Mika, seorang wanita yang dulunya gemuk dan tidak percaya diri, sering menjadi korban bullying oleh geng wanita populer di SMA. Dihina karena penampilannya, ia pernah dipermalukan di depan seluruh sekolah, terutama oleh Dara, ketua geng yang kini telah menikah dengan pria idaman Mika, Antony. Setelah melakukan transformasi fisik yang dramatis, Mika kembali ke kota asalnya sebagai sosok baru, sukses dan penuh percaya diri, tapi di dalam dirinya, dendam lama masih membara. Kini Mika bertekad untuk menghancurkan hidup Dara, gengnya, dan merebut kembali Antony, cinta masa lalunya, dengan cara yang jauh lebih kejam dan cerdas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecemburuan
Dalam perjalanan pulang, suasana di antara Mika dan Antony masih dipenuhi godaan dan ketegangan tipis. Namun, ketika mobil Antony hampir mencapai rumah Mika, Mika tiba-tiba menepuk lengannya.
"Stop, jangan berhenti di depan rumah," ujar Mika cepat. Antony memelankan laju mobilnya, menatap Mika dengan alis terangkat.
"Kenapa? Ada yang nggak beres?" tanya Antony, matanya menyipit curiga. Dari kejauhan, Antony bisa melihat sosok Raka berdiri di dekat pagar rumah Mika, dan ini sudah kedua kalinya ia melihat pria itu di sana.
Antony mendengus sinis. "Sayang, kamu sebenarnya ada hubungan apa dengan si culun Raka itu?" tanyanya, nada suaranya terdengar penuh kecurigaan.
Mika terdiam sejenak, pikirannya berputar mencari jawaban yang tepat. Kehadiran Raka memang bisa jadi masalah besar. Jika Antony semakin curiga, rencananya untuk meruntuhkan Dara bisa berantakan.
"Dia cuma temen... Dulu kami memang deket pas SMA," jawab Mika singkat sambil berusaha terlihat santai.
Antony menatapnya tajam, tapi sudut bibirnya melengkung sinis. "Dekat, ya?" Nada bicaranya menggambarkan rasa tidak suka dan cemburu yang ia coba sembunyikan.
Mika terkekeh, menyadari ekspresi Antony yang berubah. "Apa kamu cemburu?" goda Mika dengan senyum menggoda di wajahnya.
Antony tertawa pendek, lalu menggeleng dengan percaya diri. "Tidak, sayang. Aku nggak mungkin cemburu sama dia. Karena aku lebih segalanya dari dia." Ucapannya keluar dengan nada arogan, membuat Mika mengangguk seolah setuju.
"Iya, memang kamu yang terbaik," puji Mika sambil mendekatkan wajahnya. Ia lalu menempelkan ciuman lembut di pipi Antony, membuat pria itu terdiam sejenak dengan perasaan puas dan bangga.
Mika membuka pintu mobil dengan cepat, melirik sekilas ke arah Raka yang masih berdiri di dekat pagar rumah. Ia tak ingin Antony melihat lebih lama dan membuat masalah baru.
"Makasih ya, Sayang. Aku duluan." Mika melambaikan tangan dengan manis dan bergegas masuk ke dalam rumah, meninggalkan Antony yang masih duduk di dalam mobilnya sambil menatap ke arah Raka dengan sinis.
Antony mengetuk-ngetuk setir mobilnya, sebuah senyum licik muncul di wajahnya. Entah kenapa, perasaan kompetitifnya memuncak. Ia bukan tipe pria yang rela melihat wanita seperti Mika didekati pria lain—terutama oleh sosok seperti Raka, yang menurutnya tidak sebanding dengannya.
Saat Mika turun dari mobil Antony, ia segera berjalan ke arah Raka yang berdiri menunggu di depan rumahnya. "Raka, kamu ngapain ke sini?" tanya Mika, sedikit ragu, sambil melirik mobil Antony yang masih terparkir tidak jauh dari mereka.
"Kamu habis dari mana?" Raka bertanya penasaran. Ia tak bisa menahan diri untuk mempertanyakan penampilan Mika yang semakin sering ia lihat dengan pakaian terbuka, berbeda jauh dari imej yang selalu Mika tampilkan di media sosial—selalu mengenakan pakaian tertutup dan sederhana.
"Oh, aku baru saja pulang dari acara temanku," jawab Mika, berbohong dengan wajah seolah tak terjadi apa-apa.
"Oh iya, aku bawain lagi makanan buat kamu," ucap Raka sambil menyodorkan tote bag berisi beberapa bungkus makanan. "Eh, makanan yang kemarin gimana? Suka nggak?" Raka mengingatkan Mika tentang makanan yang ia antarkan beberapa hari lalu.
Mika tertegun, seketika panik di dalam hatinya. Makanan yang Raka bawa sebelumnya masih tersimpan di kulkas dan mungkin sudah tak layak makan lagi. "Ah... makanan kemarin enak kok," jawab Mika dengan senyum kaku, sedikit gugup karena terpaksa berbohong.
Raka menatapnya sejenak, tersenyum penuh perhatian meskipun sedikit ragu melihat ekspresi Mika yang tampak gugup. "Bagus deh kalau kamu suka. Aku cuma mau pastikan kamu makan yang enak-enak juga," ujar Raka, nada suaranya lembut namun penuh arti.
Mika tertawa kecil, mencoba menutupi rasa bersalahnya. "Makasih, Raka. Kamu baik banget," balas Mika, merasa sedikit terenyuh dengan perhatian Raka, walau di dalam hatinya ia tahu ia harus menjaga jarak agar tidak melibatkan perasaan Raka dalam rencananya.
Di belakang mereka, Antony yang masih duduk di dalam mobil memperhatikan percakapan tersebut dari jauh dengan tatapan tak senang. "Raka lagi..." gumam Antony dengan nada sinis, merasa tersaingi dan tak nyaman melihat perhatian yang diberikan Raka kepada Mika.
Antony yang melihat kedekatan Mika dengan Raka merasa hatinya terbakar api cemburu. Ia tak bisa menahan amarah yang perlahan menguasai dirinya. Tanpa menunggu lebih lama, Antony menyalakan mobilnya dan langsung melajukannya menjauh dari rumah Mika dengan tatapan penuh kesal.
Mika menghela napas lega begitu melihat mobil Antony akhirnya pergi. Kini ia bisa lebih tenang berbicara dengan Raka tanpa harus khawatir diawasi. Namun, tak lama kemudian, ia menyadari bahwa Raka menatap mobil yang baru saja berlalu dengan ekspresi penasaran.
"Mobil itu... kayaknya nggak asing," ujar Raka sambil mengerutkan kening, seolah mencoba mengingat sesuatu.
Mika berusaha mengalihkan perhatian Raka, tersenyum dan menepuk pelan bahunya. "Mungkin cuma mirip sama mobil orang lain, nggak perlu dipikirin," ujarnya, mencoba menjaga suasana tetap ringan. Raka tersenyum tipis, meskipun tatapan penasaran masih terlihat di wajahnya. "Iya, mungkin cuma perasaanku aja," balasnya.
***
Dalam perjalanan pulang, pikiran Antony terus dihantui oleh rasa cemburu yang menggerogoti hatinya. Bayangan kedekatan Mika dengan Raka membuatnya merasa tak tenang dan terancam. Perasaan itu mengganggu Antony sampai ia tiba di rumah, dan bahkan saat membuka pintu, ia masih merasa emosinya meluap-luap.
Begitu Antony masuk, Dara, yang sudah menunggunya di ruang tamu, langsung menyapanya dengan tatapan penuh kecurigaan. "Antony, lagi-lagi pulang larut. Sebenarnya kamu sibuk kerja atau ada hal lain yang kau sembunyikan?" tanya Dara tajam, menahan kesal yang sudah lama terpendam.
Antony mendengus, berusaha menahan amarahnya. "Aku capek, Dara. Kita bisa bicarakan ini besok saja," jawabnya ketus, seraya melangkah melewatinya.
Namun, Dara tidak menyerah begitu saja. "Capek apa karena urusan kantor, atau karena urusan yang lain? Sudah terlalu sering kamu pulang malam dan selalu menghindar setiap kutanya. Aku berhak tahu, Antony."
Merasa kesal dan terpojok, Antony membalikkan badan, suaranya mulai meninggi. "Kenapa kau selalu menuduh yang tidak-tidak? Aku sudah bilang, aku sibuk kerja. Bisnis ini tidak akan berjalan sendiri kalau aku tak ada di sana," balasnya, mencoba menyudahi topik.
Di tengah ketegangan itu, Alea, putri kecil mereka, muncul dari balik pintu kamar dengan wajah mengantuk dan bingung, menatap orangtuanya yang sedang berdebat. Antony dan Dara sama-sama terdiam, terkejut menyadari bahwa perdebatan mereka disaksikan oleh anaknya.
Dara menarik napas panjang, mencoba meredakan emosi. "Kamu lihat, Antony, bahkan Alea jadi terganggu karena kita. Aku hanya ingin kejelasan darimu," katanya dengan suara yang lebih lembut, matanya menatap suaminya dengan kekecewaan yang dalam.
Merasa semakin terbebani, Antony hanya bisa menatap Alea yang tampak ketakutan, lalu mengalihkan pandangannya pada Dara
udah ada yang jelas dan bener-bener tulus malah diabaikan tapi masih mengharapkan suami orang...🤦
suami orang lebih menantang kali ya ..😅
apa autor bikin kejutan
di i tunggu kejutannya thorrr
tapi bagi Antony kamu bukan apa-apa. hanya wanitanya yang ke sekian. kamu hanya dianggap murhn.
bukannya bisa balas dendam, tapi justru kamu jadi budk nfsu Antony.
yang ada malah makin menyediakan tau...
nggak nyangka banget Antoni kayak gitu. suka celap-celup sana sini..
tuh mika, laki-laki yang kamu harapkan ternyata buaya..
kamu masih mengharapkan Antony... nyerahin segalanya buat Antony...
curiga jangan-jangan Antony punya hubungan sama Nisa...