NovelToon NovelToon
ELLARA

ELLARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Teen School/College / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Ellara, gadis 17 tahun yang ceria dan penuh impian, hidup dalam keluarga yang retak. Perselingkuhan ayahnya seperti bom yang meledakkan kehidupan mereka. Ibunya, yang selama ini menjadi pendamping setia, terkena gangguan mental karena pengkhianatan sang suami bertahun tahun dan memerlukan perawatan.

Ellara merasa kesepian, sakit, dan kehilangan arah. Dia berubah menjadi gadis nakal, mencari perhatian dengan cara-cara tidak konvensional: membolos sekolah, berdebat dengan guru, dan melakukan aksi protes juga suka keluyuran balap liar. Namun, di balik kesan bebasnya, dia menyembunyikan luka yang terus membara.

Dia kuat, dia tegar, dia tidak punya beban sama sekali. itu yang orang pikirkan tentangnya. Namun tidak ada yang tahu luka Ellara sedalam apa, karena gadis cantik itu sangat pandai menyembunyikan luka.

Akankah Ellara menemukan kekuatan untuk menghadapi kenyataan? Akankah dia menemukan jalan keluar dari kesakitan dan kehilangan?

follow ig: h_berkarya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf, aku salah informasi

Sementara di rumah besar Copper, Mama Luna bersandar di tempat tidur, dengan senyum puas menghiasi wajahnya yang awet muda.

Dia menyimpan kembali ponselnya, setelah beberapa menit lalu habis berteleponan dengan seseorang.

“Aku harus bekerja dengan cepat dan tepat” ujar wanita itu, dia bangkit dan menghampiri meja rias. Memoleskan beberapa jenis scincare ke wajahnya, mama Luna sangat menjaga tampilannya agar tidak di depak sama suaminya.

“Aku harus keluar sekarang” gumamnya lagi dan lagi setelah selesai. Mengambil tas selempangnya, wanita itu buru buru menuruni anak tangga.

Di lantai bawah, dia berpapasan dengan Ellara, yang baru kali ini terlihat nongol di rumah.

“Masih ingat rumah?” suara Mama Luna nyaris tak terdengar, tapi Ellara masih mendengarnya. Gadis itu tersenyum tipis, memperhatikan penampilan Mama Luna yang terlihat cantik.

“Anda berharap saya tidak balik?” timpal Ellara.

“Mana ada, aku malah sangat merindukanmu beberapa hari ini, Ellara. Kamu kemana saja, bukan nge-jual diri kan?” nadanya memang terdengar lembut, tapi setiap kalimatnya membuat Ellara hampir saja emosi.

Sekuat tenaga gadis itu mengontrol diri, tersenyum kecut mendengar kalimat Mama Luna barusan.

“Anda tidak salah bicara? Bukankah harusnya nge-jual diri itu label yang sangat cocok untuk anda, nyonya Aluna Wisma?” tukas Ellara menekankan kalimatnya dengan nada rendah. Mama Luna membulatkan mata tak percaya.

Aluna Wisma? Tidak, selama ini tidak ada orang lain yang mengetahui nama itu. Tapi dia cepat cepat merubah mimik wajahnya.

“Ralat, Luna Diandra” sahut Mama Luna cepat, memperkenalkan namanya yang sekarang.

Ellara tersenyum sinis, menciptakan jarak pada wanita itu.

“Benarkah? Berarti aku salah mencari informasi. Nama, Aluna Wisma, wanita pelacur yang dulunya selalu merangkak dan menjajakkan dirinya ke pria hidung belang yang butuh belaian. Dan menjebak suami orang, mengaku hamil, aku rasa nama kalian mirip, maaf aku salah,” bisik Ellara dengan tampang rasa bersalah.

Setelah mengatakan itu, Ellara meninggalkan Mama Luna yang masih berdiri mematung di lantai bawah. Gadis itu berlalu menuju kamarnya.

. .

.

“Astaga, dari mana dia ketahui semua itu?” guman Mama Luna di landa kecemasan dan panik seketika. Jika tadi dia masih bisa mengontrol raut wajahnya di depan Ellara, kali ini perasaan itu tidak bisa dia sembunyikan lagi. Sungguh, hal ini sangat mengusiknya.

Cukup lama dia berdiam di ruang tamu, hingga dia sempat lupa jika hendak keluar menemui seseorang tadi. Melupakan segala pembicaraan Ellara tadi, kini Mama Luna menghampiri mobilnya dan pergi meninggalkan rumah.

Dia datang ke rumah sakit. Gegas wanita itu berjalan cepat, menemui dokter Elis di ruang pribadinya.

“Lun, apakah jadi?” tanya Dokter Elis was was.

“Tentu saja, keberadaanku dalam ancaman Lis, tolong sekarang percepat semuanya” Mama Luna mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam tasnya. Dokumen itu adalah surat persetujuan atas pemindahan pasien.

Entah sejak kapan, tapi yang jelas dalam surat itu ada tanda tangan papa Morgan.

“Luna, apa ini tidak terlalu berbahaya? Kamu mungkin tidak terancam, bagaimana denganku?” Dokter Elis tak tenang dari beberapa hari lalu. Bukan juga karir yang dia takutkan saat ini, tapi nyawanya. Ya, terlalu jauh dia ikut campur dalam hal ini, sudah sangat jauh.

Ada sedikit rasa menyesal, tapi apalah daya, dia sudah terlanjur masuk dalam lingkar hitam mama Luna.

“Bagaimana dengan suster itu, dia bisa di ajak kerjasama kan?” tanya Mama Luna lagi.

“Bukan dia, tapi suster lain. Suster Erma sudah di pindah tugaskan kemarin” jawab Dokter Elis. Mama Luna tersenyum tipis.

“Baiklah, aku menuju mobil dulu, kamu suruh suster itu lewat belakang!” titahnya kemudian keluar meninggalkan ruangan Dokter Elis.

Dokter Elis hanya iya iya saja, kemudian melakukan tugasnya.

...----------------...

Menghabiskan weekend dengan datang ke area balapan, Ellara tidak pernah menyangka akan berurusan panjang setelahnya.

Niat awal Ellara hendak bersenang senang dengan motor kesayangan dan segala aksi erotisnya di jalanan malam ini, nyatanya berakhir dengan sikap posesif seorang Gavin yang tidak mengizinkannya ikut balapan.

Kesal, iya Ellara sangat kesal malam ini. Merupakan pertama kali untuk gadis itu, tidak di biarkan balapan, padahal orang yang akan menjadi lawannya adalah orang yang cukup sepadan di jadikan lawan.

“Gavin, kenapa juga pria ini datang,” gerutu Ellara tak ada habisnya. Apalagi sekarang, Gavin yang menggantikan posisinya di atas motor, pria itu yang akan menggantikan Ellara.

“Kalau kalah nanti, dia sendiri yang bayar taruhannya, aku tidak mau rugi” tak hentinya gadis itu menggerutu.

Dia juga tidak melihat ke arah Gavin sama sekali, padahal pria itu sudah duduk dengan gaya coolnya di atas motor. Saat Ellara tengah berdiri di tengah banyaknya penonton, tiba tiba punggungnya di pukul seseorang dari belakang.

“Ella,” suara Ghea, dia berteriak heboh sendiri.

“Ck. Lucas, bawa pacarmu menjauh dari ku!” titah Ellara tak ingin mendengar kehebohan Ghea. Dia yang kesal akan semakin menjadi jika mendengar kebisingan dari suara cempreng Ghea.

“Jangan gitu, janji tidak akan heboh,” ujar Ghea kemudian menutup mulutnya rapat rapat.

“Wuahhhh, ternyata Gavin bisa balapan juga, nggak sia sia aku menyuruhnya datang kesini” teriak Ghea saat motor Gavin dan lawannya melesat begitu saja, hilang dari pandangan mereka.

Mendengar itu, Ellara menatap Ghea tajam, begitu pula dengan Lucas. Pria itu melihat ceweknya dengan rasa khawatir, takut kena amuk Ellara.

“Jadi kamu yang memberitahu dia kalau aku ada disini?” tanya Ellara dengan suara datar.

“Iya, eh—“ menyadari keceplosannya, Ghea menutup mulut dengar cepat, kemudian menyengir ke arah Ellara.

“Maaf Ella, soalnya dia ganggu aku sama Lucas terus, jadi aku memintanya datang ke sini saja”

“Gavin.. Gavin...” Suara teriakan Ghea yang di ikuti oleh beberapa penonton lainnya. Setelah sebelumnya mereka tidak tahu nama Gavin, kali ini mereka ikut ikutan meneriaki nama pria itu. Hingga dua motor itu sampai di finish dengan jarak yang berdekatan.

Gavin menang? Iya. Dia berjalan dengan wajah songongnya menghampiri Ellara.

“Aku menang kan?” ujarnya berbangga diri.

“Oh” sahut Ellara singkat, membuat Gavin mengeryit kening tak suka.

“Oh doang? Kamu nggak ngucapin selamat?” tanyanya sedikit memaksa.

“Elah, menang mah sudah biasa untuk dia, jadi biasa saja” bukan Ellara, tapi Ghea yang menimpali dengan nada suara mengejek. Lucas menarik pacarnya pergi dari sana, tersisa Ellara dan Gavin.

“Mana uangnya?” timpal Ellara.

“Bukannya masih sakit? Kenapa bisa bisanya datang kesini?” seketika, Gavin mengerti mengapa gadis itu jutek. Dia tersenyum tipis, nyaris tak terlihat.. “Aku nggak sakit” jawabnya cepat.

Dia memberikan uang hasil balapan itu pada Ellara, tapi Ellara memberikan pada Austin dan anggotanya sebagian.

“kamu marah?” masih nanya, padahal wajah Ellara menggambarkan bahwa gadis itu memang marah.

“Tentu saja, kamu tahu sudah berapa minggu aku nggak ikut balapan?” ujarnya dengan nada suara yang tinggi.

Gavin tak bergeming.

“Datang datang main ambil alih motor orang—“

Greppp

Tidak mau berlama lama mendengar gerutuan Ellara, Gavin menarik tubuh gadis itu dalam dekapannya.

“Aku akan menciummu di sini jika belum berhenti marah marahnya!” ujar Gavin terdengar sangat serius.

Mendengar itu, Ellara terdiam. Selain karena kaget di peluk, gadis itu juga tidak mau jika harus menanggung malu lantaran di cium di depan banyak orang seperti ini.

Melihat Ellara yang tidak lagi membuka suara, Gavin melepaskan pelukannya, menarik tangan gadis itu untuk ikut dengannya ke motor Ellara.

Pria itu meninggalkan mobilnya, mengambil alih motor Ellara malam ini. Dia memboncengi gadis itu pulang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
siti sopinah
sukaaaaa jalan ceritanya
💫0m@~ga0eL🔱
/Coffee/+5⭐ biar emosi reda /Smirk/
💫0m@~ga0eL🔱
baru baca udah bikin Oma naik darah /Joyful//Facepalm/
💫0m@~ga0eL🔱
karya nya bagus bikin emosi naik turun semangat author 💪
Anna🌻: makasih kak🥰🥰🥰
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
tarik dia, buka paksa bajunya ellara /Determined//Chuckle/
💫0m@~ga0eL🔱
semngat, hajar pelakor itu /Determined/
💫0m@~ga0eL🔱
asyik, ada pembalap cewek 🚴🚴🚴🚴🚴
Idahyanti Baco
lanjut dong
Anna🌻: oke, siapp
total 1 replies
Idahyanti Baco
bagus banget kok kurang peminatnya ya?
Anna🌻: makasih ya kak sudah baca, nantikan up selanjutnya ya
total 1 replies
Lulu💞
Bagus🥰🥰
siti sopinah
bagus banget jalan ceritanya
Anna🌻: makasih ya kak, nantikan terus ya🥰🥰
total 1 replies
cibyyy
jangan sampai salting juga thor😀
Anna🌻: setidaknya like
total 1 replies
ChaManda
maminya Gavin Hamidun kah???/CoolGuy/
IamEsthe
Lebih baik pakai garis panjang atas, dibandingkan garis panjang bawah.

"Kenapa diam? Anda sudah menyadarinya? Ya sudah, aku ke kam—"
IamEsthe: sama2 ya. ayo saling belajar bersama
Anna🌻: Noted, makasih koreksinya kak/Heart//Pray/
total 2 replies
IamEsthe
Terlalu panjang dialog tagnya, dibuat lebih ringkas dan epic agar pembaca suka dan tidak monoton
IamEsthe
Saran aja ya. Dialog tagnya terlalu panjang dan berbelit-belit, coba dipersingkat jadi lebih epic dan bagus.
IamEsthe
"Dia pulang," gumamnya pelan.

Koreksi sedikit ya.
ChaManda
lah kamu malah sibuk deketin si melon/CoolGuy/
ChaManda
kok aku nangis yaa/Frown/
ChaManda
cemburu, El?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!