Pernikahan 99 Hari

Sky yang bingung dan tak mengerti dengan apa yang diucapkan Alana, akhirnya mulai paham setelah membaca isi berkas yang ada ditangannya. Berkas tersebut berisi surat perjanjian pernikahan atas nama Sky dan Alana, dengan beberapa poin penting di dalamnya.

...* Pernikahan berlangsung selama 99 hari....

...*Tidak ada hubungan intim....

...*Tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing....

...*Setelah 99 Hari mereka akan bercerai dan pihak laki-laki akan mendapatkan imbalan yang sudah dijanjikan....

...*Jika salah satu pihak ada yang melanggar atau membatalkan perjanjian tersebut, maka pihak terkait akan mengganti uang imbalan seratus kali lipat/ Bisa di perkarakan secara pidana....

Kini Sky sadar Alana telah salah mengenali orang, karena ia tidak pernah menyepakati perjanjian apa pun dengan wanita itu. Gila saja kalau seorang Sky Dwight mau dijadikan suami kontrak dengan uang imbalan yang bisa dia dapatkan dengan mudah.

"Seputus asa itukah kau, sampai menyewa seorang pria untuk dijadikan suami kontrak?" gumam Sky dalam hati. Ia pun hendak mengatakan yang sebenarnya pada Alana, namun diurungkan setelah mengingat perjodohan yang akan terus-menerus dilakukan oleh Mom Sandra.

"Baiklah aku setuju. Kau dulu!" Sky menyerahkan berkas tersebut pada Alana untuk di tanda tangani. Setelah itu ia pun ikut menandatangani dengan menambah nama Dwight di atas materai.

"Baiklah Tuan Sky, jangan lupa hari pernikahannya bulan depan tanggal lima belas." Alana meminta berkas yang sudah ditangan tangani oleh Sky. Namun entah mengapa pria itu tidak mau memberikannya. Saat ia hendak mengambil paksa berkas tersebut, ponsel milik Alana lebih dulu berdering menampilkan sebuah pesan singkat yang dikirim oleh Sky.

...Alana maaf, aku tidak bisa datang karena mendadak harus ke luar kota jadi kita atur ulang pertemuannya....

Alana langsung menatap tajam pada Sky setelah membaca isi pesan singkat tersebut. "Kau! Kenapa kau berbohong?" Sungguh ia sangat emosi karena merasa dipermainkan oleh Sky untuk kesekian kalinya.

Sky yang menyadari Alana sudah mengetahui semuanya pun tersenyum. "Aku tidak pernah berbohong. Apakah aku mengatakan sesuatu sejak kau datang?"

Alana mengerutkan keningnya lalu mengumpat dalam hati, karena kecerobohan yang telah dilakukannnya.

"Oke aku yang salah mengenali seseorang, jadi kembalikan berkas itu!"

Sky tersenyum penuh arti, berdiri dari tempat duduknya. "Sampai berjumpa lagi Alana." Ia pun berjalan keluar dari restaurant dengan berkas ditangannya.

"Sial!" Alana pun mengejar Sky dan langsung menarik pakaian pria itu. "Berikan berkas itu!"

Sky membalik badannya dengan menyembunyikan berkas milik Alana. "Kau sepertinya sudah tidak sabar menikah denganku?" Goda Sky. Sungguh kini ia bersemangat untuk hidup bersama Alana, untuk mengerjai wanita angkuh yang sudah merendahkannya tiga tahun silam. Lagi pula jika dipikir-pikir mereka sepertinya berjodoh untuk melakukan pernikahan kontrak itu, mengingat mereka sama-sama salah mengenali orang.

"What? Kau itu bicara apa?"

"Ck, kau lupa ini." Sky memperlihatkan berkas surat perjanjian yang telah ditandatangani oleh mereka.

"Itu tidak berlaku Sky, karena kau bukan Sky yang aku maksud."

"Ya kau benar, tapi nama yang tertulis di sini Sky, dan aku juga bernama Sky jadi surat ini tentu saja berlaku." Sky kembali berjalan menuju mobilnya.

"Sky....!" teriak Alana dengan kesal.

Sky pun membalik badannya sebelum masuk ke dalam mobil. "Jangan lupa tanggal lima belas bulan depan kita akan menikah. Jadi persiapkan dirimu."

Alana hanya diam menatap kepergian mobil Sky dengan tangan terkepal erat menahan emosi. Sungguh ia merasa menjadi orang bodoh di sini. Terjebak dengan kesalahan yang diperbuatnya sendiri.