Hancurnya Anak Pertama

...✧༺♥༻✧...

Iskandar menarik napas dalam-dalam. Ia mencoba untuk mengatasi kesedihan dan rasa bersalahnya. Dengan suara yang gemetar, ia mengatakan kata-kata yang sangat menyakitkan bagi RiRi.

Iskandar "Iya, RiRi… kita harus mengakhiri ini… Maaf… Tapi… kita akan bertemu lagi… mungkin… nanti… Maaf… kita harus mengakhiri kisah kita di sini…"

Kata-kata Iskandar seperti pisau yang menusuk hati RiRi. RiRi merasa terluka dan dikhianati. Air matanya mengalir deras. Ia menunjukkan kemarahan dan kekecewaannya kepada Iskandar.

RiRi "Kau… kau berjanji padaku! Kau tidak akan meninggalkanku!"

"Tapi kau memilih untuk berpisah sekarang! Kau janji akan membantuku untuk berubah! Tapi kenapa kau meninggalkan aku duluan?!"

RiRi menuangkan semua rasa sakit hatinya kepada Iskandar. Ia merasa terluka dan dikhianati oleh Iskandar.

Iskandar harus menghadapi kemarahan dan kekecewaan RiRi. Ia harus menjelaskan semuanya dengan jelas dan jujur.

Iskandar menunduk. Ia tidak bisa mengatakan apapun. Ia hanya bisa merasakan rasa bersalah yang mendalam. Ia tahu bahwa ia telah menyebabkan RiRi sangat terluka. Ia mencoba untuk menjelaskan semuanya dengan jujur.

Iskandar "RiRi… aku… aku tidak ingin meninggalkanmu… tapi… orang tuaku… mereka sudah memutuskan…"

" ini bukan kemauanku… aku juga tidak mau… tapi… aku tidak bisa menolaknya… ini kesempatan yang baik untuk masa depanku… aku…"

RiRi menangis semakin keras. Ia tidak mau mendengar penjelasan Iskandar. Baginya, penjelasan Iskandar tidak akan pernah bisa menutupi rasa sakit yang ia rasakan.

RiRi Menangis. "Jadi… semua janjimu… cuma omong kosong? Semua perhatianmu… cuma sandiwara? Kau… kau menipu aku!"

Iskandar mencoba untuk memegang tangan RiRi, namun RiRi menolaknya. Ia menarik tangannya dan menunduk lebih dalam. Ia merasa sangat bersalah dan terluka. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Konfrontasi antara Iskandar dan RiRi semakin intens. RiRi menunjukkan kemarahan dan kekecewaannya yang mendalam.

Iskandar merasa sangat bersalah dan terluka. Ia harus menemukan cara untuk menenangkan RiRi dan memperbaiki situasi.

Iskandar mencoba untuk menenangkan RiRi. Ia memegang tangan RiRi dengan lembut, meskipun RiRi masih menolaknya.

Iskandar "RiRi… maafkan aku… aku tahu ini sangat sulit untuk dipahami…"

"tapi… aku janji… aku akan tetap menghubungimu… aku akan selalu ada untukmu… meskipun aku jauh… aku tidak akan pernah lupa padamu…"

Iskandar mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Itu adalah sebuah kalung kecil yang berbentuk bintang.

Iskandar "Ini… untukmu… sebagai kenangan… simpanlah ini baik-baik… semoga ini bisa mengingatkanku… dan juga kamu… tentang kita…"

RiRi menatap kalung itu dengan tatapan yang kosong. Ia masih sangat terluka dan kecewa. Namun, ada sedikit keraguan di dalam hatinya. Ia masih mencintai Iskandar.

RiRi Menangis. "Aku… aku… tidak tahu…"

Iskandar menunjukkan penyesalan dan permohonan maafnya kepada RiRi. Ia memberikan RiRi kenangan sebagai tanda cinta dan perhatiannya.

RiRi masih sangat terluka, namun ada sedikit keraguan di dalam hatinya.

RiRi menatap kalung bintang di tangannya. Air matanya masih mengalir, namun intensitasnya sudah berkurang. Ia teringat akan kenangan manisnya bersama Iskandar.

Ia teringat akan janji-janji Iskandar yang telah terucap. Ia teringat akan cinta dan perhatian Iskandar. Perlahan-lahan, kemarahan dan kekecewaannya mulai melebur. Ia masih sangat sakit hati, namun ia juga tidak ingin kehilangan Iskandar.

RiRi mengangkat wajahnya dan menatap Iskandar dengan tatapan yang penuh arti.

RiRi Dengan suara yang gemetar. "Aku… aku menerima maafmu… tapi… janji… kau harus tetap menghubungiku… dan… kau harus menepati janjimu… untuk membantuku…"

Iskandar tersenyum lebar. Ia merasa lega dan bahagia. Ia memeluk RiRi dengan erat. RiRi membalas pelukan Iskandar. Mereka berpelukan lama sambil menangis bersama.

RiRi akhirnya memaafkan Iskandar. Mereka tetap saling mencintai dan menghargai.

Iskandar dan RiRi menunjukkan kekuatan cinta dan persahabatan mereka.

...✧༺♥༻✧...

Hari keberangkatan Iskandar tiba. Tanpa diketahui Iskandar, RiRi sudah menunggu di bandara sejak pagi. Ia dengan hati-hati menyiapkan sebuah hadiah untuk Iskandar, yaitu sebuah kain rajutan yang dibuatnya sendiri.

Saat Iskandar sedang melakukan check-in, RiRi tiba-tiba muncul di depannya. Ia dengan cepat melilitkan kain rajutan itu ke leher Iskandar.

RiRi "Ini… dariku"

Iskandar terkejut melihat RiRi ada di sana. Ia merasa terharu dan bahagia.

Iskandar "RiRi… kau… di sini?"

RiRi "Aku… akan menunggumu…

Iskandar memeluk RiRi dengan erat. Ia merasakan cinta dan dukungan RiRi yang sangat kuat. Ia memberikan semangat kepada RiRi.

Iskandar "Aku… akan kembali… mungkin… saat itu… aku sudah menjadi dokter…"

Perpisahan yang penuh harapan dan cinta antara Iskandar dan RiRi. RiRi menunjukkan kesetiaannya dan dukungannya kepada Iskandar.

RiRi menangis terisak-isak sambil memeluk Iskandar erat. Ia tidak mau melepaskan Iskandar. Ia tahu, ini mungkin perpisahan yang lama. Ia tahu, banyak hal yang bisa terjadi selama Iskandar jauh darinya. Namun, ia tetap memberikan dukungan dan harapan kepada Iskandar.

RiRi Menangis. "Aku… tahu…"

Iskandar melepas pelukan RiRi dengan hati yang berat. Ia menghapus air mata RiRi dengan lembut. Ia kemudian berjalan menuju eskalator. Ia terus menoleh ke belakang untuk melihat RiRi.

RiRi masih berdiri di tempatnya, menatap Iskandar dengan tatapan yang penuh cinta dan sedih. Semakin jauh Iskandar berjalan, semakin kecil wujudnya di mata RiRi. Namun, RiRi tetap berdiri di sana, menunggu Iskandar kembali.

Perpisahan yang mengharukan antara Iskandar dan RiRi. Mereka menunjukkan cinta dan kesetiaan mereka yang kuat.

RiRi menunjukkan kesetiaannya dan kesabarannya dalam menunggu Iskandar. RiRi kembali ke rumahnya. Suasana rumah terasa sunyi dan hampa. Ia mengunci setiap pintu dan jendela kamarnya.

Ia ingin merasakan rasa aman dan nyaman di dalam kamarnya. Ia kemudian mengambil kotak hadiah dari Iskandar dan membukanya perlahan-lahan. Di dalamnya, terdapat kalung bintang yang diberikan Iskandar dan sebuah surat.

Ia membaca surat itu dengan hati-hati. Surat itu penuh dengan kata-kata cinta dan dukungan dari Iskandar.

Setelah membaca surat itu, RiRi mengambil album foto dan melihat foto-foto bersama Iskandar. Ia tersenyum sedih sambil mengingat kenangan manis bersama Iskandar.

Ia merasakan cinta dan perhatian Iskandar yang sangat kuat. Ia mengingat janji Iskandar untuk tetap menghubunginya. Ia mengingat janji Iskandar untuk membantunya mengejar cita-citanya.

RiRi menunjukkan rasa rindu dan kesedihannya kepada Iskandar. Ia mengingat kenangan manis bersama Iskandar.

RiRi menunjukkan kekuatan dan kesabarannya dalam menghadapi situasi ini.

Hari-hari berlalu. RiRi mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa Iskandar. Ia fokus pada sekolahnya. Ia belajar dengan tekun dan gigih. Ia ingin menjadi penulis yang sukses seperti yang diharapkan Iskandar.

Ia menulis cerita dan puisi di waktu luangnya. Ia juga mengirim surat dan pesan kepada Iskandar. Ia berbagi cerita tentang kehidupannya kepada Iskandar. Ia juga meminta saran dan dukungan dari Iskandar.

Iskandar selalu membalas surat dan pesan RiRi. Ia memberikan dukungan dan semangat kepada RiRi. Ia bangga dengan kemajuan RiRi. Ia juga berbagi cerita tentang kehidupannya di luar negeri. Ia menceritakan tantangan dan kesenangannya dalam menjalani kuliah.

Meskipun jarak memisahkan mereka, hubungan RiRi dan Iskandar tetap kuat. Mereka saling mendukung dan menghargai. Mereka saling memberikan semangat dan harapan. Mereka saling mengingatkan akan janji-janji yang telah mereka ucapkan.

RiRi menunjukkan kekuatan dan kemandiriannya dalam menghadapi tantangan hidup. Ia mengejar cita-citanya dengan tekun.

RiRi dan Iskandar menunjukkan kesetiaan dan cinta mereka yang kuat meskipun jarak memisahkan mereka.

...✧༺♥༻✧...

...Bersambung…...