Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penting Bagiku
"Salam kami nyonya rumah" ucap selir Aria dan putrinya Eli Su ketika tiba di kediaman nyonya rumah.
Mendengar hal itu nyonya rumah pun berkata "duduklah, bagaimana kabar kalian selama kepergian ku?".
Selir Aria pun menjawab "kabar kami baik nyonya, hanya saja kami kemari ingin membahas kabar tidak baik yang kami dengar mengenai nona pertama".
"kebetulan kami juga sedang membahas hal itu bu" ucap Bryn Su pada selir Aria, Bryn Su memanggil ibu kandungnya dengan sebutan ibunda sedangkan selir ayahnya yang lain dengan sebutan ibu.
"Selir Aria jika boleh kami ketahui gosip apakah yang telah kalian berdua dengar mengenai nona pertama?" tanya nyonya rumah dengan raut wajah sedikit khawatir.
"Nyonya saat saya keluar kediaman untuk pergi berbelanja tanpa sengaja saya mendengar orang-orang di pasar mengatakan jika nona pertama telah gila hingga merusak wajahnya sendiri, dan hal itu terjadi karena pernikahannya dengan putra mahkota telah dibatalkan, bahkan saat ini nona pertama di panggil dengan julukan sampah si buruk rupa" ucap selir Aria dengan penuh kesedihan, sebab dia telah menganggap Maeli Su sebagai putrinya sendiri.
Eli Su yang mendengar hal itu pun lanjut berkata "Bukan hanya itu ibu, kakak juga menjadi bahan tertawaan para wanita muda yang belum menikah dan menjadi hinaan bagi para pria yang siap menikah.
Mendengar hal itu seketika raut wajah nyonya rumah berubah menjadi begitu masam "Siapa yang telah menyebarkan berita busuk itu, sungguh keterlaluan apakah dia berharap agar anakku itu tidak bisa menikah kedepannya".
"Sungguh ini benar-benar kelewatan ibunda, bagaimana masa depan kakak, jika aku mengetahui siapa dalang di balik hal ini tentu aku tak akan bersikap lembut sedikit pun" ucap Bryn Su sembari mengepalkan tangannya dengan sangat kuat karena harus menahan gejolak amarah di hatinya.
Tok... Tok... Tok...
Bunyi pintu yang di ketuk, dan masuklah seorang pelayan dari kediaman tuan besar.
"Salam kepada nyonya, Selir Aria, tuan muda dan nona ketiga" ucapnya sembari membungkukkan badan.
"Berdirilah" ucap nyonya rumah dan langsung berkata "Apakah ada sesuatu yang penting sehingga ketua pelayan di kediaman tuan datang kemari?"
Pelayan itu pun berkata "Maaf nyonya, tuan besar memerintahkan saya untuk memanggil seluruh keluarga selain nona pertama untuk berkumpul di ruang keluarga, karena akan menyambut kedatangan pangeran mahkota yang akan mengantarkan sebagian mas kawin untuk nona ke dua".
"Baiklah kami akan segera kesana" jawab nyonya rumah dan di perjalanan dia pun membatin "Sepertinya gosip buruk yang beredar ini ada hubungannya dengan kau dan putri mu selir Zia Le, dasar wanita ular tunggu saja cepat atau lambat kau akan merasakan akibatnya, beraninya kau mengusik orang yang penting bagiku".
Sesampainya di kediaman utama seluruh anggota keluarga pun telah berkumpul, tak berselang lama pangeran dan rombongannya pun memasuki ruangan itu.
"Hormat kami pada putra mahkota" ucap mereka serentak sembari membungkukkan badan.
Putra mahkota pun menjawab "berdirilah tak usah sangkan sebentar lagi kita semua akan menjadi keluarga ".
Mereka pun berdiri lalu mengambil tempat masing-masing yang telah disediakan, lalu melanjutkan dengan acara pengantaran sebagian mas kawin hingga selesai.
Sebagian mas kawin itu terdiri dari kain sutra, lukisan, perhiasan dan bahkan ratusan koin emas.
***
Sedangkan di tempat lain di kediaman Maeli Su dia baru saja berada di tingkat akhir grand master dan sedang berusaha menembus tingkat lagi, tetapi apa yang diinginkannya tidak terwujud sehingga dia harus berusaha lebih keras lagi, karena hal itu tato setangkai mawar yang berada di keningnya menjadi dua warna yaitu warna kuning kehitaman.
Dengan waktu yang tersisa dua hari lagi dia pun melanjutkan berendamnya sembari melatih dirinya, dia sangat senang dengan perubahan yang dialaminya saat ini, namun dia tak merasa puas sebab masih ada waktu dua hari lagi dan dia tak mau terlena sehingga membuatnya berhenti di tengah jalan.
***
Hari ini hari ke enam Maeli Su berendam, namun tanpa sepengetahuannya dia telah di lamar oleh pangeran ke tiga yang merupakan anak angkat kaisar.
Pangeran ketiga merupakan anak dari kakak perempuan kaisar yang telah meninggal, karena sayang akan anak kakaknya itu kaisar pun mengangkatnya menjadi anaknya.
Pangeran ketiga terkenal sangat hebat di medan perang sehingga dia menjadi panglima perang termuda selain itu dia juga memiliki pasukan yang bergerak dibawah komandonya saja.
Kediaman keluarga Su dikejutkan atas datangnya dekrit lamaran kaisar untuk nona pertama keluarga Su tersebut, dekrit tersebut datang bersamaan dengan datangnya pangeran ketiga.
Karena janji Roy Su kepada putrinya Maeli Su untuk memilih sendiri laki-laki yang akan menikahinya maka dia pun tak bisa menerima dekrit kaisar tersebut.
Mendengar hal itu awalnya pangeran ketiga murka, namun setelah mengetahui alasan di balik penolakan itu dia pun tersenyum dan berkata "Baiklah paman Su aku akan berusaha mendapatkan hati putri pertama dikediamanmu ini dan aku juga ingin menikah dengannya karena dia yang memilih ku".
Mendengar ucapan pangeran ketiga selir Zia Le langsung berkata "Maaf yang mulia pangeran ketiga, bukan saya ingin menjelek-jelekkan nona pertama tapi yang saya dengar nona pertama memiliki reputasi yang buruk diseluruh kalangan masyarakat".
Perkataan selir Zia Le itu membuat tuan besar, nyonya rumah dan selir Aria pun geram, karena selir Zia Le telah mempermalukan Maeli Su di depan orang lain.
"Aku tak masalah dengan reputasinya yang buruk, aku hanya ingin menikahinya dan menjadikannya nyonya rumah sekaligus wanitaku satu-satunya" jawab pangeran ketiga dengan penuh ketulusan. Setelah itu pangeran ketiga pun berpamitan untuk kembali ke istana karena ada urusan mendesak yang harus dibicarakan dengan kaisar.
Sepeninggalan pangeran ketiga, tuan besar pun murka dengan suara meninggi dia berkata "Selir Zia Le jangan coba-coba melampaui batas mu" setelah berucap demikian tuan besar pun pergi meninggalkan ruangan itu bersama dengan nyonya rumah yang mentapnya dengan sinis.
Tinggallah selir Zia Le dan selir Aria di ruangan itu. Karena kedatangan pangeran ketiga yang sangat mendadak, menyebabkan semua anggota keluarga tak dapat berkumpul sebab mereka sudah pergi untuk melakukan kegiatan masing-masing.
"Selir Zia Le, aku tau kau tak menyukai nona pertama tapi bukan berarti kau boleh merendahkannya, jangan lupa dengan status mu yang berada di bawahnya seharusnya seorang selir harus hormat kepada keturunan keluarga apalagi nona keturunan dari istri sah" ucap selir Aria dengan nada merendahkan.
Selir Zia Le yang mendengar hal itu pun geram dan berkata "Apa salahnya jika aku mengatakan kebenaran bukankah itu lebih baik, dari pada kediaman kita malu kedepannya hanya gara-gara sampah buruk rupa itu"
Selir Aria yang mendengar hal itu pun tertawa dan tersenyum mengejek "Selir Zia Le kau tak pantas berbicara soal kebenaran dengan ku, karena kau tau sedalam apa aku mengetahui kebusukkanmu dan juga Kebusukkan seluruh keluarga mu ditambah lagi dengan putri tertua mu".
Dengan amarah yang memuncak selir Zia Le pun pergi meninggalkan selir Aria dengan tergesa-gesa hingga sesampainya di kamar, dia menampari para pelayan satu persatu untuk meluapkan amarah yang sedari tadi di tahannya.
**
Kebusukkan apa yang di lakukan selir Zia Le dan keluarganya?
Ikuti terus ceritanya ya 😊
Salam hangat dari EL