Ini adalah lanjutan dari seven R Anak genius bagi yang sudah membaca novel sebelum nya pasti tau dong siapa mereka?
Kejeniusan mereka sudah sudah diketahui dunia. Mereka pun menjadi incaran para mafia yang menginginkan otak mereka.
Bisakah sikembar menghadapi Semuanya?
Cerita ini juga diselingi kisah cinta mereka.
Penasaran ikuti yuk...
Seperti biasa cerita ini hanya khayalan semata alias fiksi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kolaborasi Raffa dan Prita.
.
.
.
Ren tiba di parkiran, saat hendak membuka pintu mobil ponselnya berdering, Ren segera menjawab panggilan itu.
"Halo, ada apa Ray?" tanya Ren
"Kita mau ke Ric cafe, Kamu ikut gak?" tanya Ray.
"Oh boleh deh, ketemu disana saja," jawab Ren.
Ren pun masuk kedalam mobil dan segera meluncur ke sana, jalanan cukup ramai karena ini malam Minggu.
Seperti biasa Ric cafe yang sekarang setiap malam Minggu akan diadakan penyanyi, walaupun bukan penyanyi terkenal tapi cukup menghibur.
Di Ric cafe...
Ray Rasya Rakha Raffa Roy dan Ram sudah tiba disana dengan mobil masing-masing. Raffa mengedarkan pandangannya kesegala arah mencari sosok seorang gadis yang katanya bekerja disini.
"Yuk masuk," ajak Ram menepuk pundak Raffa, Raffa pun mengangguk.
"Sebentar kita tunggu Ren dulu, baru kita masuk sama sama," kata Roy.
Baru saja mereka menyebut nama Ren, sosok itu sudah datang dan langsung memarkirkan mobilnya.
"Tuh orangnya sudah datang," kata Ram.
"Ehh kalian tidak bawa pacar kalian masing-masing?" tanya Ren.
"Memang situ punya pacar?" tanya Ray.
"Hehe, belum sih lagi PDKT," jawab Ren.
"Kamu Ray pepet terus tuh cewek koper," goda Rakha.
"Namanya Nadine, ingat bukan cewek koper," ucap Ray.
"Cie cie udah ada rasa kayanya," goda Ram.
"Gak banget, siapa juga yang suka cewek galak seperti itu," ucap Ray.
"Apa kamu bilang?" ternyata orang yang mereka bicarakan ada dibelakang mereka. Nadine datang bersama Keyla.
Gleek, Ray menelan silivanya dengan susah payah.
"Coba ulangi sekali lagi," kata Nadine sambil berkacak pinggang. Ray segera menarik tangan Nadine untuk segera menjauh.
"Bagaimana kamu bisa datang? Cih merusak pemandangan saja," kata Ray.
Buugh... Nadine meninju dada Ray, tentu saja Ray tidak merasakan sakit, tapi berpura-pura kesakitan.
"Aww, aduh dadaku sesak," ucap Ray sambil memegangi dadanya. Seketika Nadine panik dikiranya Ray sakit beneran.
"Ehh maaf, sakit ya aduh gimana ini!" tanya Nadine.
Cup... Ray mengecup bibir Nadine kemudian melarikan diri dari hadapan Nadine.
"Raaay awas kamu," teriak Nadine, sehingga orang orang yang ada disitu menoleh kearah Nadine yang berteriak.
"Ada apa?" tanya Keyla, ia panik mendengar Nadine yang tiba tiba berteriak.
"Ehh gak, gak apa apa kok, tadi ada ulat," jawab Nadine gugup, mana mungkin ia bilang kalau tadi dikecup oleh Ray.
"Ya sudah kita masuk yuk," ajak Keyla.
Prita sudah berada diatas panggung, karena tugasnya hanya bernyanyi. Biasanya dia menyanyi tiga sampai empat lagu, dan dibayar 300 ribu. Terkadang bosnya memberikannya bonus.
"Apa kabar kalian? lama sekali tidak bertemu," tanya Ricardo saat ia menghampiri sikembar.
Kemudian Ayu juga mendekati mereka, dan bertanya hal yang sama.
"Kapan kalian pulang dari London?" tanya Ricardo.
"Sebulan yang lalu bang, kok kak Ayu bisa ada disini juga?" tanya Ram.
"Dia istriku, dan kami sudah punya anak berusia 2 tahun, tuh yang lagi digendong oleh baby sitter," jawab Ricardo.
"Kubilang juga apa bang? Kak Ayu sudah suka sejak dulu," Ram.
Ayu hanya tersipu, wajahnya merona karena sudah ketahuan lebih dulu menyukai Ricardo.
"Iya kamu benar hanya saya yang tidak menyadarinya," Ricardo.
"Terus bagaimana kalian bisa jadian?" tanya Roy.
"Awalnya kami selalu bertengkar setiap kali bertemu, dan entah sejak kapan perasaan suka muncul dihati ku. Dan Ayu ternyata menyembunyikan perasaannya dengan ngajak bertengkar," ucap Ricardo panjang lebar.
Ray merasa ada yang mengena dari kata kata Ricardo sangat mirip dengan yang dialaminya sekarang.
"Apa mungkin aku suka cewek itu?" batin Ray.
"Bang boleh aku nyanyi gak?" tanya Raffa.
"Boleh boleh silahkan, tapi saya tidak mampu menggaji kamu," jawab Ricardo.
Raffa berjalan menuju panggung, disana sudah ada Prita yang akan bernyanyi juga.
"Hai, masih ingat aku?" tanya Raffa.
"Iya, masih." jawab Prita gugup.
"Boleh kita berduet?" tanya Raffa.
"Ha... tapi aku....!" Prita begitu grogi hingga berbicara saja putus putus.
"Santai saja, jangan gugup gitu," ucap Raffa.
"Perhatian semuanya, khusus untuk malam ini aku Raffa akan berkolaborasi dengan Prita," ucap Raffa dengan lantang melalui mic. Prita hanya tersenyum.
"Cantik," batin Raffa. Kemudian keduanya pun berduet, dengan penuh penghayatan keduanya bernyanyi seperti sepasang kekasih yang sesungguhnya. Keduanya saling berhadapan dan menggenggam tangan layaknya dua sejoli yang dimabuk cinta.
Para pengunjung seakan terhipnotis dengan persembahan mereka, ada yang merekam dan menyiarkan secara langsung, dalam sekejap pengunjung cafe tersebut bertambah ramai.
"Mereka seperti sepasang kekasih," kata Ricardo.
"Mungkin Raffa memang suka cewek itu, makanya dia mau berduet," kata Ram.
"Sok tahu kamu, mana mungkin Raffa suka sama cewek itu, selama ini mana pernah dia dekat dekat cewek, kalau ada yang mengejarnya dia langsung lari," ucap Roy panjang lebar.
"Kita tidak tahu pada siapa perasaan kita berlabuh, terkadang cinta datang tidak terduga dan tanpa disadari," kata Ram dengan bijak.
Dipanggung dua sejoli masih sedang bernyanyi dan terlihat begitu mesra. Hingga tidak menghiraukan tatapan para pengunjung yang memuji mereka berdua.
"Benar benar kolaborasi yang sangat bagus," kata si A.
"Kalau setiap malam Minggu seperti ini saya rela datang terus," kata si B.
Sedangkan Nadine juga memuji Raffa tapi mengatai Ray, Nadine berceloteh seperti burung beo sampai sampai Keyla yang ada disampingnya menggeleng geleng kepala.
"Nad, sebenarnya lo itu suka sama Ray, hanya saja tidak mau mengakuinya iya kan?" tanya Keyla, seketika Nadine terdiam.
"Benarkan Lo suka sama Ray?" tanya Keyla lagi.
"Gak mungkin aku suka sama tuh cowok nyebelin itu," jawab Nadine.
"Kalau lo harus memilih antara Devan dengan Ray, mana yang Lo pilih?" tanya Keyla.
"Ya jelas Ray secara dia..." perkataan Nadine terhenti saat ia menyadari kalau pertanyaan itu suatu jebakan. Spontan ia menutup mulutnya.
"Tuh kan bener Lo suka sama Ray, gengsi aja digedein," ucap Keyla.
"Kamu sendiri bagaimana?" tanya Nadine.
"Ya jelaslah gue suka, apalagi dia tampan idola gue banget," jawab Keyla.
"Kamu jujur amat sih, jadi cewek itu harus jual mahal," kata Nadine.
"Dengan cara berdebat setiap kali bertemu? Itu bukan sifat gue kali," tanya Keyla.
Dipanggung masih terus bernyanyi untuk lagu yang kedua. Mereka berduet kembali dengan lagu bergenre romantis. Membuat para pengunjung semakin menikmati lagu tersebut.
"Mereka sangat cocok," kata Ayu pada suaminya.
"Benar, malam ini saya akan beri bonus pada Prita," kata Ricardo.
"Bagaimana dengan Raffa?" tanya Ayu.
"Raffa orang kaya gak mungkin dia mau dengan recehan kaya gini." kata Ricardo.
"Hubby benar, aku baru tahu kalau sejak kecil mereka sudah punya perusahaan, kalau diingat-ingat betapa sombongnya aku dulu ternyata tidak ada apa apanya." kata Ayu.
.
.
.
