~Jingga melambangkan keindahan dan kesempurnaan tanpa celah ~
Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan cinta Jingga. Seorang yang rela menjadi pengantin pengganti untuk majikannya, yang menghilang saat acara sakral. Ia memasuki gerbang pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap di cintai.
Jingga menerima pernikahan ini, tanpa di beri kesempatan untuk memberikan jawaban, atas penolakan atau penerimaannya.
Beberapa saat setelah pernikahan, Jingga sudah di hadapkan dengan sikap kasar dan dingin suaminya, yang secara terang-terangan menolak kehadirannya.
"Jangan harap kamu bisa bahagia, akan aku pastikan kamu menderita sepanjang mejalani pernikahan ini"~ Fajar.
Akankah Jingga nan indah, mampu menjemput dinginnya sang Fajar? layaknya ombak yang berguling, menari-nari menjemput pasir putih di tepi pantai.
Temukan jawabannya hanya di kisah Jingga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rengganis Fitriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kenyataan
“Bagaimana kalau kita bersenang-senang saja malam ini?”, bisik Maura tepat di telinga Fajar, dan sedikit memberikan gigitan kecil di sana yang membuat ia tak bisa menolak permintaan kekasihnya.
“Ayo”, dengan senang hati Fajar membawa Maura ke tempat hiburan malam.
Mereka berdua akan menikmati malam bersama, bersenang-senang, melupakan sejenak peristiwa yang sedang menerpa hubungan mereka. Malam itu Fajar, hanya ingin menikmati malamnya dengan Maura. Keduanya berdansa dan minum bersama, hingga benar-benar mabok bersamaan.
Dengan sengaja di sisa-sisa kesadarannya, Maura membawa Fajar ke salah satu kamar hotel yang ada di club malam. Maura membopong Fajar yang sudah teramat sangat teler. Sedang Fajar hanya bisa pasrah kala Maura, membawanya kemana.
“Sayang, aku cinta sama kamu”.
“Sayang, kamu cantik sekali”, rancaunya saat mabuk.
Maura, tersenyum licik sedang merencanakan sesuatu untuk Fajar.
Ya benar saja, Maura ingin menjadikan Fajar, malam ini miliknya seutuhnya, agar ia bisa menekan Fajar, untuk lekas menikahinya. Selama ini meskipun mereka berdua saling mencintai, keduanya masih menjalin hubungan dalam batas wajar.
Fajar memang mencintai Maura, tapi Fajar laki-laki berprinsip, dia tak akan menyentuh wanita jika bukan istrinya, dan Fajar hanya akan menjadikan wanita yang dia cintainya sebagai istri bukan yang lain.
Itulah sebabnya Fajar slalu menolak Maura, ketika mereka hampir saja melakukan kegiatan yang terlarang. Ia akan menghindar dan berakhir dengan Maura yang kecewa.
Malam itu Maura, akan menjalankan rencana membuat Fajar, menidurinya meskipun dengan cara yang licik, asalkan Fajar bisa menjadi miliknya seutuhnya.
Langkahnya semakin di percepat, kala membopong Fajar.
“Tunggu”. Suara laki-laki muda menghentikan langkah Maura, yang sudah hampir masuk ke dalam kamar hotel tersebut.
“Biar saya bawa pulang Tuan Fajar”.
“Ais, biar saya saja. Fajar, sudah dalam keadaan mabuk”, ucapnya dengan kesal pada laki-laki itu.
Ya laki-laki itu adalah Reza, asisten khusus yang di siapkan Pak Angga, untuk mengawasi setiap gerak Fajar, dan membantu Fajar setiap dalam kesulitan.
“Biar saya bawa tuan Fajar pulang!”, tanpa menunggu jawaban, dengan sigap Reza, lekas mengambil alih tubuh Fajar, dan lekas membawanya ke dalam mobil untuk membawanya pulang.
Lagi-lagi Maura, harus kecewa di buatnya.
Fajar sudah tak peduli dengan siapa dia harus pulang dan menikmati malam, kepalanya benar-benar pusing tak tertahankan malam itu.
***
Rumah Pak Angga.
Sesampainya di rumah, Reza lekas membawa Fajar, ke dalam kamarnya, rumah dalam kondisi sepi karena memang tak banyak penghuni di sana dan rumah dalam ukuran yang teramat sangat luas.
Tok..tok...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Jingga, yang kala itu sedang menunggu kedatangan suaminya.
“Astaga apa yang terjadi?”, tanyanya kala melihat Fajar, yang berjalan sempoyongan dengan di papah oleh Reza.
“Tuan muda, sedang mabuk nona”, jawabnya singkat.
Dengan sigap Jingga, mempersilahkan pada Reza untuk membawanya masuk dan menidurkan Fajar, di atas kasurnya. Jingga begitu panik, sepanjang usianya yang sudah menginjak dua puluh tahun, ini adalah pengalaman pertama melihat seorang dalam keadaan mabuk.
“Saya permisi nona”, pamit Reza undur diri.
Jingga bingung harus berbuat apa, berada satu kamar dengan pria yang sedang tak sadarkan diri di bawah pengaruh minuman alkohol.
Panik dan gemetaran menjadi satu.
Perlahan Jingga, mendekati suaminya, membuka sepatu yang melekat pada kakinya lalu membukanya, kemudian menyimpan di antara jajaran koleksi sepatu mahal suaminya.
“Astaghfirullah”. Jingga menutup hidung dengan jari, kala mendekat pada suaminya, bau alkohol begitu menyeruak rasanya sungguh tak tertahankan dan membuatnya ingin muntah saat itu juga.
Jingga menahan sekuat tenaga.
Jingga mengambil selimut yang ada di kamar itu, hendak memakaikan pada Fajar suaminya. Sekilas Jingga tertegun kala melihat wajah suaminya. Tuan Fajar begitu tampan, hidungnya mancung, alisnya tebal, kulitnya putih dengan memiliki garis rahang yang tegas. Tubuhnya sempurna tak ada cela.
“Siapakah aku”, ucapnya dalam hati, yang lekas sadar akan statusnya yang hanya sebagai istri tak di anggap.
Tangannya meraih selimut dan memakaikan pada sang suami.
Sementara itu, Fajar yang merasakan tubuhnya gerah mulai membuka matanya dan begitu kaget, kala melihat ada wanita di depannya.
Samar-samar mata Fajar, menatap lekat wajah wanita di depannya mencoba memastikan dengan sepenuh ingatannya siapa wanita yang ada di depannya itu.
“Kamu siapa? ngapain ada di kamarku?”, teriaknya dengan membuang selimut tersebut ke sembarang arah.
Jingga begitu ketakutan, dengan perlakuan Fajar malam itu.
“Oh iya kamu Jingga kan? Wanita pilihan Papa untuk jadi istriku, wanita matre, upik abu yang sedang bermimpi untuk menjadi seorang ratu dalam istana ini”.
Jingga mundur dari tempat ia berdiri sekarang, sebisa mungkin menahan butiran bening agar tak jatuh membasahi pipinya. Sungguh hati Jingga teramat sangat sakit kala mendengar tuduhan suaminya.
Ingin rasanya ia berteriak pada semesta.
“Apa salahku harus berada dalam posisi ini? Menikah, bahkan dengan orang yang sama sekali tak aku kenal, tak memberikan kesempatan padaku untuk memberikan sebuah jawaban”.
Fajar bangkit dari tidurnya, dan mulai berjalan mendekati Jingga.
“Kau upik abu sini”, teriaknya dengan menarik satu tangan Jingga, dengan sangat kasar lalu menghempaskan di atas kasur.
Senyumnya sungguh sangat menakutkan, seakan ingin menerkam Jingga malam itu.
“Layani aku sekarang!”. Perintahnya dengan tubuh yang mulai mendekat pada Jingga.
Jingga semakin ketakutan di buatnya, seharusnya ini memang sudah menjadi kewajibannya, tapi ia tak ingin melakukannya dalam kondisi seperti ini. Jingga hanya ingin melakukan ketika mereka sama-sama saling menerima keadaan yang ada di antara mereka berdua.
Fajar semakin mendekat.
Semakin dekat.
Jingga menutup matanya membayangkan sesuatu hal buruk ada di depan matanya.
Bruk...
Fajar terjatuh tepat di atas kasur, dalam posisi tengkurap.
Kesadaran Fajar belum kembali sepenuhnya masih dalam pengaruh alkohol, ia tak berani bergerak sedikitpun untuk menggeser posisinya, hingga beberapa saat kemudian ia mendengar dengkuran halus dari fajar yang menunjukan jika pria itu sudah tertidur.
Jingga beranjak dari ranjangnya perlahan, memperbaiki bajunya dan mencoba menghirup udara sebanyak yang ia mampu. Kejadian baru itu membuat tubuhnya bergetar hebat sangat ketakutan.
Perlahan Jingga melangkahkan kakinya keluar dari kamar, untuk mengambil minum untuknya dan juga suaminya.
.
.
.
.
.
Semua ini salah kamu Mas, yang memaksakan kehendak mu, untuk menikahkan Fajar dengan wanita upik abu itu, lihat sekarang Fajar kembali mabuk-mabukan padahal sudah lama sekali ia meninggalkan dunia malam itu!”. suara Mama mertuanya dengan begitu lantangnya mengejutkan Jingga, yang sedang berada di dapur untuk mengambil minum.
Tangannya semakin gemetaran, hampir saja gelas dalam genggamannya jatuh ke lantai.
“Kalaupun memang Fajar harus di jodohkan, kenapa harus dengan Jingga seorang upik abu yang tak tau asal usulnya dengan jelas, apa Papa pikir Jingga layak berada di tengah-tengah keluarga kita? Hem!”.
DEG
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, komen dan subscribe teman-teman 😊