Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Sepertinya kau lupa akan status yang aku miliki sekarang ini Maya.Tidak apa apa kalau kau lupa,aku akan dengan senang hati mengingatkanmu kembali.Aku bukan seorang wanita pelakor yang kerjanya menggoda dan merebut suami orang seperti yang kau katakan kepadaku barusan.Aku adalah istri dari mas Arkan,yang mas Arkan nikahi secara sah dalam hukum dan agama.Jadi,tidak ada salahnya bagiku untuk menolak mengembalikan mas Arkan kepadamu.Toh mas Arkan juga tidak mau kembali padamu." Ucap Agnia dengan berani.
Maya yang tidak bisa menerima kata kata dari Agnia, akhirnya segera menggunakan tangannya untuk mencengkeram erat kedua bahu Agnia, mengguncang tubuh Agnia dengan kasar,serta meminta Agnia untuk mengembalikan Arkan kepadanya.
Agnia yang merasa bahwa tindakan yang dilakukan oleh Maya kepadanya ini sudah tidak waras,berusaha untuk membebaskan diri dari cengkeraman tangan Maya di bahunya.Namun Agnia tidak bisa melakukannya karena Maya mencengkeram bahunya dengan sangat kuat dan itu terasa sangat menyakitkan.
"Lepaskan aku Maya!Apa kau sudah tidak waras?" Teriak Agnia sembari berusaha untuk membebaskan dirinya dari cengkeraman tangan Maya di bahunya.
"Iya,aku sudah tidak waras Agnia!Aku tidak waras gara gara kau!Kau tidak pantas hadir di tengah tengah kehidupanku dan juga mas Arkan.Kau harus mengembalikan mas Arkan kepadaku sekarang juga Agnia!Aku mau dia kembali,Apa kau dengar aku?" Jawab Maya dengan kasar.
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menyerahkan mas Arkan kepadamu Maya!Kau hanya bisa membuat hidup mas Arkan menderita!Dan perlu kau garisbawahi Maya,bukan aku yang membuat mas Arkan pergi jauh darimu,melainkan kau sendiri yang sudah menjauhkannya darimu." Ucap Agnia.
"Tidak!Kau bohong,bukan aku yang membuat mas Arkan jauh dariku tapi kau Agnia! Kaulah yang sudah merebutnya dariku." Tuduh Maya dengan nada tinggi.
Agnia tidak percaya, meskipun ia sudah mencoba untuk membuat Maya menyadari kesalahan yang sudah dibuatnya kepada Arkan,Maya masih tidak mau untuk mengakui kesalahannya itu dan tetap menyalahkan kesalahan yang sudah dibuatnya sendiri kepada orang lain.
"Terserah apa yang ingin kau katakan kepadaku Maya,aku sudah berusaha untuk mengingatkanmu akan kesalahan yang sudah kau lakukan kepada mas Arkan,namun kau masih tidak bisa menyadarinya.Tapi yang jelas keputusan ku masih tetap sama,aku tidak akan menyerahkan mas Arkan kepadamu." Tolak Agnia dengan tegas dan membuat Maya semakin marah kepadanya.
"Kau harus mengembalikan mas Arkan kepadaku,Agnia!Kau harus mengembalikan dia kepadaku!" Ucap Maya yang semakin mencengkeram erat kedua bahu Agnia dengan erat, mengguncang guncang tubuhnya dengan keras hingga membuat Agnia merasa sangat kesakitan.
"Arrgh...sakit,Maya!Lepaskan aku,kau menyakitiku." Teriak Agnia yang merasa kesakitan.
"Sakit kamu bilang?Ini masih belum ada apa apanya dengan rasa sakit yang kau berikan kepadaku karena merebut mas Arkan dariku,Agnia.Rasa sakit ku berkali kali lipat dari rasa sakit yang kau rasakan saat ini." Teriak Maya dengan keras.
"Kau benar benar sudah gila,Maya!Cepat lepaskan aku sekarang juga." Ucap Agnia dengan penuh penekanan.
"Hahaha.....Kau telah melakukan kesalahan karena sudah hadir di dalam kehidupanku dan juga mas Arkan,Agnia.Dan sekarang aku harus memberimu pelajaran setelah kau merebut suamiku dariku.Rasakan ini Agnia!" Ucap Maya yang tingkahnya seperti orang tidak waras.
Dengan penuh kebencian,Maya pun segera menyeret tubuh Agnia yang semula masih berdiri di ambang pintu rumahnya sampai ke ujung teras rumah Arkan yang berundak tinggi,dan siap untuk melempar tubuh Agnia ke bawah untuk jatuh ke undakan itu.
