seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 : Liburan (1)
Sarah “kak kapan kita berangkat liburan ke desa. kan papa sama ibu sudah mengizinkan, apa kakak tidak rindu sama kak danu”
Sari “sabar loh dik, besok kita berangkat, ini kakak mau telpon pak soleh disana, kamu beresin saja pakaian kamu, kalau bisa sekalian hehehe”
Sarah “enak saja kakak, beresin sendiri lah, oh iya kak, siapa saja yang ikut”
Sari “iya, iya, kan cuma bercanda loh, paling kita bertiga saja”
Sarah “yah kemarin janjinya teman kak mawar mau ikut”
Sari “kalau itu kurang tau sih kakak, katanya mereka gak jadi ikut karena orang tua mereka mengajak mereka ke luar negeri”
Sarah “oh, gitu ya kak”
Sari “ya sudah, kakak mau telpon pak soleh ini”
Sarah “iya kakak bawel”
sari menelepon pak soleh yang berada di desa untuk mengabari kalau besok dia teman-temannya berangkat dari kota mau ke desa”
Sari “assalamualaikum”
Pak Soleh “waalaikumsalam, apa kabar neng dari, ada apa neng sari telpon bapak, mau titip dalam sama danu ya, lagi kangen ini nampaknya”
Sari “hehehe, kalau kangen ya pasti lah pak, oh iya pak sari mau ngabari ke bapak, kalau besok sari sama sarah dan satu teman sari mau ke desa pak, selama liburan kami di sana”
Pak Soleh “oh, iya sudah neng, biar rumah pak soleh kabari danu, dan sekalian beresin rumah neng yang baru, buat nginap neng”
Sari “iya pak, makasih ya pak”
Pak Soleh “sama-sama neng, titip salam sama pak abizar sama ibu ayu juga ya neng”
Sari “iya pak, sekalian saya titip salam sama dnu ya pak”
Pak Soleh “iya neng, assalamualaikum”
Sari “waalaikumsalam”
Ayu “hati-hati kalian”
Sari “iya bu”
Abizar “rencana papa, lusa papa sama mama menyusul kalian ke desa,sekalian papa mau ziarah,
Sarah “asyik, papa juga ikut”
Sari “ya sudah kami berangkat ya pa, bu”
Mawar “om, tante kami berangkat”
abiza “iya hati-hati kalian”
Sari, sarah dan mawar bergegas berangkat ke desa, perjalanan merek kedesa berjalan dengan aman dan menyenangkan, besok paginya mereka sudah sampai di desa
Pak Manto “neng sebentar lagi kita sampai”
Sari “iya pak, sarah bangun bentar lagi kita sampai”
Mawar “sari, indah banget pemandangannya, pak boleh buka jendelanya”
Pak Manto “boleh neng”
Sari “kita buka jendela aja pak, matikan ac mobilnya”
Pak Manto “baik neng”
Sarah “segar kali udaranya kak, sudah lama gak merasakan udara seperti ini”
Mawar “iya sarah, aku juga sudah lama gak merasakan udara sesegar ini”
sari terus menelpon pak soleh, memberitahukan kalau mereka sudah mau sampai
Sari “assalamualaikum, pak soleh, kamu sudah mau sampai”
Pak Soleh “waalaikumsalam, oh iya neng, bapak segera kerumah nunggu neng sari sama neng sarah”
Sari “makasih pak, assalamualaikum”
Pak Soleh “waalaikumsalam”
akhirnya mereka sampai juga dirumah sari dulu yang sudah di renovasi menjadi besar hampir seperti villa
Pak Soleh “sehat neng sari, ayo masuk, biar kopernya bapak bawa”
Sari “ sehat pak, tidak usah pak, biar kami saja sendiri”
Pak Soleh “baik neng”
Sari “ini rumah kami dulu ya pak, kok jadi besar kayak gini pak”
Pak Soleh “yah kan papa neng yang renovasi”
Sari “saya pikir cuma renovasi biasa saja pak, eh rupanya di buat seperti villa”
Pak Soleh “iya neng, itu maunya papa neng”
Sarah “sudah lah bicaranya pak, kita masuk yuk”
Pak Soleh “iya neng, oh iya ini siapa neng”
Sari “oh, ini teman saya pak, namanya mawar”
Pak Soleh “oh neng mawar, masuk neng”
Mawar “iya pak. terimakasih”
mereka masuk dan diarahkan ke kamar masing-masing, tetapi mawar tidak mau kamarnya sendiri-sendiri,
Mawar “pak, kamar saya sama saja dengan sari pak, masih takut kalau sendiri pak”
Pak Soleh “oh, ya sudah neng nanti kita pindah kamarnya, di kamar utama saja neng karena tempat tidurnya besar, kalau buat bertiga bisa kok neng”
Sarah “benar juga tuh pak, ya sudah kita satu kamar saja kak”
Sari “kalau papa sama ibu kemari mereka tidur dimana”
Sarah “sudah gampang itu, biar papa sama mama tidur dikamar yang kosong dong kak, gitu saja kok repot”
Sari “ memang lah kamu dik, ya sudah kita bergegas beres-beres”
Pak Soleh “oh, iya neng, bapak mau tanya ini, jadi bapak sama ibu mau kemari juga ya neng”
Sari “iya pak, katanya besok mereka berangkat dari kota pak”
Pak Soleh “oh ya sudah, kalau begitu biar saya persiapkan semuanya neng, oh iya neng nanti kalau sudah siap berbenahnya, kalian langsung ke rumah bapak saja, ibu sudah siapin makanan buat kalian, neng sari masih ingat kan rumah bapak”
Sari “masih kok pak, oh, iya pak danu kemana pak, kok saya lihat dari tadi tidak nampak pak”
Sarah “ada yang kangen ini”
Sari “hus diam kamu”
Pak Soleh “oh, danu sudah ke ladang, ya sudah sehabis makan kalian ke ladang saja, sekalian antar nasi buat danu, memang biasanya dia pulang kalau istirahat, lalu balik lagi ke ladang”
mawar dan sarah sudah berbenah barang-barang mereka,
Sarah “kak sudah kapan siapnya kalo kakak bicara terus sama pak soleh, beresin itu barang-barang kamu kak, masalah kak danu nanti di ladang kan bisa jumpa langsung”
Sari “iya bawel, ya sudah pak saya mau beres-beres dulu ya pak, makasih ya pak sudah merepotkan bapak”
Pak Soleh “iya sama-sama neng, bapak pulang dulu ya neng, sekalian kabari ibu untuk menyiapkan makanan”
Sari “iya pak”
setelah mereka selesai, mereka segera ke rumah pak soleh bersama pak manto, sebelum pak manto pulang, karena pak manto juga ada acara dengan keluarganya, sebenarnya pak manto dan keluarganya sudah diajak sari untuk menginap, tetapi pak manto tidak mau.
Sari “Pak, ayo kita makan dulu, sebelum bapak berangkat lagi, atau mau istirahat dulu”
Pak Manto “iya neng, tak usah istirahat neng, sehabis makan langsung pulang saja bapak neng, karena sudah ditunggu keluarga neng, tidak enak nanti”
Sari “ya sudah kalau begitu pak, tapi nanti bawanya hati-hati ya pak,
Pak Manto “iya neg, kan tadi malam juga sudah istirahat neng walau cuma di rest area”
Sari “ok pak, ayo kita makan dulu pak”
mereka berempat berjalan menuju rumah pak soleh, sesampainya di rumahnya pak soleh mereka sudah disambut dengan makanan yang sudah dihidangkan”
Sarah “assalamualaikum”
Pas Soleh “waalaikumsalam, masuk neng”
Sarah “iya pak,
mereka segera masuk dan langsung duduk lesehan di bawah,
Istri Pak Soleh “apa kabar neng sari, sudah lama gak jumpa, makin cantik aja neng sari”
Sari “baik buk, ah, ibu bisa saja, sari mah gak berubah bu, masih seperti dulu”
Sarah “berubah lah, dulu jelek sekarang cantik, bercanda loh kak”
Pak Soleh “sudah-sudah, kita makan dulu, bercandanya nanti saja”
Sarah, Sari dan Mawar “iya pak”
setelah mereka selesai makan mereka berbincang dan bercanda sebentar, lalu mereka membantu istrinya pak soleh membersihkan piring-piring dan lainnya, sedangkan pak manto berpamitan untuk pulang, sari, sarah dan mawar menungu makanan yang akan dibawa ke ladang.
Istri Pak Soleh “neng ini makanan yang mau di bawa ke ladang buat danu”
Sari “makasih bu, kami berangkat ke ladang dulu ya bu”
Istri Pak Soleh “iya neng hati-hati”
mereka bertiga berjalan menuju ladangnya danu,
Mawar “sar, seru juga kalau tinggal disini, kayaknya kalau tinggal disini tenang banget”
Sarah “iya kak, memang rencana sarah kalau liburan selalu kemari biar tidak penat, pas juga sama fakultas sarah, terus kalau untuk sastra juga harus cari tempat yang tenang kan kak, biar dapat inspirasi”
Mawar “iya sarah, jadi kalau liburan bolehkah kakak ikut”
Sarah “boleh kali lah”
Mawar “bagaimana menurut kamu sar”
Sarah “kalau kak sari jangan di tanya lah, dia pasti setuju, apa lagi ayang nya disini, entar kak mawar lihat kak danu”
Sari “sudah-sudah, iya kak mawar boleh, kalau kak mawar mau sih”
Mawar “ya mau lah”
danu sudah duduk di bale-bale menunggu sari, sarah dan mawar,
Danu “sudah sampai, duduk lah sari, sarah dan mawar”
mawar terkejut danu sudah kenal dia, padahal mawar baru pertama kali ke desa ini, dan danu baru melihatnya.
Mawar “(berbisik) sarah itu yang namanya danu ya, kok dia tau nama aku sih dek”
Danu “tidak perlu bisik-bisik, kenalkan nama saya danu”
Mawar “iya, nama saya mawar”
Danu “apa kabar kamu sari, apa rindu kamu masih hari kemarin, kan aku sudah disini”
Sari “iya, sudah tidak, aku sudah senang melihat kamu sehat dan”
Danu “iya sar, gimana kuliah kamu”
Sari “baik-baik saja dan, kuliah aku lancar”
Danu “bagus lah kalau begitu, oh iya mana kok gak ditawarin makanan yang kamu bawa, mau aku kelaparan ya, hehehe”
Sari “eh, iya lupa dan”
Danu “makanya jangan lihat aku terus, nanti terbawa mimpi, hehehe”
Sari “ah kamu ini danu, jadi malu aku, ada sarah dan kak mawar ini”
Sarah “sudah kak, tidak apa-apa kami jadi penjaga disini”
mawar hanya diam, sambil memperhatikan danu, walau curi-curi pandang dari danu, danu sudah tahu, tetapi danu hanya diam saja, takut nanti mawar malu, jika danu berbicara kalau mawar lagi curi-curi pandang.
Sari “gimana ladang kamu dan, kamu lagi nanam apa”
Dani “yah, seperti biasa lah sar, aku lagi menanam cabe sama tomat sar, oh iya sar kalian disini berapa hari”
Sari “paling satu minggu dan”
Danu “oh, rencana mau kemana saja sar”
Sari “aku juga belum tau dan”
Sarah “kalau kak sari mah ke ladang saja sudah senang kak, kalau kak danu ada”
Danu “hehehe, kamu sarah, masak kalian dari kota cuma mau nemenin aku di ladang ja”
Sarah “kalau sarah mana mau kak, kalau kemping di hutan gimana kak”
Danu “boleh juga”
Mawar “tapi kan kita tidak bawa alat-alatnya sarah”
Sarah “aman itu kak, nanti sarah telpon papa, biar bawakan, gimana kak sari”
Sari “kamu ini lah sarah, terserah kamu aja deh”
Sarah “ok”
Danu “oh iya memang pak abizar sama ibu ayu mau ke desa juga ya sar”
Sari “iya dan, rencana papa dan ibu besok mereka berangkat, katanya sekalian ziarah ke makam ayah kamu dan”
Danu “oh, ya sudah, jadi gimana jadi main ke hutannya”
Sari “kita pamit dulu nanti sama ibu dan papa dan”
sarah menelpon papanya untuk membawakan peralatan untuk berkemah di hutan, awalnya pak abizar tidak mengizinkan, tapi karena di paksa dengan sarah, dan yang membawa danu, jadi pak abizar mengizinkan,
Abizar “iya, iya tapi sarah telpon mama juga, permisi sama mama”
Sarah “iya pa, tapi bawakan ya”
Abizar “iya, iya, ya sudah papa masih di kantor ini, masih ada kerjaan”
Sarah “ok pa, assalamualaikum”
Abizar “hati-hati kalian disana, papa titip salam dengan danu, waalaikumsalam”
sarah menutup teleponnya dan langsung bicara dengan sari
Sarah “ok kak, sudah sarah bilang ke papa, papa izinkan, tinggal ke ibu, tapi ibu kakak yang permisikan ya”
Sari “hmmm, kamu lah sarah, kalau yang sulit kamu kasih kakak”
Sarah “iya-iya lah wek”
Danu “habis ini kalian mau kemana lagi, apa mau nungguin aku ngeladang, oh iya, mawar kok diam saja sih”
Mawar “eh iya, maaf dan, gak tau mau apa yang dibicarakan”
Sarah “habis ini ke sungai aja gimana kak”
Danu “emang ada bawa baju ganti kamu”
Sarah “kalau sarah mah bawa kak, tapi kalau kak sari dan kak mawar, gak tau”
Mawar “yah mana tau kakak, kalau mau ke sungai sarah, kamu juga tadi gak bilang, kalau tau kakak mau juga lah”
Sari “ya sudah biar aku yang balik ke desa buat ambil baju ganti, biar kalian duluan saja”
Sarah “ide bagus tu, ayo kak kita langsung ke sungai”
Danu, sarah dan Mawar menuju sungai sedangkan sari kembali ke rumah untuk mengambil pakaian ganti.
Danu “mawar kamu kok gak mandi”
Mawar “nanti saja dan, menunggu sari, kamu kok gak mandi juga”
Danu “hmmm aku kan cuma nemani kalian saja”
Sarah “ayo kak mawar, segar kali air nya”
Danu “jangan terlalu jauh sarah”
Sarah “iya kak”
hampir tiga puluh menit, akhirnya sarah datang sekalian membawa cemilan dari istrinya pak soleh
Sari “eh kak mawar kok gak mandi”
Mawar “aku kan nunggu kamu sar”
Sari “oh, ya sudah, ayo kita mandi, kamu gak mandi”
Danu “gak sar”
lumayan lama mereka bersenang-senang mandi, danu memanggil sari
Danu “sari sudah di airnya, makan sulu ini cemilan dari istri pak soleh”
Sari “iya, ayo naik, kita makan cemilan dari istrinya pak soleh”
Mawar “ayo, aku juga kedinginan ini”
mereka bertiga naik duduk di bawah pohon beringin, sambil memakan cemilan yang dibawa oleh sari tadi,
Sari “dan kamu nanti malam tidur di mana dan”
Danu “yah tidur di rumah aku sar, tidak mungkin aku tidur di rumah kamu, kan ada kalian”
Sari “hmmm, biasanya kamu kalau malam tidur dirumah aku kan”
Danu “iya sih sar, kan biasanya tidak ada kalian, kalau ini mana mungkin aku tidur di rumah kamu”
Sari “hmmm, iya”
Sarah “hehehe, ada yang ngasih kode ini, kak danu gak peka”
Sari “hus kamu ini sarah, suka kali bercanda”
Sarah “jangan bohong loh kak, kak danu juga sudah tahu tapi dia gak mau aja”
Sari “hmmm, dasar kamu sarah, sudah-sudah”
Danu “ya sudah, nanti malam kita makan di rumah pak soleh, setelah makan aku akan temani kalian sebelum tidur”
Sarah “ada yang senang hatinya tuh”
Mawar “ide bagus tuh danu, biar kami juga tidak kesepian aja, apa lagi aku masih baru, butuh adaptasi dulu”
Sari “iya dan, mau kan temani kami”
Danu “iya sari”
Danu pun tersenyum, hari mulai sore mereka pun kembali kerumah, danu mengantar mereka, baru baru pulang ke rumahnya, selepas magrib danu menjemput mereka untuk makan malam di rumah pak soleh, suasana makan malam ini dibumbui dengan canda dan tawa, setelah makan malam selesai mereka mengobrol dengan keluarga pak soleh.
Pak Soleh “nang sarah pak abizar jadikan besok berangkat”
Sarah “jadi pak, besok pagi papa sama mama berangkat dari kota, paling lusa siang atau sore papa dan mama baru sampai, kata papa dia kemari sekalian ziarah sih pak”
Pak Soleh “oh, bair disiapkan sama ibu, ya kan bu”
Isrti Pak Soleh “iya pak, biar ibu besok belanja banyak ke pasar”
Sarah “kalau gitu aku ikut ya bu”
Isrti Pak Soleh “boelh saja, neng dari sama neng mawar mau ikut juga”
Mawar “kalau saya gak bu, mau istirahat dulu bu, rasa saya badan saya pegal-pegal”
Pak Soleh “biasa itu neng, neng kan baru pertama kali kesini wajar masih butuh adaptasi, sebenarnya tadi istirahat saja dulu, baru besok main ke sungai”
Mawar “iya sih pak, katanya juga lusa kami mau main kehutan paling nginap di hutan satu malam”
Pak Soleh “yah gak capek neng, siapa yang bawa”
Mawar “danu pak”
Pak Soleh “ya sudah, danu kamu jaga ya mereka”
Danu “iya pak”
Sari “kita lihat dulu papa sampainya jam berapa, kalau pagi kita bisa sehabis ziarah kita berangkat, kalau siang paling besoknya kita berangkat”
Danu “iya benar kata sari”
Mawar “yah kalau aku ikut kalian saja”
tidak terasa masuk sholat isya, mereka pun sholat berjamaah di rumah pak soleh, setelah sholat mereka bergegas balik kerumah, setelah sampai di rumah sari.
Sari “danu kamu tunggu di depan dulu ya nanti aku keluar lagi”
Danu “iya”
sari dan mawar keluar rumah untuk berbincang-bincang dengan danu, sedangkan sarah asyik telponan dengan roy, tetapi sari dan mawar belum tau mereka berdua ada hubungan.
Sari “dan kenapa kamu tidak mau ke kota sih dan”
Danu “kan sudah pernah aku jelaskan sama kamu sar”
Sari “iya sih dan, tapi kan sayang kamu pintar”
Mawar “benar itu danu kata sari”
Danu “hmmm, kalau pun aku pintar buat apa sar, kalau alam desa kita tidak ada yang jaga,”
Mawar “kan kepala desa dan warga bisa menjaganya dan”
Danu ” hmmm, iya benar kamu mawar, tapi ada yang mereka tidak tahu”
mawar sedikit memancing agar danu memperlihatkan kelebihannya
Mawar “emangnya warga tidak tahu apa danu”
Danu “hanya sari yang tau, nanti kamu tanya kan saja dengan sari, ya sudah kalian istirahat sudah malam ini”
Sari “hmmm”
Danu “sudah jangan banyak bicara lagi sibawel ku, kalau masih kangen besok kan bisa jumpa lagi”
dengan muka yang cemberut sari dan mawar masuk ke dalam rumah, memang sari tidak leluasa melepas rindunya, dikarenakan ada mawar, akhirnya mereka berdua masuk dan beristirahat, hari pertama liburan mereka di desa.