Baru sebulan terikat oleh tali kasih pertunangan dengan pria yang selalu Ayasha panggil Om Rafael, pupus seketika di saat tunangannya berbagi peluh dengan wanita lain. Hancur berkeping-keping hati Ayasha, kecewa dengan pria yang masih saudaranya, ternyata Om Rafael sudah menjalin hubungan spesial dengan sekretarisnya, Delia.
"Aku cinta dan benci dirimu, Om Rafael. I will FORGETTING YOU forever!" teriak Ayasha menahan gejolak emosinya.
"Begitu susahnya aku untuk meminta maaf padamu, Ayasha!" gumam Rafael menatap kepergian Ayasha.
Melupakan segalanya termasuk melupakan Om Rafael menjadi pilihan akhir Ayasha yang baru saja lulus SMU, disaat hatinya hancur gadis itu memilih pindah ke luar kota, dan menyelesaikan pendidikannya ke jenjang S1.
5 tahun Ayasha melupakan mantan tunangannya. Mungkinkah Allah mempertemukan mereka kembali? Jika di pertemukan kembali apa yang di rasakan oleh Om Rafael? Masihkah ada rasa di hati Ayasha untuk Om Rafael atau sudah ada pengganti Om Rafael?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Pesanan makanan sudah mulai tersaji satu persatu, dan sudah siap untuk di santap. Ayasha yang memang penggemar makanan korea, kedua netranya terlihat berbinar-binar, air liurnya hampir saja menetes ke atas piring.
“Selamat makan,” gumam Ayasha.
“Jangan lupa baca doa dulu sebelum makan,” sahut Farel, tangannya sambil memberikan sumpit dan sendok untuk gadis itu.
Hal kecil yang dilakukan oleh Farel, tak luput dari padangan Rafael walau Pak Wibowo dan beberapa staf yang duduknya dekat Rafael mengajaknya berbincang.
Dalam satu jam, mereka yang hadir acara makan malam tampak menikmati makanan sembari berbincang santai, dan sesekali Rafael sebagai pemilik hotel memberikan motivasi dalam bekerja untuk karyawannya. Ayasha cukup menyimak saja ketika Rafael sedang mengucapkan sepatah dua katanya, tanpa harus menatap pria itu, berbeda dengan karyawan yang lain, menatap pria itu.
Di sela-sela makan, Farel memberikan kode ke Lena dan ke beberapa orang, lalu satu persatu beranjak dari duduknya termasuk Farel dan Lena dengan alasan yang berbeda. Sedangkan Ayasha sibuk menghabiskan tiga menu yang di pesannya, jadi tidak terlalu memperhatikan rekan kerjanya.
Sepuluh menit kemudian ...
“Happy birthday to you ... Happy birthday to you ... Happy birthday to Ayasha ... Happy birthday for Ayasha.”
Lantunan lagu Happy birthday membuat Ayasha terbelalak, dan refleks bangun dari duduknya dan menutup mulutnya dengan kedua tangan tangannya. Dilihatnya Farel membawa cake di hiasi lilin dua angka, dan teman-teman yang lain masih menyanyikan lagu ulang tahun.
Rafael juga turut terkejut dengan kejutan yang dibuat oleh teman-teman Ayasha. Pria itu melirik layar ponselnya tertulis tanggal 15 April, pria itu mendesah dan merutuki dirinya yang tumben lupa dengan hari lahir Ayasha. Mungkinkah karena bahagia telah bertemu dengan Ayasha? Atau karena Ayasha sudah membuat pria itu hatinya panas, hingga lupa hari lahir gadis kecilnya!
“Suprise!!” ucap serempak teman-teman Ayasha.
Ayasha sungguh terharu dengan kejutan yang dia terima malam ini, karena dirinya pun lupa dengan tanggal hari lahirnya sendiri. Sungguh ini kejutan yang sangat luar biasa.
“Tiup lilinnya ... Tiup lilinnya,” ucap teman-temannya serempak.
Pria berwajah tampan yang membawa cake tart tersebut tersenyum hangat dan mendekati Ayasha. Gadis itu pun membalas senyum hangat Farel, kemudian dia memejamkan matanya sesaat seperti sedang berdoa dalam hati, kemudian baru setelahnya meniup lilin dengan cara mengibas dengan tangannya sampai api lilin tersebut padam.
“Selamat ulang tahun Ayasha,” ucap Farel.
“Terima kasih atas kejutannya Mas Farel, aku jadi terharu,” balas Ayasha, hatinya sungguh bahagia malam ini.
Satu persatu rekan kerja Ayasha mengucapkan selamat, dan rupanya mereka juga membawa kado untuk Ayasha. Sepertinya undangan makan malam ini, acara yang sudah disiapkan oleh Farel untuk gadis yang di taksirnya, dan ternyata berhasil, karena Ayasha tampak bahagia.
Setelah semua mengucapkan selamat ulang tahun, tinggal satu orang yang tidak memberikan selamat yaitu Rafael, pria itu tampak acuh dan sibuk dengan makanannya, tapi buat Ayasha tak mengapa, namun ....
“Baiklah karena ada salah satu karyawan yang ulang tahun, maka semua makanan ini saya yang traktir. Jadi kalian semua bisa pesan lagi buat makan di sini atau di bawa pulang,” ucap Rafael, datar.
Semua karyawan yang hadir sorak bergembira, dan serempak mengucapkan terima kasih, lalu memesan makanan kembali.
Ayasha hanya bisa menatap Rafael dari kejauhan, kemudian memalingkan tatapannya.
Kenapa Ayasha sampai lupa dengan hari lahirnya? Karena ada kenangan manis di setiap hari ulang tahunnya. Setiap hari ulang tahun, orang yang pertama kali yang selalu mengucapkan adalah Rafael, dan pria itu selalu membelikannya hadiah apa pun, di saat masih kecil selalu dibelikan mainan atau boneka, di saat dia beranjak remaja dia akan dibelikan tas, baju atau sepatu, di saat dia beranjak dewasa, pria itu membelikannya hadiah yang berharga seperti laptop dan handphone. Tapi tak hanya hadiah itu saja, pria itu pasti menyempatkan waktu untuk mengajaknya pergi makan di luar. Kenangan manis bukan!
Karena itulah dia melupakan hari lahirnya, karena dia tak ingin kembali mengingat kenangan dengan pria itu.
Namun kini dan saat ini Ayasha kembali teringat akan masa lalunya, dan malam ini mereka pun kembali makan bersama di hari lahirnya akan tetapi dalam keadaan yang berbeda.
Tak terasa kedua netra Ayasha jadi berkaca-kaca, sekuat-kuatnya dia melupakan masa lalu yang berkaitan dengan Rafael, akhirnya naik ke permukaan juga.
Namun sebaliknya Rafael, dia selalu mengingat hal itu, akan tetapi selama lima tahun ke belakang pria itu merayakannya sendiri karena kehilangan kontak dengan Ayasha. Di hari yang spesial Ayasha, Rafael suka menghabiskan waktunya seorang diri untuk duduk dan makan di restoran favorit Ayasha, dan tenggelam dengan kenangan mereka berdua.
“Mas Farel, jadi mau menyatakan sesuatu ke Ayasha gak?” teriak Dian, karyawan yang duduk di samping Rafael.
Sontak Rafael kaget mendengarnya, sedangkan Farel mengibaskan tangannya, tanda dirinya malu.
“Ayo Mas Farel katanya mau mengungkapkan hatinya ke Ayasha nih,” goda teman yang lain.
“Hush ... jangan ngaco, malu ada Pak Wibowo sama Pak Rafael,” seloroh Farel, sambil mengedipkan salah satu matanya.
Farel menoleh ke Ayasha. “Jangan dengerin mereka semua, mereka bercanda ... godaiin kita aja,” gurau Farel, walau kenyataannya memang ingin mengungkapkan hatinya ke Ayasha, akan tetapi ada petinggi hotel, jadi terpaksa menundanya.
Ayasha terlihat biasa saja namun tersenyum tipis, dan tidak menganggapnya serius justru ikutan bercanda. Tapi buat Rafael itu bukan hal bercanda semata, karena Rafael bisa melihat jika Farel memang menyukai Ayasha.
...----------------...
Jam 21.00 wib.
Acara makan malam telah usai, sesuai ucapan Rafael, tagihan makan malam telah di bayar oleh Rafael, bukan Farel yang membayar.
Satu persatu rekan kerja Ayasha sudah pamit pulang, sedangkan Farel yang ingin mengantar Ayasha sudah di tolak oleh gadis itu karena temannya Amelia akan menjemputnya, setelah sempat menghubunginya melalui ponsel Lena, karena ponsel miliknya mati.
“Beneran kamu tidak mau aku anterin, ini udah malam banget loh?” tanya Farel ke sekian kalinya, sebelum pria itu menghampiri mobilnya.
“Iya Mas Farel, aku udah janjian sama Amel ... akan menjemputku. Oh iya Mas Farel, terima kasih atas kejutan malam ini,” ucap Ayasha tulus.
“Sama-sama, aku senang kalau kamu bahagia, Ayasha, tapi sayangnya yang traktir malah Pak Rafael,” jawab Farel.
“Iya Mas Farel.”
Rafael tidak bareng dengan Pak Wibowo, pria itu meminta Satya menggunakan mobil hotel untuk menjemputnya, agar Pak Wibowo bisa langsung pulang, dan sudah tentunya di saat menunggu jemputan Rafael memperhatikan Ayasha dengan Farel , hingga pria itu pamit pulang.
Sekarang tinggallah mereka berdua di luar restoran, sama-sama menunggu jemputan. Kedua tangan Ayasha tampak repot dengan menjinjing kantong besar yang berisikan kado, tangan besar pria itu meraih salah satu kantong tersebut dari tangan Ayasha, ketika mendekati gadis itu.
“Eh ...,” Ayasha sejenak kaget.
“Aku hanya ingin membantu membawanya saja,” ucap Rafael dingin.
“Tidak perlu, aku bisa membawanya sendiri,” balas Ayasha, berusaha meraih kantong plastiknya dari tangan pria itu, namun Rafael menjauhkannya agar tak bisa di raih oleh Ayasha. Gadis itu masih saja berusaha meraih kantong plastiknya dari tangan kanan Rafael.
Cincin itu! Kenapa masih ...
Sekilas Ayasha melihat cincin yang melingkar di jari manis Rafael, cincin yang sangat di kenalnya, dan hal itu membuat Ayasha berhenti untuk meraih kantong plastiknya. Dari pada bersentuhan dengan Rafael, terpaksa Ayasha membiarkannya saja.
Gadis itu kembali menjaga jaraknya dan dia menghiraukan tatapan Rafael, dia lebih memilih mengamati jalan raya, siapa tahu kedatangan Amelia sudah kelihatan.
“Ayasha, selamat ulang tahun,” ucap Rafael, datar.
Gadis itu hanya bergumam tanpa menoleh atau menatap pria yang masih berdiri di sampingnya. Pria itu mendesah kecewa tak menyangka dirinya kembali di acuhkan oleh Ayasha.
“Sepertinya Farel sangat menyukaimu, dan kayaknya kamu banyak penggemarnya laki-laki juga ya!” ucap sinis Rafael.
“Kalau iya pun, itu bukan urusan seorang Atasan!” balas Ayasha ketus.
“Ini sudah malam, aku antar kamu pulang.”
“Tidak perlu, aku tak butuh di antar pulang,” jawabannya masih ketus dan tanpa menatap wajah Rafael.
Untungnya tak menunggu lama, ada motor yang berhenti pas di depan mereka berdua. Pengendara motor itu pun melepaskan helmnya lalu turun dari motornya. “Ayasha ayo pulang,” ajak Amelia.
Amelia melirik pria yang berada di samping Ayasha. “Astaga Ayasha, lo sama Om Rafael, ngapain lo berdua sama suami orang, ayo pulang! Jadi cewek harus punya harga diri apalagi sama mantan tunangan lo ... gak usah dekat-dekat lagi!” celetuk Amelia sengaja suaranya agak tinggi biar terdengar oleh Rafael, lalu tak lama Amelia menarik lengan Ayasha.
Suami orang ... batin Rafael.
Rafael agak kaget melihat kedatangan Amelia yang selama ini dia kenal sebagai teman sekolahnya Ayasha, ternyata ada di Yogyakarta juga.
Tanpa berpamitan dengan Rafael, gadis itu meninggalkan pria itu dan melupakan kantong yang di pegang oleh Rafael. Pria itu juga baru menyadari jika dia masih menjinjing kantong milik Ayasha, namun sayangnya gadis itu sudah menghilang. Lagi dan lagi pria itu hanya bisa meraup wajahnya dengan kasar.
...----------------...
Di saat seseorang berusaha melupakan kenangannya, namun akan ada saja hal-hal yang akan memicu kenangan itu kembali hadir di ingatannya. Berdamailah Ayasha dengan kenangan itu ...
Rafael menatap gelapnya malam, dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar masuk ke paru-parunya yang terasa amat menyesakkan. Tak bisa dipungkiri dia merindukan senyuman gadis itu yang selalu ada buat dirinya, dan kini tak ada untuknya.
"Kenapa hatiku sangat sakit, aku yang mengakhiri ikatan kita, namun kenapa ada rasa tak rela dan sakit jika kamu dekat dengan pria lain! Inikah hukuman untukku yang telah menyia-nyiakan jodoh dari mama dan papa," gumam Rafael bermonolog.
bersambung ...
meski saya enggak suka baca novel yg on going.... jadi yg saya baca yg sdh tamat tamat