Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~16
"Kakak ngapain di sini ?" Kaizar nampak terkejut saat tiba-tiba melihat kakaknya tersebut berada di pasar yang sama dengannya, bukankah pria itu harusnya ada di kantornya?
"Aku sedang ingin makan ikan, jadi aku ingin mengingatkan dia untuk membelinya." sahut Kendra beralasan.
"Kakak bisa hubungi aku jadi tidak perlu repot-repot datang kesini." tukas Kaizar menanggapi.
"Memang dia tahu ikan kesukaan ku ?" ucap Kendra seraya menatap ke arah Kirana.
"Tentu saja, ikan kakap kan pak ?" sahut Kirana tiba-tiba dan tentu saja itu membuat Kendra langsung mengernyitkan keningnya menatap wanita itu.
"Bagaimana kamu bisa tahu ikan kesukaan saya ?" tanyanya ingin tahu.
Kirana langsung menelan ludahnya, ia benar-benar keceplosan. "Da-dari bik Asih dan dia memberikan ku catatan yang harus ku beli termasuk ikan kesukaan bapak." terang Kirana seraya menujukkan catatan belanjaan di tangannya itu.
"Tapi kamu tidak tahu bagaimana cara memilih ikan yang bagus." sela Kendra, lantas pria itu menggulung lengan kemejanya sampai siku lalu mulai memilih ikan di hadapannya tersebut.
Sementara Kirana nampak terpaku menatapnya, rupanya pria itu tak pernah berubah tetap seperti suaminya yang dulu. Suami yang rela hidup kekurangan hanya demi dirinya, rela di usir oleh keluarganya karena lebih memilihnya dan itu membuat mata Kirana mulai berair.
Ia pikir setelah tak bersamanya pria itu akan berubah sesuai kodratnya yaitu terlahir dengan sendok emas, namun pria itu tetap sama tetap seperti Kendra yang ia kenal 5 tahun yang lalu.
"Bungkus pak !!" perintah Kendra kemudian setelah memilih beberapa ikan segar dan besar yang ingin di beli oleh pembantunya tersebut.
"Bawa sini biar aku yang bawa." ucap Kaizar saat Kirana baru selesai memasukkan beberapa bungkus ikan ke dalam kantung belanjaannya.
"Biar saya yang bawa." tiba-tiba Kendra mengambil kantong belanjaan tersebut lantas membawanya pergi dari sana.
Sementara Kirana dan Kaizar mau tak mau mengikuti pria itu di belakangnya, karena mereka sudah selesai berbelanja jadi langsung segera pulang.
"Apa kakak tidak pulang dulu untuk ganti baju ?" tanya Kaizar saat melihat kemeja sang kakak nampak terkena noda dan sudah tak rapi lagi.
"Tidak, aku akan ganti baju di kantor saja. Kalian cepatlah pulang saya tidak mau ikan-ikan saya rusak hanya karena terlambat sampai rumah." sahut Kendra seraya melirik ke arah Kirana, setelahnya pria itu segera masuk ke dalam mobilnya sendiri.
"Ayo Ira, jangan di ambil hati perkataan kakakku dia memang seperti itu." ajak Kaizar kemudian.
Beberapa saat kemudian Kendra telah sampai di kantornya dan rupanya sang kekasih telah menunggunya di sana.
"Astaga sayang, kamu kemana saja? kenapa jam segini baru datang ?" protes Alexa seraya menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul sebelas siang, sebelumnya mereka sepakat untuk pergi ke toko perhiasan setelah pria itu selesai meeting.
"Ponselmu juga sulit ku hubungi dan para rekan bisnismu juga sudah pulang karena kamu tak kunjung datang." imbuh Alexa lagi.
"Ada hal penting yang harus ku kerjakan." timpal Kendra beralasan seraya melangkah menuju ruangannya dan di ikuti oleh kekasihnya itu di belakangnya.
"Apa ada urusan yang lebih penting dari meeting dan mencari cincin pertunangan kita ?" protes Alexa lagi, hampir dua jam ia menunggu pria itu dan ia merasa lelah. Apalagi kekasihnya itu datang dengan penampilan yang berantakan dan sedikit bau ikan.
"Kenapa kamu bau ikan? jangan bilang kamu baru pulang dari pasar ?" imbuh Alexa lagi, meskipun itu tak mungkin juga. Lagipula untuk apa pria itu ke pasar, kurang kerjaan sekali.
"Aku capek Lexa dan tidak ingin ribut denganmu. Pertunangan kita masih beberapa hari lagi dan masih ada waktu untuk mencari cincin itu, jadi sekarang tolong pulanglah karena aku harus bekerja." tukas Kendra seraya membuka pintu untuk wanita itu.
"Kamu mengusirku ?" Alexa langsung mengerucutkan bibirnya.
"Badanku bau ikan, jika kamu tak mempermasalahkannya silakan tetap di sini." timpal Kendra dan tentu saja itu membuat Alexa langsung menggeleng cepat, sejak tadi ia sudah menahan muntah karena bau amis. Entah dari mana kekasihnya itu hingga tubuhnya menjadi kotor seperti itu.
"Baiklah, tapi berjanjilah besok kita akan pergi melihatnya." mohon Alexa dengan suara manjanya.
"Hm." Kendra mengangguk meyakinkan dan itu membuat Alexa kembali senang, setelah itu ia bergegas pergi dari sana dan Kendra langsung menutup pintunya dengan rapat.
Kemudian pria itu menghela napas panjangnya, ia masih tak mengerti dengan sikapnya sendiri yang bisa-bisanya mengorbankan meeting pentingnya hanya demi memastikan jika pembantunya itu tak berbuat macam-macam dengan sang adik.
"Ira, siapa kamu sebenarnya ?" gumamnya seraya menghempaskan bobot tubuhnya di atas sofa.
Harusnya ia langsung membersihkan dirinya lalu mengganti pakaiannya dengan yang baru, namun pria itu justru menikmati aroma ikan di kemejanya yang membuatnya kembali teringat pada masa lalunya beberapa tahun silam.
"Mas, maafkan aku ya. Kamu jadi susah begini gara-gara aku." ucap Kirana waktu itu sembari membersihkan seember penuh ikan.
"Aku tidak merasa susah selagi kita bersama-sama, aku janji akan segera mencari pekerjaan agar panti ini tetap bisa beroperasi dan setelah itu aku akan menikahimu." sahut Kendra menimpali sembari menatap gadis itu dengan penuh cinta.
"Meskipun tanpa restu kedua orang tuamu ?" tanya Kirana memastikan.
"Hm, tinggal di sini sudah menjadi keputusanku dan kita akan berjuang bersama-sama." tegas Kendra, sejak mengetahui hubungannya dengan Kirana sang gadis panti ibunya itu langsung murka.
Hingga membuat Kendra memilih keluar dari rumahnya dan tinggal di panti asuhan bersama gadis itu.
Mereka menjual berbagai masakan yang terbuat dari ikan demi pantinya agar tetap bisa beroperasional, karena ayahnya yang notabennya sebagai donatur utama langsung menghentikan sumbangannya karena tidak setuju dengan hubungan mereka.
Beberapa bulan setelahnya, saat sang ayah mulai terganggu kesehatannya kedua orang tuanya itu memintanya untuk pulang dan menyetujui pernikahan mereka dan tentu saja itu membuat keduanya merasa senang.
Begitu berat perjuangan cinta mereka dahulu, namun cinta itu pupus setelah sang istri menghianatinya. Masih teringat jelas di benak Kendra bagaimana wanita itu tidur seranjang dalam dekapan pria lain.
Logikanya benar-benar tak bisa bekerja dengan benar, ia kira cinta mereka akan abadi sampai maut memisahkan nyatanya godaan pria lain lebih menarik bagi wanita itu.
Mengingat masa lalunya itu Kendra nampak mengepalkan tangannya, matanya memerah penuh dengan kilatan amarah.
Kemudian pria itu segera beranjak untuk membersihkan dirinya, ia harus mengubur masa lalunya itu dalam-dalam dan akan fokus dengan masa depannya saat ini.
"Bersiaplah, sebentar lagi aku akan menjemputmu untuk mencari cincinnya !!" ucapnya saat menghubungi sang kekasih malam itu.
habiskannnnnnnn.....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣