Seorang gadis bernama ayu yang telah di tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya,dia memiliki dua orang adik yang harus di asuh nya sedangkan ayah nya sudah tidak memperdulikan mereka lagi semenjak ibunya sakit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinda hamil
Ku pandangi rumah kontrakan yang terlihat semakin usang setelah kepergian ayu.sampah sampah dedaunan berserakan di halaman itu.
Dinding dinding rumah itu banyak yang bolong di makan usia.dan atapnya banyak yang bocor.
Ku tatap terus rumah itu seakan masih ada ayu di dalam rumah itu.
" Nak Dino,ini kamu kan,"
Tiba tiba saja aku di kaget kan oleh suara wanita yg menegurku.
" Eh iya ,ini buk Ani kan ," tanya ku .
" Iya ,saya Bu Ani,nak Dino ngapain berdiri di sini ?,itu rumah nya sudah tak ada orang nya lagi,ayu udah tak tinggal di sini lagi ,sudah 3 tahun dia meninggal kan kampung ini." Jelas Bu Ani.
" Bu Ani mau ke mana ? Kok cantik banget," kataku.
Bu Ani pun tersipu malu mendengar pujian ku.
" Ah ,nak Dino bisa aja,saya mau pergi undangan ke rumah pakde nya Ayu,"
" Hari ini kan Dinda melangsungkan pernikahan," katanya menjelaskan.
" Oh , begitu ya" kataku.
" Nak Dino ibu pergi dulu ya," kata Bu Ani meninggal kan ku.
" Oh,iya Bu Ani," jawab ku.
Bu Ani itu adalah majikan tempat ayu bekerja dulu.dia dulu pun sangat baik dengan keluarganya ayu.
" Kenapa aku tidak ke rumah pakde nya ayu aja ya, mana tau dia ada di sana ," pikir ku dalam hati.
Lalu aku melajukan mobilku meninggalkan rumah kontrakan itu dan menuju ke rumah pakde nya ayu.
****
Suasana pernikahan Dinda tidak lah terlalu ramai , acaranya dia buat sederhana saja.
Di sana terlihat hanya keluarga inti kedua mempelai dan para tetangga dekat saja.
Tapi di sana tak terlihat keberadaan ayu,apa mungkin dia tidak di beri tahu.
Acara berjalan dengan hikmat para undangan meninggal kan tempat itu satu persatu.tapi entah kenapa aku masih betah menunggu di dalam mobil sambil memperhatikan orang orang yang ada di sana.
Aku berharap aku dapat melihat wajah ayu walaupun sebentar saja.
Tapi yang membuatku aneh ,wajah dari pihak keluarga pria tidak menunjukkan wajah ke bahagian.
Mereka seperti kurang menyukai mempelai wanita nya.tapi aku masak bodoh dengan semua itu.
Flash back....
Huek...huek...
Kedua orang tua nya Dinda terkejut ketika melihat anaknya berlari ke arah kamar mandi.
Mereka bertiga sedang berkumpul untuk sarapan pagi,dan pagi itu bude mempersiapkan sarapan nasi goreng dengan telur ceplok.
Setelah kejadian beberapa tahun yang lalu bude sudah agak berubah ,dia sudah bisa mengikhlaskan pakde berpoligami, walaupun hatinya masih agak menentang dengan semua ini.
Dia tidak ingin bercerai dengan suaminya.walaupun pakde berbagi hari dengan istri mudanya dia rasanya belum sepenuhnya ikhlas.
Dinda seperti mual melihat hidangan yang ada di atas meja ,perut nya berasa di putar putar .bude pun mengejar anaknya yang masuk ke dalam kamar mandi.
Huek..huek..
Dinda berusaha mengeluarkan isi perutnya,tapi tak ada yang bisa dia keluar kan kecuali air yang berwarna agak kuning yang keluar dari mulutnya.
" Kamu kenapa Dinda," tanya bude khawatir.
Tapi Dinda diam saja ,dia rasanya tak sanggup untuk menjawab pertanyaan ibunya,karena badan nya terasa lemas.
" Dinda kamu kenapa?,jawab," tanya bude mulai emosi melihat Dinda diam saja.
Tak lama pakde pun datang menghampiri mereka.
"Kamu kenapa Dinda ?,"
" Apa kamu hamil?," tanya pakde sambil melihat kondisi Dinda.
Dinda pun menangis tersedu sedu.
Sudah jelas sekarang,tak perlu Dinda jelaskan ke dua orang tuanya sudah tau jawabannya.
Plak.
Tamparan keras mendarat di pipi mulus Dinda.
Pakde tak bisa lagi mengontrol emosinya.
Dinda pun berlari bersujud di kaki papanya.
" Ampun pa,ampun kan Dinda ," kata Dinda sambil menangis.
Bude pun syok mendengar penjelasan anaknya.dia rasanya tak sanggup menopang tubuh nya.dia pun tersandar di dinding dapur.
" Siapa lelaki itu Dinda !,jawab !," kata pakde sambil mengepal tangan nya.
" Kenapa kamu tidak bisa menjaga dirimu,kamu memang membuat malu keluarga saja," kata pakde hampir menampar Dinda lagi.
" Papa !"
Jerit bude sambil memeluk anak gadisnya , walaupun dia kecewa dengan anak gadisnya, tapi dia tidak tega melihat anaknya di tampar oleh papanya lagi.
" Kamu lihat anak mu ini,dia sudah mencoreng wajah ku,dia buat malu keluarga !," kata pakde sambil menatap wajah Dinda dengan amarah.
" Iya ,tapi bukan begini caranya,"
" Kita bisa tanya dia baik baik siapa ayah dari anak ini," kata bude menenangkan pakde.
" Ahh...!"
" Kamu urus anak mu itu,kamu sebagai ibu tidak becus menjaga anakmu !," kata pakde menyalahkan bude.
Bude pun tak senang atas tuduhan pakde yang mengatakan kalau dia tak bisa menjaga anaknya.
"Apa kamu bilang pa !,kamu bilang aku tak becus menjaga anak kita?,apa kamu udah becus menjadi kepala keluarga !," kata bude emosi.
Bude pun menatap marah ke arah pakde yang berbicara sesuka hatinya.
" Kamu selama ini kemana aja,apa pernah kamu memperhatikan Dinda?kamu hanya sibuk dengan istri muda mu saja,jadi kamu jangan coba-coba menyalahkan aku !," kata bude meluapkan emosi nya.
" Lho kok merembet ke mana mana sih," kata pakde tak senang.
Dinda yang melihat ke dua orang tuanya bertengkar hanya bisa menangis saja.
Dia tau kalau ini semua salah nya dia,dia tak berani membantah atau pun mengeluarkan suara.
" Dinda papa tanya sama kamu sekali lagi,apa benar lelaki itu yang sering menjemput kamu kesini bapak dari anakmu !,"
Dinda pun hanya mengangguk kan kepala nya saja.
" Temui dia sekarang,suruh orang tua nya menemui papa untuk ngelamar kamu," kata pakde sambil pergi meninggal kan mereka berdua .
Setelah pakde pergi,bude pun pergi meninggalkan Dinda seorang diri .
Dinda pun terduduk lemas, dia tak henti hentinya menangis meratapi nasib tapi nasi sudah menjadi bubur tak akan bisa balik seperti semula.
Di hapus nya air mata nya,lalu dia bergegas bersiap untuk menemui lelaki itu.dia tidak mau mengulur ulur waktu,karena perutnya akan semakin membesar
" Hallo mas,hari ini kamu tidak kerjakan ?,kita jumpa di tempat biasa ya," kataku pada sese orang yang di sebrang sana.
" Oke,aku tunggu iya," balasnya dari sana.
Tanpa pamit Dinda pun meluncur ke tempat yang mereka janjikan .
Tak berapa lama,Dinda pun sampai di sebuah cafe tongkrongan anak muda.
Di sana masih terlihat agak sepi hanya ada beberapa pengunjung yang terlihat, karena ini masih jam kantor.
Lalu mataku menyapu mengitari tempat itu, mencari orang yang tadi ku telepon.
Tak lama aku melihat.seorang pemuda bertubuh atletis dan berwajah tampan melambaikan tangan nya ke arah ku.
Dia tersenyum senang melihat ku.
Aku pun bergegas menuju ke arah mejanya.
Ku hempaskan punggung ku di bangku pas di hadapan nya.
" Mau minum apa ?," tanya nya
" Terserah," kataku
Lalu aku menggeluarkan sesuatu dari dalam tas ku dan menyerahkan kepada nya.
" Apa ini ?,"
" Lihat aja sendiri ," kataku tak bergairah.
.