Rinjani Nestia Dwilaga atau yang kerap disapa Jani karena kecerobohan dan keisengannya terjebak di satu kamar dengan seorang pria.
Charles Smith Willian yang diberi obat tidur oleh seseorang dibuat terkejut karena saat bangun ia berada satu ranjang dengan seorang gadis.
Ditangkap basah oleh kakak gadis itu dan disuruh menikah.
"Kalian harus menikah!!"
"Kami tidak melakukan apa-apa." Ucap keduanya.
Merasa terjabak dengan pernikahan ini mereka berdua membuat perjanjian. Setelah setahun pernikahan mereka akan bercerai.
" Jangan saling mencampuri urusan masing-masing!" ucap keduanya kompak
Akankan mereka benar akan bercerai?
Atau akankah timbul benih cinta pada keduanya.
Tolong baca setiap bab dan jangan lupa tinggalkan jejak, jangan tabung bab ya. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cintaku-Perjaka Tua 26
" Laaah, Om Charles tadi nggak jadi sarapan ya."
Jani bergumam pelan. Ia yang hendak berangkat ke kampus, akhirnya melipir dulu ke dapur. Mengingat suaminya tadi belum sempat menyentuh sarapannya karena terburu-buru, akhirnya Jani berinisiatif untuk membuat bekal makanan. Tapi ia jelas tidak bisa mengantarkannya sendiri. Sudah pukul 08.00, dan dia ada kelas pukul 09.00 nanti.
Terlebih kelas jam pertama adalah sang kakak sebagai dosennya. Bisa habis nanti Jani oleh sang kakak pertamanya jika dia telat. Radi, meskipun dia menjadi dosen untuk adiknya sendiri tapi dia tetap tidak memiliki toleransi sama sekali. Jika Jani telat maka dia tidak bisa masuk kelas, dan jika Jani tidak mengerjakan tugas maka nilai pun nol alias tidak keluar. Bisa-bisa dia akan mengulang mata kuliah yang diampu oleh kakak sulungnya itu.
" Gue punya kakak dosen ge percuma amat. Nggak bisa di nego dikit. Jangankan gue, orang mbak Hasna bininya aja kagak dapat tuh privilege dulu oas bimbingan skripsi. Oke beres. Tinggal pesen dua ojek online. Duh ribet deh, ntar pulang kampus ke rumah ambil motor lah."
Jani bermonolog sepanjang ia menyiapkan kotak makanan untuk Charles. Nasi, rawon beserta kelengkapannya itu di masukkan ke sebuah paper bag. Tak lupa Jani menuliskan sebuah pesan di sana.
Tak lama dua ojol datang, yang satu untuknya berangkat ke kampus fan yang satunya untuk mengantarkan makanan yang sudah siap tersebut.
" Bang, kasihkan langsung ke orangnya ya. Namanya Charles. Oke bang."
" Siap neng. Beres."
Masih dengan style fashion andalannya yakni celana cargo plus kemeja flanel, Jani menaiki motor tukang ojek online. Kedua motor tersebut meninggalkan kediaman Charles. Tapi ada yang aneh, terlihat seseorang di ujung gang mengamati Jani. Orang tersebut ikut pergi juga saat Jani pergi menuju kampus.
Di kampus Tari sudah harap-harap cemas. Jam menunjukkan pukul 08.45 dan Jani belum juga kelihatan. Sedari tadi gadis itu keluar masum kelas demi melihat sang sahabat. Tari juga mencoba menghubungi ponsel Jani tapi tidak diangkat. Tari tentu tahu bagaimana killer nya kakak Jani itu. Radian, profesor muda yang menjadi dosen mereka itu tidak diragukan ketampanannya. Akan tetapi kekilleran nya pun juga terkenal seantero Universitas Nusantara.
" Jan, lu dimana sih. Buset deh, kakak lo bentar lagi nyampe ini."
Tari sungguh tidak bisa berpikir sekarang. Kurang 5 menit lagi menuju Radi masuk kelas dan Jani juga belum kelihatan batang hidungnya.
" Ah au ah, gelap," ucap Tari pasrah dan kemudian masuk ke kelas. Tampaknya Jani kali ini bakalan kena semprot lagi oleh sang dosen sekaligus sang kakak.
Tap tap tap
Suara sepatu pantofel beradu dengan lantai terdengar begitu jelas mulai mendekati ruang kelas. Semua mahasiswa di kelas itu diam, tak ada sedikitpun yang membuat suara. Namun tak berselang lama terdengar langkah kaki yang lebih cepat dari yang pertama.
" Yeay, pas, nggak telat. Hosh ... Hosh ... Hosh ... Se la mat pa gi Pak Ra di. He he he."
Radi menggelengkan kepalanya melihat sang adik yang datang sambil berlari. Jelas terlihat nafas Jani yang tengah-tengah itu.
" Kamu beruntung kali ini. Masuk!"
Jani hanya nyengir kuda, memperlihatkan deretan giginya saat Radi berkata seperti itu. Ia melenggang masuk ke dalam kelas dan duduk di sebelah Tari. Tari tersenyum sambil berkata tanpa suara dan hanya dengan gerakan bibir, " Selamet lo kali ini."
🍀🍀🍀
William Diamond tampak ramai kali ini. Dikarenakan keputusan Charles untuk tetap me-launching produk yang sudah dijiplak oleh RBJ. Meskipun sebagian tidak setuju tapi keputusan pimpinan adalah mutlak adanya.
Kali ini mereka menyiapkan sebaik mungkin. Dari acara, lokasi, bahkan jawaban pertanyaan yang akan muncul pun sudah mereka siapkan. Semua harus tertata dan terlaksana dengan sangat baik.
" Pak, bisa saya mau mengantarkan paket untuk Pak Charles."
Seorang tukang ojek online datang ke William Diamond dan mengatakan tujuannya pada seorang security.
" Oh, titipkan pada saya saja mas."
" Waduh, maap pak. Bukannya saya lancang, tapi saya harus ketemu langsung. Soalnya ini amanah."
Security tersebut hanya bisa pasrah dengan jawaban tukang ojek tersebut. Ia pun mengantarkannya menuju ruangan Charles.
Sesampainya di depan ruangan Charles, security tersebut sedikit takut. Pasalnya ia juga tahu bahwa penduduk kantor tersebut sedang sibuk. Kabar penjiplakan RBJ tentu sudah menyebar ke seluruh karyawan.
" Ini ruangannya pak satpam? Saya langsung masuk aja ya. Permisi, saya mencari Pak Charles. Ada kiriman."
Benzo, Cilla, dan Charles sendiri langsung menoleh ke sumber suara. Alis mereka berkerut saat melihat tukang ojek online tersebut masuk ke dalam ruangan.
" Saya Charles, ada apa ya?"
" Aah Pak Charles, ini ada kiriman dari istrinya."
Charles membulatkan matanya, pun dengan Cilla dan Benzo. Tapi bukan hanya mereka bertiga, beberapa karyawan dan security yang tadi mengantar tukang ojek itu pun tersebut.
" Istri? Memangnya bos udah nikah?"
" Laah emang nikahnya kapan?"
" Sejak kapan emang bos punya istri."
Sudahlah, pertanyaan demi pertanyaan meluncur dari bibir para karyawan yang mendengar ucapan tukan ojek tersebut. Dengan gerakan yang cepat, Charles langsung menerima paper bag yang diulurkan kepadanya. Ia melihat sepintas isi di dalam paper bag tersebut. Senyum Charles mengembang mendapati apa isinya.
" Makan siang, woaaah nggak sangka dia perhatian juga."
Kini mereka yang terkejut melihat ekspresi Charles. Mereka pikir Charles akan marah karena kesibukannya terganggu tapi tidak. Senyum begitu merekah dari bibir pria berusia 33 tahun tersebut.
" Rupanya punya istri bisa mengubah banyak hal ya Chil."
" Iya Bang Ben. Tapi bagus lah, ku pikir Jani memang pilihan tepat untuk Bang Charles ketimbang si model itu."
Benzo terkekeh geli. Ia tentu tahu bagaimana adik bosnya itu sangat todak suka dengan Agatha. Ia yakin Cilla mengetahui hal buruk yang Agatha lakukan di balik profesinya sebagai model. Jika tidak, tidaklah mungkin Cilla sebegitu tidak menyukai Agatha.
Tapi satu hal yang Benzo kagumi dari Cilla, dia tidak mengatakan langsung kepada Charles. Cilla membiarkan Charles mengetahui sendiri perbuatan Agatha termasuk wanita itu yang main belakang dengan pria lain.
" Baiklah, semua istirahat dulu. Jadi laper. Makan aja lah."
Charles meminta semuanya untuk istirahat. Dia yang melihat box makan kiriman Jani jadi tidak sabar untuk makan.
TBC
Hay teman-teman, alhamdulillah retensi sudah keluar dan bagus. Jadi aku akan up 3 bab hari ini. Tapi jangan kendor ya, terus berikan dukungan kalian buat ku. Silent readers, please jangan lupa like nya.
Oke deeh, selamat membaca. Jangan lupa mlipir ke tempat yang baru. Ssttt, itu kisah anak ayah rama dan mom sita lho 🤭.
