantor urusan agama tersebut,serta beberapa dokter senior yang bertugas di rumah sakit tersebut yang di minta sebagai saksi.

Syifa masih tersedu-sedu dalam dekapan sang bunda, yang juga di dampingi oleh mam Rosella yang tampak begitu lembut mengusap punggung Syifa, sedangkan Oma Irma juga tak kalah prihatin melihat Syifa yang masih terus menangis, berbeda dengan Gerald yang justru terlihat begitu tenang dan tampak telah siap duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan penghulu dan dokter Alamsyah yang memang Ayah kandung dari Syifa.

" Bun... tolong bujuk ayah agar membatalkan ini Bun..Fa Belum siap menjadi seorang istri Bun,Fa ga mau..Fa masih mau menyelesaikan kuliah Fa Bun... please..." mohon Syifa begitu mengiba pada sang Bunda.

" Bunda ga bisa nak,kamu tau ayah dan juga ini memang keputusan terbaik sayang, Gerald yang meminta menikahi kamu,ini lebih baik dari pada kalian harus menjalin hubungan secara diam-diam" jawab sang bunda.

" Tapi kami ga ada hubungan apapun bunda..." jawab Syifa frustasi,ia bingung mengapa semuanya hanya percaya pada pengakuan Gerald dan tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan tentang hubungan mereka.

" Tidak akan mungkin sesuatu yang kalian lakukan akan terjadi jika diantara kalian tidak memiliki hubungan apapun Sayang" jawab bunda Almira masih berusaha untuk berbicara lembut, sesungguhnya dalam hati beliau juga masih sangat bingung harus percaya pada siapa,di lain sisi beliau kecewa,tapi di sisi lain beliau juga percaya pada sang putri yang tidak pernah bertindak mencurigakan sejak awal mereka pindah ke Jakarta.

" Tapi Syifa ga bohong Bun" jawab Syifa tetap kekeuh pada pengakuannya.

" Sayang..sudah ya nangisnya,benar atau tidak yang penting kalian menikah sekarang ya,mama bahagia banget kamu jadi menantu mama,apa kamu ga suka ya jadi menantu mama sayang?" ucap nyonya Rosella berusaha membujuk Syifa.

" Tapi Syifa belum siap menikah Tante" jawab Syifa lembut dengan suara serak nya.

" Menikah sekarang atau nanti itu sama saja sayang, apalagi kalian memang sudah saling mengenal sejak beberapa tahun lalu,ga akan untuk Kalian melakukan penyesuaian" bujuk nyonya Rosella meyakinkan sang calon menantu.

" Tapi Fa takut akan mengecewakan Tante,Fa belum bisa apapun" jawab Syifa seraya menunduk, jawaban Syifa membuat nyonya Rosella tersenyum.

" Memangnya kamu berfikir apa yang akan mama minta setelah kalian menikah? Tidak apapun sayang, cukup menjadi istri yang baik untuk putra mama, mencintai putra mama dengan sepenuh hati,tak akan pernah mengkhianati nya, cukup itu..hanya jika kalian tidak merasa keberatan mama hanya minta di bikinin cucu,itu saja.. anggap saja itu sebagai bonus kalian untuk wanita tua ini" jawab nyonya Rosella santai.

" Mbak..." ucap Bunda Almira seraya menatap geram sang sahabat, keadaan sedang panas-panasnya sahabatnya itu malah berbicara begitu frontal.

Mama Rosella hanya tersenyum menanggapi protes dari sahabat sekaligus calon besan nya itu, beliau percaya pada pengakuan Syifa,hanya saja beliau tak ingin mengatakan kebenaran nya yang mana putranya lah yang sangat menggilai Syifa, belaiu takut pernikahan itu akan di batalkan jika kedua orang tua Syifa mengetahui yang sebenarnya, namun beliau janji akan meminta sang putra untuk berkata jujur pada kedua orang tua Syifa setelah pernikahan nanti.

Di lain sudut...

Gerald tampak sudah sangat siap, entah sejak kapan ia bahkan terlihat sudah sangat rapi dengan kemeja putih yang dilengkapi jas berwarna hitam,di depannya juga sudah tampak sebuah kotak perhiasan berukuran sedang, mungkin Dewa yang dimintanya untuk menyiapkan semuanya.

" Bagaimana tuan.. apakah sudah bisa kita mulai?" tanya pria berbaju Koko putih, yang diyakini sebagai seorang penghulu.

" Sudah pak" jawab tuan Arkan cepat, sedangkan Gerald tampak mengangguk pasti.

" Tentang Mahar... apakah juga sudah dibicarakan dan sudah mendapatkan kepastian dari mempelai wanita?" tanya pria paruh baya itu lagi, bagaimana pun salah satu syarat sahnya sebuah pernikahan adalah Mahar..dan mahar yang di sediakan harus seperti apa yang sang mempelai wanita syarat kan.

" Sudah pak.." jawab tuan Arkan tenang dan di balas anggukan oleh sang penghulu.

" Syifa apa mahar yang kamu inginkan nak?" tanya tuan Arkan seraya menatap Syifa.

Pertanyaan bernada tegas tersebut membuat Syifa terkesiap,ia berusaha mengangkat wajahnya dan menatap seseorang yang mengajaknya bicara, sesaat Syifa tertegun dan akhirnya menatap pada sang bunda.

" Tanya pada Ayah nak" jawab bunda Almira lembut, belaiu tau sang ayah lah yang lebih berhak memutuskan tentang sang putri.

Membuat Syifa mengangguk paham dan mengarahkan pandangan nya pada sang ayah yang juga tengah menatapnya,sebuah tatapan kekecewaan tak dapat sang ayah sembunyikan.

" Ayah tidak ingin memutuskan Mahar untuk mu..itu adalah hak mu..maka putuskan lah sendiri, ayah hanya mengingatkan... sebaik-baiknya wanita adalah yang Mahar nya paling rendah..maka itu ayah yakin kamu cukup paham untuk menentukannya" ucap sang ayah pelan dan Syifa terdiam.

Hening tak ada yang bersuara, seakan semua sedang menunggu jawaban dari Syifa, hingga beberapa menit kemudian akhirnya Syifa mengangguk dan berdehem " Syifa minta..." ucap Syifa terlihat ragu.

" Minta apa sayang... katakan " tanya mama Rosella seakan tak sabar.

" Syifa... Syifa minta kak Gerald membacakan surat An-naba " jawab Syifa pasti tanpa ragu, membuat yang berada di ruangan itu terdiam tanpa kata, sedangkan nyonya Rosella terlihat mengerjap hingga beberapa kali.

" Rald.." ucap lirih Dewa bersamaan dengan sang mama,tak menjawab Gerald justru menatap lekat wajah Syifa sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya saat mendengar sang penghulu bertanya.

" Bagaimana tuan? " tanya sang penghulu.

" Saya minta waktu 10 menit" jawab Gerald santai, tatapan nya kembali tertuju pada Syifa dan ia tau apa yang sedang gadis cantik itu pikirkan.

" Bagaimana nona?" tanya sang Penghulu bertujuan pada Syifa dan di jawab anggukan oleh Syifa.

" Wa... tolong ambilkan laptop gue" perintah Gerald pada Dewa, yang langsung di angguki oleh sahabat sekaligus asisten pribadi nya tersebut.

Semuanya hanya diam, menatap Gerald yang terlihat sedang menatap fokus pada layar laptop nya, semuanya berdebar menunggu waktu yang Gerald minta, sedangkan Syifa memilih menunduk,dalam hati nya memohon agar Gerald merasa keberatan dengan permintaan nya, sehingga pernikahan itu di batalkan.

" Saya sudah siap..mari kita mulai" ucap Gerald dengan suara tegas, pernyataannya barusan membuat semua yang ada dalam ruangan itu terkesiap, terlebih Syifa,ia sampai mengerjakan matanya hingga beberapa kali, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, sedangkan yang lain mengucap syukur atas kesediaan Gerald.

" Baik..mari kita mulai,anda tuan muda silahkan jabat tangan ayah dari nona Nasyifa" ucap sang penghulu.

Dengan elegan Gerald menjabat tangan ayah Syifa dan menatap wajah pria paruh baya itu.

" Saya Nikahkan putri saya Nasyifa Zahira Jacob untuk Anda dengan Mahar lantunan surah An- Naba......." ucap tegas dokter Alamsyah.

" Saya Terima Nikah dan kawinnya putri bapak Nasyifa Zahira Jacob untuk saya dengan mahar tersebut...." jawab Gerald tenang dengan satu tarikan nafas.

" Bagaimana para saksi...Sah..?" tanya sang Penghulu.

" Sah.."

" Sah.."

" Sah.."

Kata Sah menggema memenuhi ruangan rawat inap VVIP tersebut, Syifa semakin erat merengkuh tubuh sang Bunda, tangis nya semakin pecah.

Di tempatnya duduk Gerald terlihat tenang,tak ada gurat penyesalan sedikitpun di wajahnya,tapi ia juga tak menunjukkan gurat kebahagiaan,tak ada yang tau entah apa yang tengah pria tampan itu rencanakan.

" Bro... kenapa dadakan gini? Gila Lo ya,gue sempet ga percaya tadi, yang lain udah pada tau?" tanya Dewa kepo.

" Lo ga perlu Kepo..kan udah gue bilang dia itu milik gue,maka selamanya akan jadi milik gue" jawab Gerald santai, membuat Dewa berdecak sebal.

" Terserah Lo" jawab Dewa dengan nada sebal.

Gerald hanya mengangguk,ia tak ingin perduli dengan respon Dewa yang menurutnya sangat berlebihan,ia yang menikah mengapa harus sang sahabat yang terlihat begitu was-was.

Di lain sisi Syifa masih berusaha menghapus air matanya dan menahan nya agar tak lagi keluar, bagaimanapun semua sudah terjadi,suka atau tidak ia sudah menjadi seorang istri,istri dari senior nya.. Gerald Alexander Lemos.

" Silahkan nona..tanda tangan beberapa berkah ini, untuk kita serahkan ke kantor" ucap pria yang datang bersama sang penghulu, yang tampak begitu sigap menyiapkan beberapa berkas dan meminta Syifa dan Gerald melakukan tanda tangan di beberapa tempat yang sudah di tentukan.

Seraya mengangguk dengan di bantu sang bunda dan mama mertua Syifa melangkah gontai menuju meja yang juga terdapat Gerald di sana, beberapa saksi sudah menandatangani berkas tersebut, tinggal giliran Syifa dan Gerard.

Syifa duduk tepat di salah satu kursi yang berada tepat di samping Gerald, membuat pria tampan itu sekilas melirik ke samping nya.

" Di salam dulu sayang.. suaminya" ucap bunda Almira lembut, membuat Syifa terkesiap dan terdiam kaku,namun beberapa detik kemudian ia sedikit memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Gerard, membuat Gerald melakukan hal yang sama.

" Assalamualaikum... istri ku" ucap Gerald santai dengan sedikit berbisik.

" WaalaikumSalam..."jawab Syifa lirih nyaris tak terdengar, tangan lembutnya meraih tangan kekar Gerald dan mengecupnya takzim yang di balas dengan kecupan dalam pada puncak kepala Syifa oleh Gerald,dan seterusnya tak lupa Gerald meletakkan telapak tangannya di atas puncak kepala Syifa seraya membaca Doa.

" Silahkan di pasang cin-cin kalau ada" ucap penghulu.

Dengan sigap Gerald meraih sebuah kotak perhiasan yang terletak di atas meja, membukanya hingga tampak satu set perhiasan yang bisa di yakini dengan harga fantastis.

Dan sepasang cin-cin pernikahan yang Gerald sematkan di jari manis Syifa, hal yang sama juga dilakukan oleh Syifa, ia juga menyematkan cincin pernikahan mereka di jari manis sebelah kanan milik Gerald.

Setelah selesai dengan semua nya, tak lupa sang penghulu memberikan beberapa nasehat yang menyangkut tentang hak dan kewajiban seorang suami serta hak dan kewajiban seorang istri, Syifa dan Gerald tampak menunduk seraya sesekali mengangguk paham dengan apa yang sedang di sampaikan oleh sang penghulu.

" Baiklah Tuan... karena semuanya sudah selesai maka saya izin undur diri" ucap sang penghulu sopan.

" Baik..kami sekeluarga mengucapkan terimakasih banyak atas kesediaan anda untuk memenuhi panggilan kami dan saya minta tolong agar di rahasiakan " ucap tuan Arkan ramah.

" Akan saya rahasiakan tuan,tidak mungkin saya menolak panggilan anda tuan,selain ini memang kewajiban saya dan saa juga ingin membalas kebaikan Anda pada kami dengan memberikan begitu banyak bantuan dalam setiap kegiatan yang kami selenggarakan " jawab penghulu tersebut.

" Saya tidak pernah mengharapkan imbalan atas apa yang telah saya berikan untuk siapapun tuan,saya ikhlas berbagi " jawab tuan Arkan penuh wibawa.

" Terimakasih banyak tuan, baiklah saya permisi.. Assalamualaikum.." ucap sang penghulu sopan seraya menjabat tangan tuan Arkan serta dokter Alamsyah, sebelum belaiu benar-benar melangkah meninggalkan ruangan tersebut.

" Silahkan tuan.. terimakasih banyak" jawab tuan Arkan bersamaan dengan sang besan.

Di dalam ruangan

" Rald..bawa istri kamu pulang nak, Syifa pasti capek dari tadi nangis terus" ucap mama Rosella lembut.

" Ia ma" jawab Gerald singkat.

Ia memerintahkan kepada Dewa untuk segera membereskan barang-barangnya yang masih berada di atas meja tempat ia letakkan semalam,dan dengan segera Dewa melakukan perintah sang bos,ia juga langsung membawanya keluar menuju mobil Gerald pastinya.

" Ayo.." ajak Gerald pada Syifa.

" Fa pulang ke rumah kita aja ya Bun" pinta Syifa pada sang Bunda.

" No...kamu itu sudah menikah dan sudah menjadi tanggung jawab suami kamu,maka wajib bagi kamu untuk ikut kemanapun suami kamu membawa mu " ucap Bunda Almira tegas.

" Tapi baju-baju Fa masih di Bun " alasan Syifa.

" Nanti akan di antar mang Udin,kamu tinggal bilang aja,mau di bawa semua atau sebagian aja" jawab bunda Almira tenang.

" Tapi Bun..." rengek Syifa manja

" No Syifa... ikut suami kamu pulang ke rumah nya" jawab bunda Almira lebih tegas lagi, membuat Syifa tak lagi bisa berkutik,ia menatap nyalang wajah tampan Gerald.

"/Pulang lah dengan suami kamu ya sayang..nanti mana nyusul" ucap nyonya Rosella lembut.

" Rald... ingat jangan bikin menantu mama nangis lagi ya" ucap sang mama galak

" HM.." jawab Gerald singkat.

Setelah meraih tas nya dan menyalami semua nya satu demi satu, akhirnya Syifa melangkah mengikuti Gerald meninggalkan ruangan tersebut,berjalan menuju parkiran, Syifa berjalan di belakang Gerald, sedangkan Gerald berjalan dengan langkah tegap nya serta memasang ekspresi wajah datar, kedua tangan nya ia masukkan kedalam saku celana nya, membuat keduanya menjadi pusat perhatian beberapa orang yang melihat mereka.

Dug...

" AW.." rintih Syifa yang merasa kening nya sedikit nyeri karena menabrak punggung seseorang, siapa lagi kalau bukan Gerald.

" Masuk" perintah Gerald pada Syifa saat keduanya sudah berada di depan sebuah mobil, tanpa menjawab Syifa langsung memasuki mobil tersebut.

" Mang ... antar ke mansion ya dan katakan pada bik Jah untuk mengantarkan nya ke kamar saya" perintah Gerald pada supir milik sang mama, yang tak lain adalah supir pribadi nya saat masih kecil.

" Baik Den" jawab sang supir patuh dan berlalu meninggalkan rumah sakit.

1
Linda Antikasari
Luar biasa
Salmi Ati
wah gerald junior otw, tpi blm ada resepsi
Salmi Ati
sepertinya taufik menyukai syifa bukan hnya sebagai adik tpi lebih.
Anonymous
k
Siti Naimah
jih..jahat banget Cindy.memaksakan kehendak
Elizabeth Zulfa
haaaaaaaahhhhh..... semoga aja tuh rencananya nenek peot Cindy gatot alias gagal total 😡😡
@ Mmh adil @
ko gak jd solat nya
@ Mmh adil @
wah ulah s cindy nih , untung Dewa sigap 👍
Mellya
Kecewa
@ Mmh adil @
hadeeh baru terurai si benang kusut , lega rasanya ,dari kemaren2 bacanya gedeg banget sama s gerald
@ Mmh adil @
jangan lama2 atuh salah pahamnya , buruan baikan 😆
@ Mmh adil @
jd kesel sama s geral , bukan atuh selidiki dulu
@ Mmh adil @
Dasar bocil bukan d tanya dulu baik2 , malah menafsirkan sendiri , hadeeh
@ Mmh adil @
waduh langsung d tembak aja
@ Mmh adil @
awas ada yg marah ntar
@ Mmh adil @
mampir thor
Elizabeth Zulfa
itu si Gerald liat syifa sholat gak ikutan sholat gitu... dan syifa juga gak ngingetin ya..
Muhammad Yamin
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/,,,dsar hyper posesif
Deasy Dahlan
visual gerald.. imut bgt..
Eni Yuniarsih
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!